Bahaya! Ayo Hindari Toxic Positivity Pada Diri Sendiri dan Orang Lain

"Tetap optimis" dapat terasa menyakitkan, loh

Bahaya! Ayo Hindari Toxic Positivity Pada Diri Sendiri dan Orang Lain

Penah mendengar istilah 'toxic positivity'? Melansir dari Health, toxic positivity dapat dideskripsikan sebagai dukungan positif yang nggak tulus, yang dapat memicu rasa bahaya, kesalahpahaman, bahkan penderitaan. Sedangkan melansir dari Huffington Post, para ahli berpendapat bahwa toxic positivity adalah konsep ketika seseorang harus fokus pada perasaan positif dan aspek positif dalam hidup. Ini merupakan keyakinan kalau dengan mengabaikan emosi negatif dan aspek hidup lainnya yang kurang baik, dapat membuat seseorang merasa bahagia.

Seseorang, bahkan kamu sendiri, dapat memberikan kalimat yang mengandung toxic positivity kepada orang lain yang sedang berduka. Sudah menjadi respon otomatis untuk memberikan kalimat penyemangat seperti, "Sabar, semua akan baik-baik saja!", "Tetap positif, kamu bisa saja mengalami yang lebih buruk dari pada ini", "Jangan bersedih!" Namun ternyata, kalimat-kalimat tersebut justru dapat melukai perasaan, bahkan kesehatan jiwa seseorang yang tengah merasa sedih. Kalimat tersebut seakan memaksa seseorang untuk berusaha bahagia, padahal ia tengah dirundung kesedihan. Membuat orang tersebut merasa bersedih adalah sebuah kesalahan, walau sebenarnya itu adalah hal yang normal. 

Toxic positivity mendelegitimasi keresahan seseorang, dan itu dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan mentalnya. Sebab, orang tersebut nggak dapat mengatasi perasaannya yang sebenarnya, dan ini bukan cara terbaik untuk sembuh serta bangkit dari kesedihan yang ia rasakan.

Nggak ada salahnya untuk memberikan dukungan positif pada seseorang yang sedang  bersedih, Bela. Namun, bagaimana agar bisa memberikan energi baik tanpa dibalut rasa toxic? Ini tips yang dapat kamu lakukan.

Mengakui kesedihan yang dirasakan seseorang

Bahaya! Ayo Hindari Toxic Positivity Pada Diri Sendiri dan Orang Lain

Ketimbang 'memaksa' seseorang untuk mengabaikan rasa sedihnya, lebih baik untuk ikut mengakui emosi yang sedang ia rasakan. Kalimat sederhana seperti, "Sakit rasanya ketika dikhianati seseorang....", "Nggak apa-apa menangis, aku pun akan menangis ketika ditinggalkan oleh orang yang aku cintai...." . Mendengar ungkapan seperti ini, membantu orang tersebut untuk lebih mudah menghadapi permasalahan dan emosi yang ia rasakan. Karena ia merasa normal mengalaminya.

Menanyakan yang ia butuhkan

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved