Berawal dari mengikuti ajang pencarian bakat Indonesian Idol di tahun 2005 hingga kini nama Monita sudah tak asing lagi dalam dunia musik. Perempuan bersuara merdu tersebut dikenal lewat lagu berjudul "Kekasih Sejati" yang rilis pada 2007 lalu. Nah, pada tema Voice Issue untuk kampanye #IAMREAL di bulan November 2018 ini saya langsung memutuskan untuk memilih Monita sebagai salah satu musisi untuk berpartisipasi di kampanye tersebut.
Ketika ditemui pada sebuah studio foto yang berlokasi di Dharmawangsa, perasaan deg-degan hadir dalam benak saya. Nggak lama kemudian Monita datang, wawancara pun dimulai. Rasa deg-degan tersebut hilang dalam sekejap saat kami berbincang-bincang. Friendly dan sikap positif merupakan dua kata yang cocok menggambarkan sosok perempuan bernama lengkap Monita Angelica Maharani Tahalea tersebut.
Tak terasa hampir satu jam kami berbincang. Monita berbagi banyak cerita, ketertarikannya pada dunia musik, makna lagu-lagu yang dirinya ciptakan salah satunya adalah lagu berjudul "breathe" dari album keduanya yakni Dandelion. Popbela sukses dibuat terkesima dalam pembuatan lagu tersebut. Selain itu Monita bercerita mengenai hubungan musik dan cara berbusananya hingga pesan mendalam yang ingin ia sampaikan lewat lagunya.
"Musik itu merupakan dunia yang nggak pernah aku geluti sebelumnya dan terpikirkan"
Nggak disangka-sangka, terjun di industri musik dahulu bukanlah cita-citanya. Perempuan berambut panjang tersebut mengaku kepada Popbela lebih tertarik untuk menulis dirinya pun sempat aktif menulis pada blog pribadinya "Aku suka dengerin musik, suka mendengarkan musik-musik soundtrack film. Tapi sebenarnya aku lebih suka menulis sih kayak puisi, cerpen, lalu waktu zamannya blog suka nge-blog."
Sampai pada akhirnya sang ibu merasa dirinya memiliki sebuah bakat dan tentunya potensi dalam dunia musik. Lalu, memberikan dukungan kepada Monita untuk mengikuti ajang pencarian bakat Indonesian Idol di tahun 2005. Di usianya yang masih belia yakni 17 ia pun memberanikan diri mengikuti ajang tarik suara tersebut "tiba2 keterima Indonesian Idol dan nggak nyangka karena angkatku tuh bareng (Alm) Mike Mohede, Judika kan kayak semuanya keren2 banget dan saat itu aku masih usia 17 tahun."
Melalui perjalan yang cukup panjang hingga bisa menjadi seperti ini, berawal dari mengikuti Indonesian Idol di tahun 2005 Monita memutuskan untuk serius dalam berkarya pada industri musik. Di tahun 2007 merilis single pertamanya "Kekasih Sejati" bersama Yovie Widianto. Tepat tahun 2010 perempuan dengan sapaan akrab Momon ini luncurkan album pertamanya "Dream, Hope & Faith yang diproduseri oleh Indra Lesmana. Lalu album kedua "Dandelion" yang dirilis pada 1 Desember 2015.
Inspirasi Monita dalam berkarya serta makna mendalam pada lagu "Breathe"
Seperti yang kita semua tahu, selain bersuara merdu Monita juga memiliki kemampuan menciptakan lagu. Dalam mencari inspirasi saat menciptakan lagu setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda. Bisa berasal dari pengalaman pribadi hingga hal sederhana di sekelilingmu, ini pun yang berlaku pada dirinya "Dari kejadian sehari-hari sih, hal simpel pun bisa. Dulu di album pertama itu, aku biasanya dapat cerita kalau lagi menunggu bus pulang kampus. Terus kayak duduk satu bus sama orang-orang lain dan mikir nggak akan ketemu mereka lagi. Kita berada di tempat yang sama dengan tujuan yang berbeda-beda dan hanya ketemu satu kali doang jadi dari situ kayak muncul cerita gitu. Makanya aku paling suka pulang kampus jalan-jalan sore sambil menunggu macet jadi pikiran aku bisa kemana-mana gitu untuk mencari inspirasi."
