Dalam iman Kristiani, peristiwa turunnya Roh Kudus ke dunia membekali seluruh orang percaya untuk mengalami pembaharuan dalam Yesus Kristus. Hal ini ditandai dengan perubahan diri menjadi manusia baru yang mencerminkan karakteristik Yesus Kristus.
Adapun buah-buah Roh Kudus yang mengindikasikan pembaharuan tersebut tertulis dalam Galatia 5:22-23. Buah-buah tersebut adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Namun, apa makna yang sebenarnya terkandung dalam kesembilan buah Roh tersebut? Dan, bagaimana umat Kristen dapat menghidupi buah-buah Roh tersebut dalam menjalani kehidupan sehari-hari?
1. Kasih
Dalam Alkitab, Firman Tuhan mengajarkan bahwa Allah adalah kasih, sehingga penting bagi umat Kristen untuk menghasilkan buah Roh berupa kasih. Dalam 1 Korintus 13:8 dijelaskan bahwa kasih tidak berkesudahan dan tidak pernah berakhir layaknya pengetahuan.
Untuk menghidupinya, umat Kristen wajib menaati hukum yang terutama dalam Matius 22:37-39, yaitu mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
Adapun kasih didefinisikan dalam 1 Korintus 12:4-5, bunyinya:
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain."
2. Sukacita
Perasaan senang bersifat sementara karena perasaan itu sendiri cenderung berubah-ubah tergantung kondisi. Namun, buah Roh berupa sukacita adalah mata air kehidupan yang tidak akan membuat orang haus selama-lamanya dalam Yohanes 4:14 dan Yesaya 12:3.
Lebih lanjut lagi, Kisah Para Rasul 5:41 dan 16:23-25 menjelaskan bahwa sukacita sejati dapat mengalahkan kecemasan yang sepatutnya timbul akibat penderitaan dan sebaliknya berbahagia jika harus menderita karena kebenaran atau dalam iman Yesus Kristus.
Dengan demikian, umat Kristen diharapkan mampu merelakan diri untuk mengikuti Yesus Kristus di jalan yang sempit menuju keselamatan dan memikul salib kehidupan. Bersamaan dengan proses tersebut, Yesus Kristus menjanjikan Roh Kudus yang akan menolong.
3. Damai sejahtera
Keadaan di dunia dapat menyebabkan seseorang mengalami pergolakan emosi yang merusak batin, termasuk kekosongan. Untuk itulah, Allah memberikan damai sejahtera kepada umat manusia yang percaya dan mencari serta meminta kepada-Nya.
Yesus Kristus sendiri menyebutkan dalam Yohanes 14:27, bunyinya:
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."
Lebih lanjut lagi, Filipi 4:7 menjelaskan bahwa damai sejahtera memang sejatinya berasal dari Allah sehingga melampaui segala akal, dan dapat memelihara hati dan pikiran seseorang dalam iman terhadap Yesus Kristus.
4. Kesabaran
Dalam Firman-Nya di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai pribadi yang penyayang dan panjang sabar. Terbukti bahwa Allah memberikan banyak kesempatan bagi umat manusia untuk selamat, berbalik, dan bertobat.
2 Petrus 3:9 adalah salah satu ayat yang menyebutkan kesabaran-Nya, bunyinya:
"Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."
Dengan demikian, sudah selayaknya bagi orang percaya untuk menghidupi buah kesabaran dengan mempraktikkan kesabaran itu sendiri, yakni bersabar dan mengampuni seorang terhadap yang lain sepeti Tuhan telah bersabar dan mengampuni kesalahan kita.
5. Kemurahan
Banyak orang memahami kemurahan sebatas kelakuan manis. Padahal, kelakuan manis cenderung hanya bermakna "dapat diterima," sementara kemurahan adalah tindakan yang sejatinya berasal dari kasih Allah dan bertujuan untuk memberikan manfaat bagi orang lain.
