Pernahkah kamu mendambakan kemampuan super, seperti membaca pikiran orang lain? Namun, bagaimana jika kemampuan super tersebut ternyata memang dapat dikembangkan oleh setiap individu manusia?
Melansir dari Bright Side, pikiran terkadang dapat diterjemahkan atau dibaca melalui body language. Atau istilahnya, apa yang tampak secara kasat mata besar kemungkinan merupakan pancaran dari apa yang terpendam di dalam diri kita, seperti pikiran.
Namun, tidak semua orang cukup peka dan lihai dalam membedakan body language yang benar dan tidak sehingga kemampuan untuk menebak pikiran pun dapat gagal. Untuk itulah, Popbela sengaja merangkum 7 trik psikologi untuk membaca pikiran orang lain hingga mampu menebaknya!
1. Ikuti pergerakan mata lawan bicara
Sebuah ungkapan umum menyebut, "Cukup perhatikan mata seseorang dan kamu akan melihat dunianya." Benar sekali! Kedua bola mata seseorang cenderung tidak dapat menyembunyikan kebenaran yang ada, atau spesifiknya sulit untuk berbohong.
Melansir dari Bright Sice, apabila seseorang melihat ke kanan dan lurus ke atas, mereka cenderung berbohong karena sedang mengaktifkan imajinasi dan meninggalkan memori. Namun, jika mereka melihat ke kiri dan ke bawah maka mereka sedang mengingat fakta.
2. Kebiasaan mengangguk secara berlebihan
Ketika berhadapan muka dengan seseorang, kamu pasti cukup penasaran dengan apakah topik pembicaraan yang sedang kamu bawakan benar-benar disukai atau tidak. Tahukah kamu? Hal tersebut dapat kamu sadari melalui kebiasaan seseorang mengangguk.
Dari body language, seseorang yang mengangguk berulang kali atau berlebih, besar kemungkinan tidak terlalu tertarik. Pasalnya, mereka cenderung meragukan kemampuan untuk benar-benar mengikuti petunjuk sehingga memutuskan untuk banyak mengangguk.
3. Mengidentifikasi senyuman palsu
Sebagian besar dari kita akan merasa tersanjung apabila berhadapan muka dengan orang yang suka tersenyum. Akan tetapi, sadarkah kamu? Senyuman tidak selamanya menjadi patokan bahwa seseorang benar-benar bahagia atau menyukaimu, lho!
Yup, orang dapat secara sengaja maupun terpaksa memaksakan senyuman mereka karena alasan tertentu. Namun, kamu bisa mengidentifikasinya melalui kerutan. Apabila tidak terlihat kerutan pada permukaan wajah lainnya saat seseorang tersenyum, besar kemungkinan orang tersebut memasang senyuman palsu.
4. Kecenderungan seseorang mengatupkan rahang
Bagaimanapun juga, hidup tidak akan pernah mungkin bisa lepas dari rentetan masalah yang akan terus bermunculan. Terkadang, kamu dapat menghadapinya dengan lapang dada. Namun, tidak jarang masalah-masalah tersebut menyebabkan stres.
Nah, rahang yang terkatup nyatanya menjadi tanda seseorang stres, lho. Yup, apabila seseorang terbiasa mengatupkan rahangnya baik saat sedang seorang diri maupun ketika bersosialisasi, kemungkinan besar ada rentetan pikiran di otaknya yang membuat stres.
5. Ekspresi yang sebenarnya dipaksakan
Menjalani usia dewasa menyadarkanmu bahwa hidup tidak dapat mengikuti kemauanmu. Termasuk ketika kamu ingin menangis ataupun cemberut begitu saja. Tuntutan hidup, pekerjaan dan lainnya yang meliputi kegiatan sosial, memaksa kita untuk mengubah ekspresi tertentu sehingga emosi yang sesungguhnya pun tertutupi.
Namun, tahukah kamu? Selalu ada celah untuk dapat mengidentifikasi emosi seseorang dari ekspresi wajah yang dipaksakan sekalipun. Apabila satu sisi wajah seseorang lebih aktif daripada yang lain, maka ekspresi tersebut hanyalah topeng belaka. Kemudian kamu dapat menduga emosi sesungguhnya dari kebalikan ekspresi.
6. Perhatikan posisi telapak tangan
Sebagian besar dari kita pasti memiliki kebiasaan yang sama, seperti berbicara sambil menggerakkan tangan begitu saja, bukan? Siapa yang menyangka bahwa kebiasaan tersebut dapat memperlihatkan clue mengenai pikiran seseorang.
Melansir dari Bright Side, apabila tangan seseorang bergerak dengan telapak tangan menghadap ke atas, maka mereka cenderung menyarankan atau menanyakan. Berbeda jika tangan menghadap ke bawah, mereka cenderung menuntut seeuatu.
7. Jarak tubuh seseorang dengan yang lainnya
Social distancing memang sangat dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu seperti pandemi. Namun, protokol kesehatan dapat membantu seseorang untuk tetap berinteraksi sesuai dengan keperluan yang dianggap penting. Dari sinilah, kamu dapat menebak pikiran orang.
Apabila orang yang kamu hadapi cenderung mundur ketika kamu mendekat, maka orang tersebut kemungkinan memikirkan sesuatu yang tidak nyaman mengenai hubungan kalian. Berbeda jika tidak ada indikasi yang memberi jarak satu sama lain, orang tersebut kemungkinan memandang hubungan kalian berdua sebagai hal yang positif.
Jadi, bagaimana, Bela? Apakah kamu sudah mulai bisa menebak pikiran orang-orang yang baru saja kamu temui beberapa waktu lalu?