Mendatangi beberapa festival musik rasanya sudah pernah saya lakukan, tapi tidak pernah sama sekali dalam hidup bisa mengikuti acara yang menghadirkan para DJ ternama dengan suguhan setlist musik elektronik yang mantap. Ini menjadi kali pertama saya dalam menikmati kemeriahan dari Djakarta Warehouse Project (DWP) 2022.
DWP 2022 masih berlangsung di tempat yang sama seperti pada tahun 2019, yakni JIEXPO Kemayoran. Namun kala itu, cuaca sepertinya sedang kurang bersahabat dan sempat merasakan macet saat menuju ke sana. Sesampainya di sana, saya juga harus berjalan kaki untuk memasuki venue, menerpa rintikan hujan yang cukup membasahi diri saya, tetapi itu tidak menghentikan keinginan untuk segera menginjakkan kaki di DWP 2022.
DWP 2022 pada hari pertama menjadi pengalaman begitu menarik sekaligus menyenangkan. Ingin tahu bagaimana keseruan dan kemeriahan yang saya saksikan sendiri dari DWP 2022? Yuk, simak selengkapnya dalam artikel ini, ya!
Awali dengan yang santai-santai dulu
Dikarenakan waktu sudah menjelang malam, saya mencoba langsung ke panggung utama dari DWP 2022, yang tak lain dan tak bukan ialah Garuda Land. Para penonton saat itu juga mulai berbondong-bondong memadati area di sana. Di situ juga lagu kebangsaan "Indonesia Raya" diputarkan, sudah menjadi hal yang wajib di acara berskala internasional.
Setelahnya, saya kedapatan penampilan pertama dari Six Pratama. Ia menjadi pembuka yang menyenangkan, apalagi ketika ikut menggelengkan kepala sembari menikmati musiknya yang easy-listening. Uniknya, ada orang-orang yang mulai mengibarkan bendera negara asal mereka, seperti yang saya lihat pada saat itu adalah bendera Malaysia.
Burn with the music dengan DJ Alyshia
Dari Garuda Land, saya beranjak menghampiri panggung lainnya, yaitu Cosmic Station. Berdasarkan rundown waktu penampilan, panggung tersebut diisi oleh Alyshia yang merupakan DJ asal Taiwan. Musik eletronik yang ia bawakan secara langsung mampu menghidupkan suasana penonton.
Bermula dari yang slow-paced dan ketika ia mengatakan, "One, two, three. Let's go!", ia langsung mengubah musiknya menjadi up-beat yang memberikan sensasi baru bagi penonton. Semua orang dibuat gila ketika menikmati aliran musik Alyshia yang menakjubkan. Tidak asyik kalau tidak mengangkat tangan seraya mengikuti beat dari lagu bawaan DJ tersebut.
Menyusuri The Darker Side, berikan sentuhan musik techno dari ahlinya
Berlokasi tidak jauh dari panggung sebelumnya, The Darker Side menyuguhkan musik elektronik dengan sub-genre techno dari para DJ yang memumpuni gaya aliran tersebut. Saya sempat menikmati iringan setlist dari dua DJ saat itu, yakni Maliki dan Kya. Lagu-lagu yang mereka bawakan begitu dinamis sehingga membuat seluruh tubuh rasanya ingin sedikit bergoyang mengikuti setiap irama di dalamnya.
Ada kesan tersendiri yang muncul ketika mendengarkan sesuatu yang cukup jarang saya ketahui, seakan memberikan pengalaman baru bagaimana musik techno sesungguhnya dan rupanya setiap beat-nya membuat telinga jadi ketagihan.
"No one can stop us" bikin teringat masa sekolah
Tidak asing bagi saya jika mendengar nama Dipha Barus. Pasalnya, dengan banyaknya pengalaman dalam industri musik elektronik, ia berhasil menciptakan suatu fenomena baru yang relevan dari ciri khas musiknya yang up-beat sekaligus menginspirasi banyak orang. Setlist miliknya yang juga dilengkapi beberapa lagu ternama yang di-remix khusus, buat penonton tidak ingin kelewatan aksi Dipha Barus di panggungnya.
Sebuah lagu darinya yang menarik perhatian saya saat itu adalah "No One Can Stop Us", lagu yang rilis pada 2016 itu membuat saya teringat bahwa musik EDM sempat menjadi pengisi kehidupan saya sedari SMP. Tentunya, saya juga ikut menyanyikan lagu tersebut yang selalu catchy dan seru.
Cause it's you and I
We got each other we conquer
Cause it's you and I
Nothing can stop us
No one can stop us
Winky Wiryawan buat momen Respect the Elders untuk para senior DJ yang telah berkarier di industri EDM lokal
Musik elektronik dari Winky Wiryawan begitu inovatif, namun hal yang bikin saya merinding adalah ketika ia melakukan penghormatan kepada para senior DJ Indonesia yang bagi Winky jika tidak ada mereka, dirinya tidak mungkin berada di panggung tersebut.
Suasana panggung tertutup dari Cosmic Station yang bikin kualitas musik menggetarkan gendang telinga dan suhu ruangan juga cukup dingin, membuat saya takjub menyaksikan secara langsung penampilannya yang seolah membawa saya terbang ke langit.
