Perbedaan 3 Tradisi Natal Kristen Katolik, Ortodoks, dan Protestan

Ada yang merayakan Natal di luar tanggal 25 Desember, lho!

Perbedaan 3 Tradisi Natal Kristen Katolik, Ortodoks, dan Protestan

Kelahiran Yesus Kristus adalah inti perayaan Natal yang membawa kebahagiaan bagi umat Kristiani dan diyakini sebagai manifestasi kasih Allah yang begitu besar bagi dunia. Rasa syukur pun diabadikan dalam tradisi perayaan dan ibadah secara turun-temurun.

Menariknya, tradisi Natal memiliki ragam keunikan, tergantung pada denominsasi Kristen yang dianut, yakni Kristen Katolik, Ortodoks, dan Protestan. Masing-masing menghadirkan nuansa perayaan yang khas dalam menggambarkan makna dan esensi Natal dalam Yesus Kristus.

Nah, untuk lebih memahami perbedaan di antara tradisi-tradisi Natal Kristen, Popbela sudah merangkumnnya di bawah ini. Eits, jangan lewatkan bonus ulasan sejarah  denominasi Kristen yang dapat memperkaya wawasanmu. Salam toleransi, Bela!

Sejarah denominasi Kristen: Katolik, Ortodoks, dan Protestan

Dalam sejarah Kristen, gereja perdana berkembang sebagai sekumpulan orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus, dibaptis, dan hidup di zaman setelah kebangkitan Yesus Kristus. Mereka pun mengadakan ibadah dengan berkumpul di rumah-rumah pribadi.

Namun, seiring berkembangnya zaman, kekristenan pun semakin meluas dan istilah “Gereja Katolik” muncul. Barulah pada 1054, Schism Timur-Barat terjadi, mengakibatkan pembagian Gereja Katolik Barat dan Gereja Ortodoks Timur.

Sementara itu, Reformasi Protestan mulai berkembang sejak 1517 ketika Martin Luther menempelkan 95 theses di pintu Gereja Kastle di Wittenberg, Jerman. Gerakan ini cukup mengguncang fondasi Gereja Katolik hingga melahirkan denominasi Protestan.

Dari situlah, lanskap Kristen kian berkembang dengan keragaman teologis dan liturgis yang penuh warna. Tidak heran, kesatuan umat Kristiani yang beragam memunculkan berbagai tradisi Natal yang terus dilestarikan hingga zaman modern saat ini.

1. Tradisi Natal Katolik

Perbedaan 3 Tradisi Natal Kristen Katolik, Ortodoks, dan Protestan

Keindahan dan kekhusyukan dalam merayakan Natal sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas seluruh umat Katolik di dunia. Manifestasinya tercermin melalui ibadah Misa Malam Natal pada 24 Desember dan Misa Natal sendiri pada 25 Desember di gereja Katolik. 

Keduanya terangkai dalam susunan liturgi yang umumnya melibatkan ritus pembuka, liturgi sabda, liturgi ekarisi, komuni, dan ritus penutup. Namun, keelokan sejati terpancar melalui prosesi lilin hingga nyanyian paduan suara yang memukau. Semuanya melekat dalam kehangatan rohaniah yang tertuju pada peringatan akan kelahiran Yesus Kristus.

2. Tradisi Natal Ortodoks

Berakar dari Injil yang diterima para rasul, gereja Ortodoks menghormati makna dan esensi Natal sebagai peringatan akan kelahiran Yesus Kristus sebagai Mesias dan Juruselamat dunia. Namun, waktu perayaan mengikuti penanggalan Gregorian yang jatuh pada 7 Januari.

Menariknya, antusiasme umat Ortodoks membangkit sejak jauh-jauh hari dengan melakukan rangkaian tradisi rohaniah. Salah satunya adalah ibadah Puasa Kelahiran Suci selama enam minggu, yakni menjalankan pola makan vegan dari tanggal 25 November sampai 6 Januari.

Barulah pada malam Natal, ibadah puasa pun berakhir dan dapat dilanjutkan dengan perjamuan secara tradisional. Eits, perjamuan dapat mulai dijalankan setelah kemunculan bintang pertama. Sungguh, tradisi Natal yang penuh khidmat dan kebersamaan, ya!

3. Tradisi Natal Protestan

Dalam ketakwaannya pada Firman Tuhan, Kristen Protestan mewujudkan perayaan Natal pada 24-25 Desember melalui pendekatan alkitabiah yang mendalam, tetapi sederhana. Tidak lupa, kerja sama antarjemaat menjadi pilar yang penting dalam memanifestasikannya. 

Itulah mengapa, susunan liturgi cenderung bersifat tidak mengikat dan melibatkan para jemaat yang sama-sama bersekutu. Dengan kata lain, kebebasan dalam menentukan gaya ibadah hingga memilih salah satu tanggal atau tanggal lain sekali pun adalah baik.

Namun, kebebasan tersebut tidak serta-merta membuang keyakinan pada Firman Tuhan dan makna Natal. Justru pendekatan alkitabiah menuntut agar ibadah perayaan Natal tetap berfokuskan pada kelahiran Yesus Kristus sebagai Mesias dan Juruselamat dunia.

Memang terlihat perbedaan yang signifikan dalam merayakan ibadah Natal, ya! Meski begitu, keyakinan terhadap Yesus Kristus menyatukan setiap bagian denominasi Kristen. Ingat, layaknya Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua, Bela!

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved