Athira Farina menjadi sosok perempuan tangguh yang mendobrak anggapan bahwa profesi pilot hanya cocok dilakukan oleh laki-laki. Perempuan 27 tahun ini berprofesi sebagai pilot jet pribadi dengan pendapatan puluhan juta per bulannya.
Kepada IDN Times, Athira sempat bercerita alasannya memantapkan pilihan menekuni profesi pilot hingga ceritanya sempat alih profesi sebagai additional drummer untuk salah satu penyanyi Indonesia.
Hampir tiga tahun berprofesi sebagai pilot, Athira punya banyak kisah tentang perjalanan penerbangannya. Berikut sosok Athira dan kisahnya.
1. Awal menjadi pilot karena suka jalan-jalan
“Kenapa jadi pilot? Karena mikirnya itu pertama penasaran sih kalau waktu kecil sering jalan-jalan naik pesawat yang bawa itu siapa akhirnya ya simpel lah anak kecil pengen, enak ya jadi pilot bisa jalan-jalan terus, gitu,” kata Athira bercerita ketika dihubungi IDN Times via telepon belum lama ini.
Athira bercerita, semula dirinya menetapkan cita-citanya menjadi seorang pilot ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). “Waktu kecil itu biasa standar cita-cita anak kecil pengennya jadi pilot, dokter,” kata Athira.
2. Sempat berganti cita-cita
Memiliki angan menjadi seorang pilot sejak masa kanak-kanak, Athira sempat beberapa kali berganti cita-cita.
“Waktu kecil pengen jadi pilot karena mikirnya pengen sering jalan-jalan. Tapi sering ganti-ganti, lihat polisi, pengen jadi polisi, lihat dokter.. Nggak sih, nggak pengen jadi dokter karena takut sama darah. Gitu aja sih,” kata Athira mengenang masa kecilnya.
Namun, rasa penasarannya terhadap profesi pilot lantas membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah pilot.
3. Sadar pilot pekerjaan yang didominasi laki-laki, keluarga Athira tetap dukung 100 persen
Athira mengakui dirinya sadar betul hingga kini profesinya sebagai pilot masih didominasi oleh kaum adam. Meski demikian, menurut Athira keluarganya justru memberi dukungan 100 persen.
“Mereka 100 persen mendukung. Secara 100 persen support lah. Karena itu kan pilihan,” kata Athira. Menurutnya, orangtuanya merupakan sosok yang tidak mau mengintervensi anak-anaknya.
“Mereka kasih pilihan untuk anak-anaknya, untuk aku mau jadi apa konsisten sama pilihan kamu, tanggung jawab sama apa yang sudah dipilih,” kata Athira bercerita.
“Karena kalau misal mereka mengintervensi mungkin bakalan aku menyalahkan, mungkin ada sisi yang coba kalau dulu aku jadi ini, coba kalau dulu aku jadi ini. Jadi lebih baik mereka sepenuhnya memberikan pilihan dan yaudah tanggung jawab dengan pilihan yang sudah aku pilih,” lanjut dia.
4. Bekerja sebagai pilot jet pribadi
Athira tidak menerbangkan pesawat komersial biasa. Pesawat jet pribadi jadi pilihannya.
“Sekarang aku bekerja di perusahaan air charter, ya orang sih kenalnya pesawat pribadi gitu. Bukan pesawat airlines, tapi air charter gitu,” katanya menjelaskan.
Menurut Athira, tidak ada perbedaan besar antara menjadi pilot pesawat komersial dengan pesawat jet pribadi. “Sebenarnya semua sama aja menerbangkan pesawat, ya semua sama. Mengikuti standar secara teknis,” kata Atjira.
“Bedanya mungkin kalau Airlines berjadwal terbangnya kapan, kalau aku lebih tidak berjadwal lagi,” lanjutnya.
5. Athira: Pilot jet pribadi harus stand by
Perbedaan paling nyata antara pilot pesawat jet pribadi dengan pesawat komersial adalah keharusan untuk selalu standby.
Menurut Athira, pemberitahuan 3-4 jam sebelum terbang atau bahkan dengan waktu lebih pendek lagi, menjadi hal lumrah bagi pilot pesawat pribadi.