Hentakan musik yang gokil dari Gareth Emery
Berada di lokasi yang sama dengan sebelumnya, Gareth Emery, seorang DJ asal Inggris dan berbasis di Amerika Serikat, memiliki penampilan yang mampu menghebohkan area penonton dengan musik klimaksnya. Benar-benar saya dibawa perlahan dengan iringan melodinya dan kemudian dihempaskan dengan beat drop yang gila.
Kala itu, banyak penonton memadati panggung Gareth Emery, jadi tidak heran kalau penampilannya memberikan kesan kepada saya sebagai salah satu suguhan musik elektronik yang gokil.
As always, penampilan tidak mengecewakan dari sang idola EDM internasional, Hardwell
Hardwell merupakan DJ asal Belanda yang turut menjadi salah satu artis penutup DWP 2022 di panggung Garuda Land. Beberapa musiknya sempat masuk ke dalam playlist lagu saya semasa sekolah dulu, dari album United We Are dan lagu-lagunya, yakni"Thinking About You" ft. Jay Sean, hingga lagu up-beat berjudul "Baldadig" ft. Quintino dan "Call Me a Spaceman" ft Mitch Crown.
Khusus di DWP 2022, ia bawakan secara spesial sebuah remix setlist hingga lagu-lagu terbarunya dari album Rebels Never Die. Saya pikir awalnya musik dari Hardwell akan sedikit berubah, mengingat ia sempat memutuskan break dari industri musik elektronik cukup lama. Namun rupanya, gaya musiknya masih tetap sama seperti apa yang saya dulu pernah dengar. Berhasil membuat saya rindu dengan musiknya, penampilannya saat itu membuat saya berpendapat, "His music such a banger."
Sempat bikin menggelitik hati, namun panggung Hardwell kian membara seiring tengah malam tiba
Hal lucu terjadi ketika salah satu partner Hardwell mulai berinteraksi dengan seluruh penonton. Ia sontak mengatakan beberapa kalimat bahasa Indonesia yang membuat semua yang ada di sana tertawa gemas akan kepiawaiannya.
"Sebentar-sebentar. Semua tidak mau pulang, ini DJ Hardwell dari Belanda," ucap partner-nya.
Ia juga menambahkan, "Kita semua berbeda, tapi cinta Indonesia. Kita suka Jakarta, kita suka semua, kita suka Hardwell."
Selain itu, mereka turut menghidupkan suasana dengan mengajak penonton untuk menyemarakkan kemeriahan dengan mengangkat tangan sembari mengikuti arahan partner-nya itu dari kiri ke kanan. Salah satu penonton di belakang saya saat itu mengungkapkan kesenangannya bersama temannya, "Gila, gua ngga berhenti-berhenti dari tadi."
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Hardwell bawakan beberapa lagu dari album Rebels Never Die, seperti "Rebels Never Die", "Dopamine", "Pacman", "Laser", dan masih banyak lagi. Penampilannya membuat semangat para penonton kian memanas, terlebih ketika mulai masuk ke setlist, salah satunya remix "We Will Rock You" dengan hentakan yang keras pada beat drop-nya. Suasana Garuda Land berubah menjadi merah seiring video ilustrasi Hardwell ditampilkan pada layar LED di panggung.
Penampilan "Laser" juga tak kalah menarik lantaran Hardwell seakan membawa para penonton ke dunia galaksi yang hijau dengan permainan lampu laser tembak yang menjuru ke langit.
Sepertinya julukan The World's No.1 DJ dari DJ Mag di 2013 kepada Hardwell tidak diragukan lagi. Meskipun kondisi lapangan panggung dalam keadaan becek dengan adanya genangan air, keseluruhan penampilannya yang paling ditunggu itu sukses gebrakkan Garuda Land.
DJ Snake sebagai penutup yang asyik untuk berdendang bersama
Sepertinya malam hari akan menjadi panjang, namun tak menyurutkan kesenangan para penonton untuk menyaksikan penampilan terakhir di panggung utama itu. Ketika DJ Snake mulai naik ke atas panggung untuk menghampiri meja 'bermainnya' itu, banyak orang berteriak sekeras mungkin menyambut kedatangannya seraya mengabadikan momen melalui handphone mereka.
Lantunan musik elektroniknya yang khas membuat para penonton asyik menggoyangkan kepala hingga badan, tak lupa mengangkat tangan seraya mengikuti iramanya. DJ Snake juga bawakan lagu andalannya, seperti "Lean On", "Turn Down For What", dan "Magenta Riddim" yang menjadi favorit saya dari penampilannya.
Awalnya, saya berharap sekali untuk mendengarkan lagu "SG" secara langsung. Tetapi, suguhan "Magenta Riddim" juga tak kalah epik karena memang setiap beat identik dari musik DJ Snake selalu asyik untuk dibuat joget. Duh, ungkapan 'gamau pulang, maunya digoyang' sepertinya bisa menggambarkan bagaimana serunya penutup acara dari DJ terakhir ini.
Nah, jika kamu juga ikut hadir dalam DWP 2022 di hari pertama, penampilan mana yang membekas dalam memorimu, Bela? Boleh tulis di kolom komentar, ya!
Nantikan keseruan hari kedua dari DWP 2022 di artikel Popbela selanjutnya.