Indonesia kembali dipercaya untuk menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018. Opening Ceremony pada hari Sabtu (06/10/18) kemarin pun tak kalah seru dan mengagumkan dengan Opening Ceremony Asian Games yang lalu. Kini para atlet sudah mempersiapkan dirinya masing-masing, bahkan beberapa diantaranya telah bertanding dan meraih medali lho!
Tahu nggak sih siapa saja para atlet yang sudah menggenggam medalinya dan seperti apa kisah dibaliknya? Popbela sudah siapin kisah inspirasi ini untuk kamu!
1. Muhammad Fadli – Tanpa Kaki Tidak Berarti Tanpa Semangat
Tahukah kamu kalau Fadli terpaksa harus kehilangan kaki akibat kecelakaan saat kejuaraan balap motor Asia di Sentul beberapa tahun lalu? Ya, luka hebat di kaki kiri Fadli terpaksa diamputasi meski sudah dilakukan banyak upaya yang maksimal.
Kemudian 3,5 tahun yang lalu Fadli membuat janji dengan dokter spesialis bedah ortopedi yang menanganinya, Kiki Novito, bahwa ia akan kembali bangkit dan itu bukan hanya pernyataan semata, Fadli benar-benar membuktikannya dan hasilnya kini ia berhasil meraih perak dari cabang para balap sepeda Time Trial (C4) putra, pada balapan di Sirkuit Sentul Bogor Jawa Barat. Membanggakan!
2. Syuci Indriani – Tangani Mental Sendiri Baru Pikirkan Lawan
Sebelum Syuci meraih medali emas, semua orang yang menyaksikan di Stadion Aquatik Gelora Bung Karno sempat gugup dibuatnya karena perempuan tunagrahita melawan atlet asal Jepang, Mai Deguchi nyaris sampai digaris finish secara bersamaan. Sampai akhirnya diumumkan, penonton bergemuruh dengan yel-yel “Indonesia” ketika Syuci lah yang dinyatakan lebih unggul.
Perempuan 17 tahun ini mengaku tidak mengalami kesulitan saat lomba berlangsung. Namun karena sang pelatih memintanya untuk all out, maka ia merasa sedikit “oleng” ketika hampir di garis finish. Syuci menganggap lawannya cukup memberikan perlawanan namun ia tetap harus fokus pada tujuannya sendiri. Menurutnya, menjaga mental sendiri itu lebih penting, setelah itu baru kita mengurus lawan.
3. Rani Puji Astuti – Dari Coba-coba Kini Menjadi yang Utama
Senin, (08/10/18) Rani berhasil meraih medali perunggu di cabang olahraga Angkat besi 55 kilogram Putri. Setelah meraih kemenangan, kini ia siap menghadapi tantangan selanjutnya yaitu kejuaraan di Filipina, apabila ia terpilih lagi. Ia berharap agar di kejuaraan selanjutnya dapat menjadi jauh lebih baik.
Angkat berat bukanlah pilihan awal Rani saat mendaftar seleksi atlet di Jawa Tengah. Awalnya ia adalah atlet atletik, namun sang pelatih selalu mendorongnya untuk mencoba angkat berat dan lama kelamaan perempuan 33 tahun ini merasa cocok dalam olahraga angkat berat. Kemudian Rani menjadi giat berlatih meski harus selalu duduk di kursi roda, itu bukanlah sebuah halangan baginya untuk tetap melakukan hal yang ia cintai.
Terbukti ya kalau keterbatasan itu tak menghalangi siapapun untuk meraih mimpi mereka, asal punya tekad kuat dan berpikir positif, semua orang bisa melakukan apapun tak peduli bagaimana fisik mereka. From disablity, to ability!
Penulis: Dinda Ramadhanty