“Penerbanganku tidak berjadwal kalau Airlines penerbangan yang sudah berjadwal,” kata Athira. “Lebih ke standby sih. Kalau dalam jangka waktu yang ada dalam bulan ini 20 hari standby, ya berarti aku harus standby terus. Kapan pun dipanggil ya aku harus siap,” tambah dia.
6. Bergaji hingga Rp50 juta
“Gaji pilot, kalau co-pilot seperti aku semua hampir sama ya kurang lebihnya. Nggak jauh-jauh beda sih, paling ya sekitar Rp40 juta sampai Rp50an (juta) lah,” kata Athira bercerita.
Athira bercerita tidak ada perbedaan gaji yang signifikan antara pilot pesawat pribadi dengan pilot pesawat komersial. “Kalau co-pilot semua sama. Nggak ada yang kalau pesawat pribadi ini, masih hampir rata. Kalau di Indonesia rata-ratanya segitu sih,” jelasnya.
Bergaji besar, ternyata tak semua hal berjalan sesuai keinginan pilot, lho. Athira bercerita, pilot pesawat jet pribadi seperti dirinya sekali pun tidak bisa memilih siapa penumpang yang akan dibawanya.
“Semua itu sudah di-arrange. Tugas kita cuma menerbangkan pesawat. Karena kan ada manajemennya kan,” jelasnya.
7. Laki-laki kerap minder mendekati Athira
Sosok perempuan keren satu ini hingga kini belum berumah tangga. Athira mengaku tak jarang dirinya mengetahui ada saja laki-laki yang minder untuk mendekatinya.
“Ada sih beberapa yang minder, cuma ya harusnya nggak perlu gitu sih, kan mereka cowok, kelihatan aja, maksudnya harusnya nggak usah kayak gitu,” kata Athira.
Kepada IDN Times, Athira bercerita bahwa dirinya melihat laki-laki dari tanggung jawabnya. “Karena saya ngeliat cowok itu dari tanggung jawabnya, tapi kalau misalnya ngeliat kayak gitu aja sudah minder, ya berarti kan kita tahu, ah ini mungkin dia kalau cuma kayak gitu aja sudah minder ke depannya bakal susah nih, gitu,” katanya.
8. Pilot perempuan yang hobi boxing dan bisnis clothing
Athira punya hobi lain yang tak kalah menarik dibandingkan pekerjaannya. Perempuan tangguh satu ini ternyata hobi berolahraga lho.
“Kalau hobi sih olahraga sih. Basket, sekarang lagi suka boxing,” kata Athira. Selain olahraga, ia juga gemar bermain musik khususnya instrumen drum.
Bahkan, Athira pernah menjadikan musik sebagai mata pencahariannya. “Aku pernah jadi additional drummer-nya Vicky Shu, sempat manggung ke mana-mana juga, sampai sekarang musik jadi hobi jadinya,” kata Athira.
Selain menjalankan profesi dan hobinya, Athira juga sesekali disibukkan untuk mengurusi clothing line miliknya. “Sekarang lagi ngembangin clothing line yang aku lagi bangun sih. Lagi bangun untuk bikin kaos namanya Why Fly 25,” katanya.
9. Sempat diremehkan semasa menjalani pendidikan?
Athira merasa beruntung karena memiliki rekan kerja yang baik dan justru menganggapnya anak. Selama melakukan penerbangan, Athira kerap merasa penerbangan berjalan dengan menyenangkan. Sosok-sosok seniornya juga dirasa Athira tidak pelit untuk saling mengingatkan dan mengajarkan.
Namun ternyata ketika menjalani masa pendidikan, Athira sempat mendapat perlakukan “istimewa” karena dia perempuan.
“Kalau dulu zaman sekolah ya adalah beberapa hal yang diremehin sih nggak, cuman lebih ke ‘aduh ntar lu nggak kuat, ntar lu capek’ gitu. Lebih ke situ sih, mungkin mereka mengasihi bukan meremehkan,” kata Athira.
Namun alih-alih menjadi manja, Athira justru menanggapi dengan berbeda. “Ya udah, ‘nggak lah orang biasa aja kok. Apa sih bedanya kan kita sama-sama belajar’,” kata Athira mencontohkan tanggapannya.
10. Kakek menjadi sumber inspirasi Athira
Sosok almarhum kakeknya menjadi sosok yang banyak menginspirasi Athira. “Karena dari zaman dulu dia mengajarkan ke cucu-cucunya menjadi orang kuat,” kata Athira.
