Selamat pagi Bela, kamu baru saja terbangun dari tidurmu. Atau, kamu sebenarnya membuka tautan artikel ini di malam hari sebelum membaringkan tubuh dan terlelap dalam tidur. Manapun itu, kamu pasti memiliki pertanyaan seputar proses tidurmu, bukan?
Sebagai contoh, mengapa orang bermimpi dan kemudian, sulit untuk mengingat setiap detail yang sebelumnya ia mimpikan? Begitu juga dengan hal-hal aneh seperti ketindihan yang membuatmu berpikir, apakah kejadian tersebut berhubungan dengan hal mistis?
Good news! Selain jawaban dari dua pertanyaan barusan, kamu akan menemukan setidaknya lima jawaban seputar tidur yang perlu kamu ketahui. Misteri pun terungkap!
1. Mengapa seseorang cenderung melupakan mimpinya?
Mimpi sudah menjadi salah satu hal yang sangat melekat dalam kehidupan manusia. Selain mimpi mengenai cita-cita di masa depan, kamu tentu cukup familiar dengan mimpi yang seringkali terbayangkan ketika kamu terlelap dalam tidur yang begitu nyenyak.
Tahukah kamu? Melansir dari The Infographic Show, beberapa studi membuktikan bahwa 12% orang hanya mengalami mimpi dalam wujud hitam-putih layaknya film lawas. Meski beigtu, Sleep Health Fondation menjelaskan bahwa mimpi cenderung terstruktur.
Hal tersebut dikarenakan adanya hubungan antara mimpi dengan pikiran yang bersifat jelas dan terorganisir. Sayangnya, sebagian besar melupakan setidaknya 90% detail dalam mimpi, akibat tidak adanya koneksi antara bagian otak yang mengontrol fakta dan mimpi.
2. Apa yang sebenarnya terjadi saat seseorang ketindihan?
Hidup penuh dengan misteri. Terbukti dari beberapa kejadian aneh seperti, ketindihan atau kondisi ketika seseorang tiba-tiba terbangun dari tidurnya, namun tidak dapat bergerak sama sekali dengan adanya perasaan tubuh tertahan oleh sesuatu.
Sebagian besar orang yang mengalami kejadian aneh tersebut pun menduga bahwa hal-hal mistik merupakan dalang di balik kondisi tersebut. Padahal, tahukah kamu? Secara medis, fenomena tersebut merupakan bagian dari kelumpuhan tidur yang kerap terjadi.
Melansir dari Medical News Today, kondisi tersebut dikenal dengan istilah hipnopompik atau postdormital. Ia terjadi akibat tahapan fase tidur yang terlewatkan oleh alam bawah sadar sehingga menyebabkan gangguan gelombang otak dan halusinasi sesaat.
3. Mampukah seseorang tidak tidur sama sekali?
Sebagian besar orang mengalami gangguan tidur. Sebut saja, insomnia yang dibuktikan mencapai 10-30% hingga 50-60% pada tingkat global berdasarkan studi pada National Center for Biotechnology Information. Kamu tentu kerap mengalami hal serupa, bukan?
Namun, pernahkan terbayangkan jika seseorang mengalami kecenderungan tidak tidur sama sekali atau yang disebut dengan istilah deprivation. Melansir dari The Infographic Show, kondisi tersebut menyebabkan beberapa gangguan mental dan fisik berikut:
- Pada periode 24 jam pertama, timbul perasaan cranky dan anxious
- 48 jam selanjutnya, keadaan menjadi sangat fatigued
- Dalam waktu 72 jam ke depan, situasi memburuk hingga mengalami paranoid
Dari situ, kamu akan mengalami kesulitan untuk konsentrasi dan beraktivitas. Tentu, keadaan fisikmu ikut melemah sehingga mustahil untuk mempertahankan kondisi fisik yang prima tanpa tidur sama sekali. Bahkan, it can lead to death, lho!
4. Apakah sleepwalking berbahaya?
Berbicara mengenai gangguan tidur atau sleep disorders, kamu pasti cukup familiar dengan isu terkait sleep walking atau kondisi saat seseorang melakukan kegiatan berjalan dalam keadaan tidur. Menurut dunia medis, kegiatan pun tidak terbatas sekadar berjalan.
Hal tersebut membuahkan kecemasan terkait potensi bahaya yang bisa saja terjadi pada penderita sleepwalking maupun orang-orang di sekitarnya. Tanpa adanya kesadaran, penderita tentu dapat melakukan hal-hal yang bersifat merugikan dan membahayakan.
Terbukti dari sebuah kasus di Inggris pada 2005, ketika seorang perempuan mengalami sleep walking dan berjalan ke atas puing-puing bangunan. Beruntungnya sebelum dirinya terjatuh, para petugas di tempat sudah menyelamatkannya.
5. Mengapa orangtua mendorongmu untuk tidur siang?
Bernostalgia ke masa kecil, kamu pasti cukup ingat dengan momen ketika ibumu terus mengingatkanmu untuk tidur siang dan kamu pun melakukannya. Di usia muda, kamu akan merasa tidur siang tidak penting, namun seiring bertambahnya usia, nantinya kamu akan kembali menginginkan tidur siang di sela waktumu.
Tidur siang nyatanya dinilai sangat bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental, tepatnya meningkatkan daya konsentrasi dan menekan tingkat stres. Hal tersebut dikonklusikan oleh sebuah studi NASA sebagaimana melansir dari The Infographic Show.
Nah, untuk melakukannya, NASA menyarankan agar setiap individu mengambil waktu tidur siang selama 26 menit. Khususnya ketika kamu mengalami rasa kantuk dan kelelahan di siang hari bolong, tidur siang akan mengoptimalkan kembali daya konsentrasi.
Jadi, kamu sudah cukup paham dengan proses tidurmu, bukan?