Dibalik lagu-lagunya dengan lirik yang menyentuh tentunya memiliki cerita yang berbeda-beda. Dengan rasa penasaran saya bertanya kepada Monita selama menciptakan lagu, manakah yang paling bermakna?
"Hmm yang paling memiliki makna dalam adalah lagu terakhir di album Dandelion yang judulnya "breathe". Karena itu kayak awalnya susah banget untuk menyatakan iman sih kalau buat aku. Saat kita harus tegar, kita selalu melihat situasi yang ada kan... situasi yang bisa kita rasakan dan bisa kita lihat adalah yang nggak enak, buruk tapi sebenarnya deep down inside my heart kita sudah dikasih iman kalau hal seperti itu pasti akan lewat. Suatu hari nanti, ntah kapan ini akan lewat gitu lho. Jadi bagaimana caranya kita melihat dari satu titik terang saat keadaanya sedang nggak enak gitu. Susah banget! Aku susah mengungkapkannya dengan kata-kata.. Lagu tersebut aku selesaikan benar-benar sebelum masuk studio rekaman."
Pada saat membuat lagu yang satu ini Monita sampai harus menghabiskan waktu 6 jam di sebuah kedai kopi di Malang. Tak hanya itu, di waktu yang cukup lama tersebut ia tetap belum mendapatkan inspirasi. Sampai pada akhirnya ketika ia ingin mulai rekaman lagu "breathe" pun berhasil diciptakan. Menurut Monita, inspirasi bukanlah suatu hal yang harus ditunggu dan nggak bisa dipaksakan melainkan pentingnya untuk mendisiplinkan diri kita terlebih dahulu. Kalau baginya dengan cara membiasakan untuk menulis lirik di jam 07.00 (Selalu Monita lakukan selama pembuatan album keduanya, Dandelion).
Ketika musik dan fashion bertemu
Hal lainnya yang juga membuat saya penasaran ialah apakah genre musik mempengaruhi gaya berbusana Monita? Karena menurut saya nggak semua orang memperhatikan hal tersebut dan bagi istri dari Bayu Risa sangat berpengaruh "Sebelum aku punya album, fashion aku benar-benar berantakan". Namun seiring berjalannya waktu Monita akhirnya menemukan personal style yang sesuai dengan genre musik yang ia bawakan dan penampilan vintage menjadi pilihannya. Dirinya mengaku panggung merupakan tempat dimana ia bebas berekspresi, dari pemilihan busana hingga riasan wajah. Namun, untuk sehari-hari Monita lebih suka dengan tampilan yang terkesan santai.
Ungkapan hati Monita yang disuarakan lewat lagu-lagunya
"Aku ingin mengeluarkan single baru "Sesaat yang Abadi", itu single aku rencananya ingin rilis di bulan Desember 2018. Sesaat yang abadi tuh seperti sesuai dengan judulnya, kadang2 ada satu moment yang mungkin hanya sebentar tapi ingin bisa kita ingat terus selamanya gitu."
"Jadi di musik menurutku keheningan tuh nggak apa-apa, saat semua bersuara aku lagi mencoba tinggal tenang. Tinggal tenang bukan berarti hanya diam ya, buat aku kayak terlalu bising aja gitu setiap orang bersuara, tetapi itu nggak apa-apa jika untuk membela, tapi kalau buat aku pribadi untuk tinggal tenang, belajar dan berserah."
"Untuk tinggal tenang adalah lebih banyak mendengar dan mengerti. Karena akhir-akhir ini banyak yang bicara (menyuarakan perubahan) namun sedikit yang mau mendengar. Kita perlu lebih banyak lagi yang mendengar dan menjadi perubahan tersebut." Tutup Monita Tahalea.
Photo Credit:
Photographer: Michael Cools
Asst. Photographer: Rahmadina Aina Saraswati
Makeup & Hair: Engelina Inez
Stylist: Ivan Teguh Santoso
Fashion Editor: Michael Richards
Wardrobe: SARGI STUDIO
Location: Dharmawangsa Studio