Ia juga menceritakan kisah-kisah yang dulu kerap diceritakan sang kakek padanya. “Karena dulu dia bilang dia lahir di kota yang mungkin di peta nggak ada, masih untung lahir nggak digondol sama anjing. Tapi dia bisa sukses, bisa maju, bisa anak-anaknya bisa kuliah, cucu-cucunya bisa kuliah, dia notaris kan. Jadi dia lebih ke saya sampai sekarang kalau siapa yang menjadi idola saya tetap masih kakek,” jelas Athira.
11. Punya banyak pengalaman tak terlupakan
Athira bercerita dirinya memiliki banyak pengalaman tak terlupakan sebagai seorang Pilot. Salah satu dari pengalaman terbaik yang dirinya punya adalah menyentuh daerah-daerah indah terpencil yang ada di Indonesia.
“Kayak aku waktu terbang ke Rote, kita sering dengar namanya, Rote, tapi ternyata sebagus itu,” kata Athira. Ia bersyukur karena memiliki izin untuk masuk ke runway pendek sehingga dapat melihat berbagai keindahan daerah-daerah terpencil di Indonesia.
“Jadi aku waktu itu terbang ke Wakatobi, yang aku pun nggak tahu kalau di situ ada runway kayak air strike gitu Maranggo namanya. Terus itu kemarin ke Rote, gitu-gitu sih. Itu yang rute-rute yang jarang diterbangin sama Airlines lah,” katanya bercerita.
12. Pernah jatuh lalu bangkit lagi untuk berjuang
Athira juga bercerita tentang perjuangannya selama ini hingga berada di posisinya saat ini. Menurutnya, banyak pihak hanya menilai kenikmatan yang diperolehnya ketika kini menjadi pilot, tanpa tahu perjuangan yang dilaluinya.
“Dulu aku pernah gagal waktu mau tes sekolah pilot yang di negeri itu. Nggak bisa, nggak lolos tes. Akhirnya kuliah di Binus. Mandiri hidup di Jakarta. Jadi anak rantau, build connection sendiri, sosialisasi, belajar semuanya sendiri, sampai akhirnya dapat beasiswa sekolah pilot yang sekarang,” kata Athira bercerita.
Dari perjalanan hidupnya, Athira berbagi agar orang tidak menyerah untuk mencapai impiannya. “Intinya nggak boleh nyerah lah,” kata Athira.
Ia berpesan agar orang tidak hanya melihat peluang di satu jalan saja. “Masih ada jalan lain yang bisa dilewati untuk mencapai tujuan,” katanya.
13. Pandangan Athira soal kesetaraan
Athira memandang kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dari sudut pandangnya sendiri.
“Kesetaraan itu apa yang dilakuin sama laki-laki bisa juga dilakukan sama perempuan. Tapi perempuan itu tidak boleh melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan, yang suatu saat, aku, akan menjadi seorang istri dan ibu jadi anak-anakku, yang bakal mengandung, bakal punya anak gitu,” kata Athira.
14. Sosok perempuan millennials tangguh menurut Athira
Menurut Athira sosok perempuan millennials harus menjadi sosok yang tangguh dan kuat. “Harus kuat. Zaman sekarang banyak orang yang dikit-dikit pesimis, dikit-dikit diremehin ‘udahlah nyerah aja’, dikit-dikit nggak bisa, perempuan itu harus kuat,” kata Athira.
Menurutnya, perempuan millennials justru harus menunjukkan bahwa perempuan bisa lebih kuat daripada laki-laki.
“Masa depan itu bisa kita bangun sendiri,” kata Athira bersemangat sembari menceritakan pentingnya perempuan menjadi sosok yang tangguh di era millennials.
15. Pesan Athira untuk perempuan millennial
“Pesannya yang penting kita perempuan harus selalu kuat, terus jangan gampang menyerah, harus optimis, itu,” kata Athira menyampaikan pesannya untuk perempuan millennials.
“Tapi sekuat-kuatnya perempuan tidak boleh melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan, yang suatu saat mungkin kalau belum menikah akan menjadi seorang istri, dan menjadi seorang ibu untuk anak anakku, yang mendidik anaknya secara baik juga, secara benar juga gitu,” tambah dia.
Disclaimer: Artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Athira Farina, Pilot Perempuan yang Jago Terbangkan Pesawat Jet"