Menjadi korban kekerasan bukan hal yang diinginkan setiap perempuan, terutama ketika hal itu ia dapatkan dari pasangannya sendiri, seperti yang dialami model Dylan Sada. Perempuan kelahiran Indonesia dan berdiam di Amerika ini baru saja mengunggah gambar dirinya yang sedang berada di rumah sakit selepas melaporkan diri kalau dirinya menjadi korban kekerasan dalam hubungannya.
Ada trauma dan luka yang membekas, secara fisik dan secara mental, yang akan menghantui langkah para korban dalam menjalani hidup barunya. Jika teman atau saudara menjadi korban kekerasan yang sedang menyembuhkan diri, ini yang perlu kamu lakukan untuk mereka.
1. Mengerti kalau sembuh bukan proses yang mudah
Mengutip dari Elite Daily, sembuh adalah keingin setiap korban, namun mencapai hal itu membutuhkan proses yang sangat sulit. Bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam hubungan (abusive relationship), mereka akan membawa luka dan duka saat keluar dari hubungan, yang menghalangi jalannya untuk hidup seperti normal kembali.
2. Memahami kalau keluar dari hubungan bukan berarti sembuh
Keluar atau putus dari hubungan abusif nggak sama dengan sembuh. Bahkan untuk bisa keluar dari jeratan cinta yang dibalut kekerasan ini, mereka membutuhkan perjuangan sebab pasangan selalu mengekang mereka untuk bebas. Jadi sekali lagi, keluar dari hubungan abusif bukan berarti sudah sembuh, melainkan awal mula proses untuk menyembuhkan diri.
3. Jangan menyuruh mereka untuk move on
Menyuruh mereka untuk move on menjadi saran yang paling mudah kita berikan untuk mereka. Namun percayalah, mereka ingin melakukannya namun sulit karena ada trauma yang mereka rasakan. Meminta bahkan memaksanya untuk move on hanya akan membuat korban hubungan abusif menjadi tertekan.
4. Luka itu mudah muncul kembali
Apa yang kamu sukai, seperti lagu dari suatu band, makanan dari restoran spesial, boleh jadi menyebabkan luka dan trauma mereka mengguar kembali dalam ingatan. Korban kekerasan dalam hubungan akan melalui hal ini selama proses penyembuhan. Kamu sebagai temannya dapat mendukungnya dengan menghindarkan dirinya dari benda atau hal-hal yang dapat memancing ingatan lamanya.
5. Jangan meninggalkannya
Korban kekerasan dalam hubungan selalu merasa sendiri dan sepi dalam hubungannya. Ketika ia merasakan hal yang sama saat ingin sembuh, hal itu justru akan mengulang siklus yang dialami sebelumnya, membuatnya percaya kalau emosinya sangat rentan untuk orang lain. Jadi, beri dukungan untuknya dengan selalu ada saat ia membutuhkan kehadiranmu.
6. Meyakinkannya untuk sembuh
Sosokmu yang selalu ada untuknya, memberi uluran tangan untuk bangkit, menjadi telinga yang mau mendengarkan kesedihannya, mengantarnya menemui terapis, menjadi bentuk nyata bagi para korban kalau hal yang mereka alami ini adalah sesuatu yang nyata dan harus diobati. Mereka kemudian menjadi yakin untuk sembuh dari trauma itu.
7. Jangan menyalahkan mereka
Ada kalanya kamu ingin sekali menyalahkan keputusan mereka yang dibuat dahulu, saat menjadi pasangan dari pria yang kini adalah pelaku hubungan abusif. Namun sebaiknya jangan, Bela. Sebab dalam hati si korban, masih ada rasa cinta yang tersisa untuk mantannya itu. Namun selama proses sembuh, mereka akan menyadari kalau dirinya jauh lebih bahagia setelah lepas dari mantannya.
Jangan bosan menemani korban kekerasan dalam hubungan untuk sembuh. Jangan memaksa mereka untuk mempercepat proses dan langsung bahagia. Biarkan mereka menjalaninya secara bertahap. Kamu nggak tahu betapa beratnya perjuangan mereka untuk menghapus ingatan lama dan bekas luka yang ada dalam dirinya.