Menjaga kesehatan mental adalah salah satu hal yang diyakini para ahli dapat membawa keberuntungan di tahun 2019. Jika ini pun menjadi resolusimu di tahun baru, kamu dapat memulai pergerakan dengan menemui psikolog atau psikiater. Sebab, berkonsultasi langsung dengan tenaga ahli dapat memberikanmu penjelasan yang akurat mengenai kondisi kesehatan jiwa dan perawatan yang tepat jika ada gangguan yang perlu segera ditangani.
Namun, apa mengunjungi psikolog sama seperti mengunjungi dokter umum? Apa yang harus kamu lakukan, dan apa yang akan didapatkan dari kunjungan pertama? Melansir dari SELF, ada beberapa hal yang patut kamu pertimbangkan ketika ingin membuat pertemuan pertama dengan psikolog atau psikiater.
1. Nggak perlu harus mengikuti rekomendasi orang lain
Mungkin kamu mencari rekomendasi psikolog ke beberapa orang di sekitarmu, dan mereka memberikan ragam nama yang berbeda untuk kamu pilih. Mudah untuk mengikuti yang orang lain rekomendasikan, Bela. Namun, kamu nggak dipaksa untuk menemui psikolog yang diajukan oleh orang lain, kok. Sebab, nggak semua tenaga ahli "cocok" denganmu. Jika ingin menjalani sesi yang memberikan kemajuan kesehatan untuk dirimu, penting untuk cocok atau sesuai dengan psikolog yang menanganimu. Jadi, ambil waktumu dan lakukan sedikit riset mengenai nama-nama psikolog yang diberikan oleh orang lain. Cari tahu latar belakang mereka, bahkan biayanya.
2. Minta konsultasi gratis via telepon
Umumnya, psikolog akan menawarkan konsultasi gratis melalui telepon pada pasien baru. Ambil keuntungan ini dan tanyakan pertanyaan awal yang kamu miliki, seperti cara mereka bekerja dengan pasiennya, teknik pendekatan yang mereka gunakan, dan hal-hal lain yang penting bagimu untuk membuat pertimbangan. Setelah berbincang-bincang melalui telepon, tentu kamu sudah menemukan dokter yang membuatmu merasa nyaman untuk berbicara dengannya. Maka, buatlah janji untuk konsultasi pertamamu.
3. Bentuk peningkatan dan jadwal periksa
Ketika mulai mengunjungui psikolog baru, bicarakan padanya mengenai bentuk kemajuan yang akan kamu alami dari setiap konsultasi, baik di dalam maupun di luar sesi. Kemudian, periksa bersama psikolog dari waktu ke waktu. Lihat perasaanmu, catat perubahan yang terjadi, dan tanyakan padanya jika ia menyadari perubahan pada dirimu (Sebab terkadang, diri sendiri sulit untuk menyadari perubahan itu.). "Terkadang, orang-orang merasa frustasi karena mereka memulai dari 0 dan ingin mencapai 10. Itu akan menjadi sebuah perjalanan yang panjang," tutur psikolog klinis Merav Gur, Ph.D. Pemeriksaan ini dapat membantumu merasa termotivasi dan mengembangkan target jangka pendek untuk dicapai.
4. Mengantisipasi perasaan yang nggak nyaman
Sama seperti berolahraga, kadang kamu sangat bersemangat untuk datang ke sesi terapi dan kadang kamu merasa malas melakukannya. "Perubahan itu sulit. Kamu akan merasa kurang nyaman pada suatu waktut tertentu, namun itu adalah bagian dari proses untuk menjadi yang dirimu inginkan," ujar Dr. Gur. Ia pun menambahkan kalau psikolog berpengalaman akan mengamati intensitas sesi yang dilakukan, bukan dari menit ke menit atau sesi ke sesi. Dr. Gur yang menangani kecemasan dan depresi, mengatakan jika pasien pertama akan merasa gejalanya berkembang memburuk ketika mereka berusaha menghadai masalah yang kurang nyaman. Namun, melakukan hal itu dapat membantu mereka mencapai kondisi kesehatan yang diinginkan.
Tentu saja, sama seperti berolahraga, hal yang kamu lakukan saat terapi nggak seharusnya melemahkan dirimu. Jadi jika segala sesuatunya terasa sulit dilakukan atau berlebihan, bicarakan pada psikologmu.
5. Nggak harus membicarakan masalah besar saat berkonsultasi
Nggak sedikit yang berpikir kalau seseorang harus menceritakan masalah besar saat menjalani sesi terapi. Padahal terkadang, sesi saat kamu nggak memiliki sesuatu untuk disampaikan dapat membawa kemajuan besar pada dirimu. Ini nyata terjadi, Bela. Karena seseorang cenderung menghindari hal-hal yang sulit untuk dihadapi dan nggak ingin membicarakannya saat menjalani terapi. Namun dengan agenda terbuka, kamu dan psikolog memiliki kesempatan untuk membicarakan hal lain yang terjadi dalam hidupmu, di mana kamu boleh jadi dapat menemukan sesuatu yang ingin dibicarakan.
6. Boleh untuk nggak setuju dengan psikologmu
Sesi terapi harus membuat seseorang merasa aman dan nyaman untuk membicarakan apapun, dan itu termasuk jika nggak mengerti atau menyetujui sesuatu, psikologmu mengatakan hal yang mengganggumu, atau ketika kamu merasa takut dengan yang akan ia katakan. Tenang saja, Bela. Sikapmu ini nggak hanya membantumu memberanikan diri menghadapi konflik, tetapi juga memberikan kemudahan bagi psikolog untuk memberikan penanganan yang tepat untukmu. Misalnya kamu nggak suka menulis, maka psikolog nggak akan menawarkan terapi menulis dan memberikan jenis terapi lainnya. Ia dapat membantumu menjadi lebih baik dengan cara yang kamu sukai atau dapat kamu terima.
7. Jangan "ghosting" psikologmu
Jika nggak ada kemajuan yang terlihat setelah menjalani beberapa sesi terapi, atau jika merasa kurang cocok dengan psikolog, kamu boleh untuk memberhentikan konsultasi dengannya dan mencari tenaga ahli lainnya. Namun, jangan sampai mengakhiri "hubungan" ini dengan hilang begitu saja. Bicarakan dengannya secara baik-baik mengenai ketidakcocokanmu. Karena boleh jadi dari percakapan itu, kamu menemukan informasi yang dapat berguna ketika ingin mencari psikolog baru. Selain itu, nggak sopan, lho, meninggalkan sesi terapi dan pengobatan begitu saja.
Psikolog yang kamu temui dan terapi yang kamu jalani seharusnya memberikan kemajuan yang baik pada hidupmu, khususnya pada kesehatan mental yang ingin kamu perbaiki. Jadi, pastikan kamu mengambil waktu untuk memperimbangkan tenaga ahli yang cocok denganmu, sebelum memulai sesi konsultasi pertama sehingga semua prosesnya berjalan dengan lancar, dan kamu dapat mencapai tujuan yang diinginkan: memiliki kesehatan jiwa yang sehat.