Momen tahun baru 2020 diawali dengan duka di beberapa tempat. Di area Jabodetabek, tepatnya Jakarta dan sekitarnya, mengalami banjir bandang selama beberapa hari. Musibah alam ini hingga menghanyutkan rumah dan mobil di beberapa area, dan menimbulkan korban jiwa. Para korban kehilangan tempat tinggal, harta benda, bahkan orang terkasih. Sebagian ada yang beruntung, namun tetap merasakan kesedihan lantaran musibah itu.
Banjir di awal tahun 2020 meninggalkan luka serta trauma yang mendalam di hati para korban. Mereka merasa sedih membayangkan kehilangan yang dialami, merasa stres untuk berusaha bangkit kembali. Melansir dari Mental Health America, korban banjir yang merasa trauma akan menunjukkan beberapa reaksi. Di antaranya rasa ketidakpercayaan, terkejut, takut, cemas menghadapi masa depan, susah berkonsentrasi, apatis dan mati rasa, sering mimpi buruk karena bencana itu, mudah merasa marah, depresi, menangis tanpa sebab, dan sebagainya. Jika mengalami trauma karena bencana yang kamu hadapi, ada beberapa tips untuk menyembuhkannya.
1. Menceritakannya pada orang di sekitarmu
Temui temanmu atau orang yang kamu percaya untuk mendengarkan keluh kesahmu, lalu ceritakan pengalaman dan perasaanmu atas bencana yang dialami kemarin. Menceritakan pengalaman burukmu pada seseorang dapat melepaskan stres yang kamu rasakan dan membuatmu tersadar kalau orang lain juga merasakan yang kamu rasakan. Jadi, jangan memendam kesedihanmu, Bela, bagikan dengan orang-orang terdekatmu.
2. Menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman
Keluarga dan teman dapat membantumu untuk melewati masa-masa sulit ini. Jika mengalami bencana ini bersama keluarga, usahakan untuk selalu bersama. Dekap mereka dengan dekat, dan usahakan untuk selalu mengkomunikasikan perasaan masing-masing sehingga nggak ada luka yang terpendam menjadi trauma.
Jika keluargamu tinggal di luar area bencana, jaga komunikasi menggunakan media apapun (telepon, chat, dan sebagainya). Jika memiliki anak, dorong mereka untuk bercerita padamu mengenai perasaannya dan hal yang ia alami kepadamu.
3. Menjaga dirimu sendiri
Sebisa mungkin setelah kembali ke tempat tinggal atau nggak lagi mengungsi, istirahat dengan cukup, makan dengan teratur dan berolahraga. Jika memiliki kebiasaan merokok atau minum kopi, coba batasi konsumsi keduanya. Sebab, nikotin dan kafein dapat meningkatkan level stres dalam dirimu. Pokoknya, rawat dirimu sebaik mungkin setelah melalui bencana banjir maupun bencana alam lainnya.
4. Membatasi eksposur gambar bencana
Mungkin kamu ingin selalu tahu berita terbaru mengenai bencana yang berlangsung beberapa hari lalu. Apakah akan datang kembali? Atau mungkin, ada kabar dari pemerintah mengenai bencana ini?
Namun, hal itu justru dapat meningkatkan rasa stres pada pikiranmu, Bela. Terlebih sampai melihat gambar-gambar yang menunjukkan pemandangan bencana. Karena itu, coba batasi membaca berita dan melihat gambar-gambar bencana.
5. Meluangkan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan
Sebisa mungkin luangkan waktumu untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Entah itu membaca buku, menonton film, entah apapun kegiatan tersebut yang membawa kebahagiaan pada dirimu, selama masih merupakan kegiatan baik. Kegiatan seperti ini dapat membantu mengalihkan pikiranmu yang stres terhadap bencana kemarin.
6. Mengurus satu per satu
Ketika sedang stres, tumpukan pekerjaan yang dianggap dalam taraf normal akan terasa begitu berlebihan. Coba untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaanmu satu per satu. Urutkan berdasarkan tingkat prioritasnya, lalu kerjakan sampai selesai.
Kemudian lanjutkan dengan pekerjaan berikutnya. Dengan begitu, kamu nggak akan merasa kewalahan dan dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan lancar.
7. Melakukan sesuatu yang positif
Kegiatan positif dapat mengalirkan energi positif ke dalam diri, yang membuatmu jadi lebih bahagia dan tenang. Jadi, coba luangkan waktu untuk melakukan kegiatan positif. Nggak usah jauh-jauh, bisa mulai dengan menjadi relawan untuk penanganan bencana alam. Atau jika itu terasa sulit, kamu bisa berpartisipasi dengan mengumpulkan bantuan untuk para korban bencana alam.
Kegiatan seperti ini nggak hanya mengalirkan energi positif dalam diri, tetapi juga memberikan rasa kalau dirimu bermakna dalam situasi di luar kendali seperti bencana ini.
8. Menghindari obat-obatan terlarang dan alkohol
Narkoba dan alkohol seakan dapat menghilangkan stresmu. Tapi itu hanya sementara dan merupakan cara terlarang karena pada akhirnya hal-hal tersebut hanya dapat menghancurkan dirimu sendiri. Bahkan, kedua benda itu dapat menambahkan masalah yang semakin meningkatkan rasa stresmu.
9. Meminta pertolongan ketika membutuhkannya
Jika merasa trauma ini nggak akan hilang dengan mudah atau dengan tips-tips yang disebutkan sebelumnya, jangan ragu untuk mencari bantuan ke tenaga ahli. Terutama jika sebelumnya kamu telah didiagnosis memiliki gangguan kesehatan jiwa, atau baru saja sembuh dari trauma akan kejadian lainnya, sangat disarankan menemui dokter untuk memeriksakan keadaan diri.
Sulit untuk mengelola respon diri terhadap bencana dan kembali menjalani hidup seperti biasa dapat menjadi gejala post-traumatic stress disorder (PSTD) atau gangguan stres pasca-trauma, sebuah gangguan kesehatan jiwa yang dapat disembuhkan. Jangan berusaha mengobati sendiri jika merasa kurang mampu. Minta bantuan akan jauh lebih baik, dan itu bukan menunjukkan kalau kamu lemah, Bela.
Trauma setelah mengalami bencana adalah hal yang wajar terjadi pada korban. Sulit mengatur perasaan dan berusaha bangkit juga adalah hal yang normal ketika baru saja mengalami musibah yang meninggalkan luka mendalam. Namun, jangan mengabaikan rasa trauma dan stres yang kamu alami, Bela. Sebab itu dapat berdampak buruk pada kesehatan jiwa dan fisikmu.
Lakukan tips di atas untuk menyembuhkan rasa trauma, dan jangan ragu meminta bantuan ahli ketika membutuhkannya.