Semarak ulang tahun kota Jakarta selalu menggema pada 22 Juni setiap tahunnya. Tanggal ini dipilih dengan dasar sejarah yang kuat pada 1527 dan menjadi momen penting bagi warga Jakarta untuk merayakan identitas serta kebersamaan mereka selama ini.
Namun, apa yang sebenarnya terjadi pada 22 Juni 1527 hingga tanggal ini ditetapkan sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta? Dan, bagaimana nama Kota Jakarta terbentuk?
Melansir dari beberapa sumber, berikut adalah kronologi kejadian sejarah.
1. Penaklukan Sunda Kelapa
Bermula dari kawasan pelabuhan Sunda Kelapa, tempat ini dikenal sebagai pelabuhan utama Kerajaan Sunda berdasarkan catatan sejarah Eropa pada sekitar abad ke-16. Seiring berkembangnya zaman, pelabuhan ini pun menjadi pusat perniagaan Portugis.
Dengan maksud untuk merebutnya, Pangeran Fatahillah dan pasukannya mendatangi, menyerang, dan mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Sejak itu, peristiwa sejarah ini dikenang sebagai tonggak kemenangan penduduk Jakarta.
2. Berdirinya Kota Batavia
Kedatangan VOC Belanda pada abad ke-17 diiringi dengan pengambilalihan kekuasaan atas Jayakarta. Hal ini ditandai dengan keputusan mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, yang terinspirasi dari nama nenek moyang bangsa Belanda, yakni Batavieren.
Saat itu, Pemerintah Kolonial Belanda mengubah kota menjadi serupa dengan negara Belanda. Beberapa cerminan yang tampak adalah susunan kota yang lurus dan dipisahkan oleh kanal, serta tembok yang mengelilingi kawasan Batavia sebagai perlindungan.
Tembok tersebut turut menjadi pemisah kependudukan, denga bangsa Eropa bermukim di dalam kawasan Batavia pada 1650, sementara bangsa Tionghoa, Jawa, India, dan pribumi lainnya hanya dapat tinggal di luar tembok dan gerbang masuk Batavia.
3. Perubahan nama Djakarta
Memasuki Perang Dunia Kedua pada 1942-1945, penjajahan Jepang menguasai Indonesia dan berdampak pada pendudukan masyarakat Jepang di Indonesia, termasuk Batavia. Kawasan ini pun berubah nama menjadi Djakarta Tokubetsu Shi pada 8 Desember 1942.
Dikenal juga dengan nama Djakarta yang lebih singkat, kepemimpinan Jepang saat itu berupaya untuk menghilangkan setiap jejak kekuasaan dan pengaruh Belanda di kawasan tersebut dengan menerapkan kebijakan de-Nederlandisasi.
4. Pembentukan pemerintahan
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 turut menghilangkan nama DJakarta Tokubetsu Shi. Namun, istilah Jakarta masih belum disebutkan secara spesifik di UUD 1945 dan baru menimbulkan persoalan yang perlu ditindaklanjuti pada sekitar 1959.
Secara spesifik, upaya ini dilakukan pada Konstitusi RIS 1949 Pasal 50 ayat 1 dan UU Pemerintahan Jakarta Raya. Hasilnya, UU Darurat No. 20 Tahun 1950 mengatur pemerintahan atas Ibu Kota Jakarta dan menetapkan kedudukan Kota Jakarta sebagai daerah yang mengurus rumah tangganya sendiri.
5. Pengukuhan nama Jakarta
Melanjutkan upaya terkait Kota Jakarta, pengukuhan nama Jakarta akhirnya dilakukan pada 22 Juni 1956 oleh Wali Kota Jakarta Raden Soediro Hardjodisastro (1953-1960).
Pada tahun 1959, kotapraja di bawah kepemimpinan wali kota ini ditingkatkan statusnya menjadi Daerah Tingkat Satu di bawah pimpinan gubernur. Berdasarkan catatan sejarah, Dr. Soemarno Sosroatmodjo menjadi sosok pertama yang menjabat Gubernur Jakarta.
Inilah sejarah berdirinya Kota Jakarta serta serangkaian perubahan nama yang terjadi dari tahun ke tahun. Semoga makna perjuangan yang terkandung dalam peristiwa 22 Juni terus menggelora dan membangkitkan semangat nasionalisme dalam membangun negeri ini.