Dengan begitu, tindakan kemurahan tidak memandang latar belakang orang lain, termasuk sejarah di masa lalu yang mungkin telah membuktikan bahwa orang tersebut telah melakukan kesalahan, menyakiti hati, tidak tahu terima kasih, dan/atau bermasalah.
Dalam Lukas 6:36, Yesus Kristus menjelaskan juga bahwa kemurahan adalah bagian dari pribadi Allah Bapa, sehingga penting bagi umat Kristen untuk mencontohi teladan-Nya. Dengan begitu, kemurahan dari Allah Bapa akan turun atas kita dalam Matius 5:7.
Ingatlah juga dalam Yakobus 1:27 bahwa ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah berkaitan dengan tindakan kasih dan kemurahan, yaitu mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, serta menjaga diri agar tidak tercemar oleh dunia.
6. Kebaikan
Tuhan adalah baik, sehingga semua yang baik datang dari Allah. Dalam Yakobus 1:17 dijelaskan juga bahwa setiap karunia yang sempurna datang dari-Nya dan karunia-karunia yang baik tersebut turun dari Bapa yang menciptakan semua cahaya di langit.
Maka dari itu, sudah sepatutnya bagi semua umat Kristen yang mengasihi Tuhan untuk menghidupi kebaikan Tuhan. Namun, perlu diingat bahwa hal-hal yang baik hanya dapat terpancar keluar apabila kondisi hati juga baik atau melekat kepada Yesus Kristus.
Dengan memancarkan kebaikan-Nya, para umat Kristen tengah memuliakan nama Allah dengan menjadi terang dan garam dunia sebagaimana tertulis dalam Matius 5:13-16.
7. Kesetiaan
Dalam 2 TImotius 2:13, Firman Tuhan menjelaskan bahwa Allah akan senantiasa berlaku setia meskipun manusia tidak berlaku setia. Mengapa begitu? Karena Allah adalah sempurna sehingga tidak mungkin Ia menyangkal Diri-Nya dan berdusta.
Namun, Roh Kudus akan memperbaharui pribadi setiap umat manusia yang percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus sehingga dapat berlaku setia dalam iman Yesus Kristus.
Kesetiaan yang dimaksud tertulis juga dalam 2 Timotius 4:7, bunyinya:
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.”
8. Kelemahlembutan
Melansir dari situs resmi Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta, kelemahlembutan adalah bentuk sikap kerendahan hati. Dengan begitu, seseorang yang lemah lembut tidak menuntut penghormatan dan tidak mudah beraksi negatif dalam menghadapi pencobaan.
Yesus Kristus, dalam karya pengorbanan-Nya, adalah contoh teladan Pribadi yang lemah lembut. Meskipun Ia menerima perlakuan negatif berupa caci maki, fitnah, aniaya, dan perlakuan tidak adil, Ia tidak membalas dan justru memberikan pengampunan.
Dalam Matius 11:29, Yesus Kristus pun memperkenalkan Diri-Nya sebagai sosok yang lemah lembut dan rendah hati sehingga Ia mampu memberikan ketenangan sejati bagi mereka yang hendak memikul kuk dan belajar daripada-Nya.
9. Penguasaan diri
Buah Roh berupa penguasaan diri bukan sekadar kemampuan untuk mengatur diri dalam rutinitas, tetapi menahan diri dari melakukan apa pun yang diinginkan oleh tubuh, sejalan dengan hawa nafsu dan perasaan yang bersifat sementara dan berubah-ubah.
Dengan kata lain, penguasaan diri adalah kemampuan bagi para umat Kristen untuk memilih hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus dan bukan keinginan daging yang merusak.
Dalam Amsal 16:32, Firman Tuhan menyebutkan bahwa, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”
Jadi, bagi kamu yang menganut agama Kristen, apakah kamu sudah merelakan hidup di bawah pimpinan Roh Kudus agar dapat menghasilkan buah-buah Roh? Dan, apakah kamu sudah berusaha untuk mewujudkan buah-buah Roh tersebut dalam keseharian?
Ingat, kamu tidak berusaha seorang diri, tetapi ada Roh Kudus yang bekerja di dalammu!