Ketertarikan penonton terhadap drama Korea mengacu pada banyak aspek, termasuk sinematografi dan visual yang memukau. Bukan hanya warna-warna selaras dan pencahayaan dramatis yang membuat drama terasa hidup, tetapi juga pengambilan gambar yang artistik.
Dalam hal ini, para penikmat drama Korea sering kali terpesona oleh penggunaan simbolisme visual dan detail-detail visual lainnya yang memperkuat emosi dan alur cerita. Itulah mengapa sinematografi sangat penting untuk mendukung narasi serta menambah kedalaman emosi.
Ingin tahu drama-drama Korea apa saja yang menampilkan sinematografi dan visual estetik yang luar biasa?
Sinematografi berwarna ceria
1. Doona (2023)
Menyorot kehidupan seorang mantan idola K-pop, Lee Doona (Bae Suzy) yang beralih ke kehidupan biasa berupaya untuk menemukan tempatnya di dunia baru. Di tengah proses tersebut, ia bertemu dengan Yang Se-jun (Lee Won-jun) yang melahirkan suatu kisah cinta baru dalam hidupnya.
Dengan kisah cinta tersebut, sinematografi dalam Doona! menonjolkan warna-warna lembut dan pencahayaan hangat sehingga menciptakan visual yang menenangkan. Teknik visual ini tidak hanya memperkuat tema pencarian identitas dan kedalaman emosional karakter utama, tetapi juga menciptakan atmosfer mendalam yang mengikat keterhubungan penonton dengan cerita.
2. My Liberation Notes (2023)
Mengisahkan pencarian makna hidup dan kebebasan emosional, drama ini memperkenalkan kehidupan tiga saudara yang merasa terjebak dalam rutinitas monoton di sebuah desa kecil sambil bekerja di kota besar, mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan.
Kedalaman makna cerita pun terasa sangat menyentuh, terlebih lagi berkat sinematografi yang menekankan kesunyian dan keheningan, sejalan dengan tema pencarian diri. Tidak hanya itu, penggunaan warna-warna lembut dan pencahayaan natural turut menonjolkan keindahan pedesaan sekaligus menciptakan suasana damai yang memperdalam introspeksi para karakter.
3. Daily Dose of Sunshine (2023)
Berfokus pada kesehatan mental, drama ini menggambarkan kehidupan seorang perawat bernama Jung Da-eun (Park Bo-young) di bangsal psikiatri yang berusaha membawa harapan dan optimisme ke dalam hidup para pasiennya, meskipun ia sendiri sebenarnya menghadapi berbagai kesulitan pribadi yang berat.
Dengan alur cerita tersebut, sinematografi sengaja menonjolkan warna-warna cerah yang mencerminkan harapan untuk memperkuat pesan positif yang menginspirasi. Setiap adegan pun dipenuhi cahaya alami, menciptakan visual yang segar dan memberi energi positif kepada penonton, sambil mengajak mereka untuk memahami tantangan dalam kesehatan mental secara mendalam.
4. Our Blues (2022)
Banyak kisah menarik lahir dari sebuah desa, dan inilah yang dihadirkan dalam Our Blues, ketika menggambarkan kehidupan sehari-hari para penduduk di desa nelayan di Pulau Jeju. Setiap karakter memiliki cerita emosional tentang cinta, kehilangan, dan persahabatan, yang saling terjalin dengan indah.
Didukung dengan visual yang kuat, drama ini menampilkan pemandangan alam yang memukau, seperti birunya laut dan hijau alam yang mengelilingi desa. Sinematografinya juga menghadirkan rasa damai yang kontras dengan konflik emosi yang dialami karakter-karakternya, menambah kedalaman pada cerita tentang kehidupan sehari-hari yang sederhana, tetapi penuh makna.
5. Our Beloved Summer (2021)
Mengusung tema "teman menjadi cinta," drama ini mengisahkan dua remaja, Choi Woong (Choi Woo-sik) dan Gook Yeon-soo (Kim Da-mi) yang terlibat dalam proyek dokumenter sekolah dan akhirnya jatuh cinta. Namun, hubungan mereka terhenti hingga akhirnya dipertemukan kembali saat dewasa, ketika masing-masing telah meniti karier.
