Berlatar tahun 1994, film Taiwan yang berjudul You Are The Apple of My Eye mengisahkan tentang dua sosok murid SMA berbeda karakter bernama Ko Teng dan Shen Chia Yi. Ko Teng merupakan seorang murid yang malas, urakan, nakal, dan selalu membuat gaduh di dalam kelas. Sementara Shen Chia Yi merupakan murid paling cantik dan paling pintar. Meski awalnya saling tak menyukai, benih-benih persahabatan dan cinta di antara keduanya membuat mereka saling membutuhkan satu sama lain.
Di balik kisahnya yang mewakili para pelajar SMA, berikut ini beberapa hal baik yang bisa kamu petik hikmahnya. Ingat kembali, yuk, kisahnya yang banyak bikin kaum muda baper!
1. Shen Chia Yi, si ‘tiada gading yang tak retak’
Meski dikenal sebagai siswi paling pintar di kelas, Shen Chia Yi ternyata pernah lupa membawa buku pelajaran ketika guru killer mengajar, lho. Tak hanya itu, atas dasar pertemanan, Shen Chia Yi juga pernah dihukum berdiri di depan kelas bersama teman-temannya. Dari Shen Chia Yi, kamu bisa memetik hikmah bahwa tidak ada satu manusia pun yang benar-benar sempurna di dunia atau istilahnya ‘tiada gading yang tak retak’.
2. Ko Teng, si ‘pisau tumpul berkarat yang diasah dan bisa tajam’
Kontras dengan Shen Chia Yi, Ko Teng merupakan murid paling malas dan nakal di kelas. Meski malas dan bodoh, Ko Teng ternyata bisa juga mendapatkan nilai bagus setelah diajari oleh Shen Chia Yi atas sebuah kesepakatan bersama. Dari karakter Ko Teng, kamu juga bisa mengambil pesan positif bahwa tidak ada manusia yang benar-benar malas dan bodoh di dunia. Dengan rajin belajar, kemalasan dan kebodohan sudah pasti akan berganti dengan prestasi gemilang.
3. Berbeda karakter bukan berarti tidak bisa menjalin persahabatan kan?
Shen Chia Yi yang rajin dan pintar bisa berteman baik dengan Ko Teng yang malas dan sering membuat onar di kelas. Perbedaan karakter keduanya sama sekali tak menyurutkan persahabatan mereka yang pada akhirnya membuat bahagia. Jadi, meski berbeda sifat dan karakter, setiap manusia berhak menjalin pertemanan dengan baik. Berbeda dalam banyak hal bukan berarti harus saling bermusuhan kan? Biar berbeda, asal tetap berdamai!
4. Cinta tak harus diungkapkan, tapi dirasakan
Terkadang, cinta memang lebih indah dirasakan tanpa perlu harus diungkapkan dengan kata-kata. Ko Teng yang menyukai Shen Chia Yi dan sebaliknya sama sekali tak saling mengumbar kata dan lebih memilih menikmati kebersamaan mereka. Meski saling suka, mereka sama sekali tak mengikrarkan diri menjalin asmara. Jadi, cinta tak mesti harus diungkapkan karena ia ada dalam hati terdalam pelakunya.
5. Perbanyak kegiatan di masa muda agar hasrat onani bisa berkurang
Di film ini, ada beberapa adegan kegiatan yang sering dilakukan anak muda: onani. Jangan dianggap sebagai sebuah hal tabu, hasrat onani sebaiknya dialihkan pada kegiatan-kegiatan fisik yang bermanfaat. Bisa dengan mengikuti klub-klub olahraga, ikut masuk dalam band musik, komunitas-komunitas positif dan masih banyak lagi. Dengan melakukan aktivitas fisik, hasrat onani perlahan namun pasti akan menurun seiring dengan intensnya kegiatan kamu.
6. Anak harus mencontoh kebiasaan ayah yang baik-baik di rumah
Kebiasaan Ko Teng yang dengan santai berbugil-ria saat berada di rumah merupakan contoh tak terpuji dari ayahnya. Meski berada di rumah sendiri, adab kesopanan dan tata krama sudah semestinya dimiliki oleh seluruh penghuni rumah. Masing-masing anggota keluarga memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan dalam kebaikan kan?
7. Cinta memang tidak harus saling memiliki kan? Semua punya jodohnya masing-masing!
Ending perjalanan kisah cinta antara Ko Teng dan Shen Chia Yi membuat kecewa penonton karena mereka tidak ditakdirkan menikah. Shen Chia Yi sendiri malah menikah dengan seorang lelaki yang tak diketahui kisah cintanya.
Dari hal tersebut, kamu pasti tahu bahwa cinta tak selamanya harus saling memiliki. Jodoh merupakan rahasia Tuhan dan siapa pun tak akan bisa menerka siapa jodoh kita di masa depan. Cinta ya urusan cinta, jodoh ya urusan jodoh juga. Keduanya berdekatan, namun tak mesti harus selalu bersama kan?
8. Menulis adalah salah satu cara untuk mengabadikan kisah
Kisah persahabatan dan cinta romantis dalam film You Are The Apple of My Eye tenyata ditulis sendiri oleh karakter Ko Teng menjadi sebuah buku romantis. Film semi-biografi sang sutradara ini membuktikan bahwa menulis merupakan salah satu cara untuk mengabadikan kisah. Jadi, jangan ragu untuk tetap terus menulis karena kegiatan tersebut akan membuat namamu dikenang orang banyak meski tahun demi tahun terus bergulir.
Masa muda merupakan masa paling indah yang pernah dirasakan umat manusia dalam kehidupan. Jadi, gunakan masa muda dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat, ya, Bela.
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "8 Hal Baik Ini Bisa Kamu Petik dari Film ‘You Are The Apple of My Eye'"