Itulah mengapa, cerita cinta mereka dihiasi dengan kesan nostalgia yang indah, didukung oleh sinematografi pemilihan warna lembut dan cerah untuk membagi sequence, serta framing yang artistik sehingga menonjolkan kesan serius karakter seorang seniman. Setiap adegan ditujukan untuk memancarkan aura romantis dan melankolis dengan visual yang menenangkan untuk menggambarkan perjalanan waktu dalam kisah cinta yang kerap beriringan dengan nostalgia.
6. It’s Okay to Not Be Okay (2020)
Mengisahkan Moon Kang-tae (Kim Soo-hyun), perawat di rumah sakit jiwa, dan Go Moon-young (Seo Ye-ji), penulis buku anak-anak dengan gangguan kepribadian, keduanya berjuang menghadapi trauma masa lalu yang kompleks sambil mencari jalan menuju penyembuhan emosional mereka.
Menariknya, cerita ini disampaikan melalui sinematografi yang berfokus pada dunia dongeng, selaras dengan tema buku anak-anak yang diangkat dalam alurnya. Penggunaan warna-warna pastel dan pencahayaan lembut pun menciptakan suasana magis, di mana setiap adegan terlihat seperti lukisan indah yang memperkuat aspek psikologis cerita dan memperdalam pengalaman emosional.
Sinematografi kelam dramatis
7. A Killer Paradox (2024)
Mengisahkan seorang pemuda biasa bernama Lee Tang (Choi Woo-sik) yang secara tidak sengaja membunuh seorang pembunuh berantai, drama ini mengundang seorang detektik untuk memecahkan kasus pembunuhan berantai yang penuh teka-teki mencekam.
Dengan kisah yang kelam ini, sinematografi dengan tone warna dingin dan kontras tinggi pun digunakan untuk menciptakan atmosfer tegang dan mencekam. Framing cermat yang mengingatkan pada film-film karya David Fincher, ikut memperkuat rasa misteri dan ketidakpastian, sejalan dengan dilema moral yang dihadapi oleh karakter utama. Hasilnya adalah drama yang memukau secara visual sekaligus emosional.
8. Kingdom (2019-2020)
Berlatar di era Joseon, drama ini mengisahkan perjuangan seorang putra mahkota, Lee Chang (Ju Ji-hoon), dalam melawan wabah misterius yang mengubah penduduk menjadi zombie. Dalam situasi yang mencekam ini, intrik politik yang mematikan semakin memperumit keadaan dengan para penguasa yang menutupi sebuah misteri besar.
Sinematografinya menyuguhkan visual epik dengan nuansa kelam, menggunakan bayangan gelap untuk memperkuat suasana horor dan misteri. Latar sejarah tidak dilupakan, dengan pemandangan alam yang luas dan megah serta arsitektur tradisional era Joseon yang indah. Pencahayaan alami dipadukan secara cerdas, terutama dalam adegan malam hari, menambah intensitas atmosfer dan menjadikan drama ini semakin mencekam serta memukau secara visual.
9. Strangers From Hell (2019)
Mengusung genre thriller psikologis, Strangers From Hell mengisahkan seorang pemuda bernama Yoon Jong-woo (Im Si-wan) yang pindah ke sebuah kosan murah di Seoul dan mulai mengalami kejadian-kejadian aneh. Siapa yang menyangka, tempat tersebut ternyata dihuni oleh orang-orang yang tampaknya adalah psikopat.
Untuk menonjolkan misteri dan kengeriannya, sinematografi drama ini pun menggunakan pencahayaan minim dan bayangan tajam untuk memperkuat rasa takut dan ketidaknyamanan yang menyelimuti alur cerita. Visual yang gelap dan terisolasi ini menciptakan atmosfer menekan, selaras dengan ketegangan psikologis yang dialami karakter utamanya dalam alur cerita yang mencekam.
Dengan demikian, kamu telah mengetahui drama-drama Korea yang tidak hanya menyuguhkan cerita menarik, tetapi juga sinematografi yang luar biasa. Baik dalam tema visual yang cerah maupun yang kelam, setiap drama sangat menarik untuk disaksikan di waktu luangmu, Bela!