Istilah 'jamet' bukanlah hal yang baru dalam peradaban sosial media. Kata 'jamet' sudah ada sejak awal 2010-an, bahkan sebelum media sosial seperti TikTok, Twitter dan Instagram bersinar seperti sekarang. 'Jamet' sering dikaitkan dengan seseorang berpenampilan nyentrik dan nyeleneh yang menyorot perhatian orang di sekitarnya. 'Jamet' sendiri merupakan kata singkatan yang berarti 'jawa metal'.
Bukannya unik, sebagian masyarakat menganggap penampilan 'jamet' dianggap aneh dan kerap menjadi bahan guyonan. Dalam beberapa kasus, 'jamet' berkonotasi negatif yang dapat menyinggung beberapa pihak.
Di media sosial, terutama TikTok, mereka yang mendapat label 'jamet' seringkali mendapat komentar tak pantas. Ini karena konten videonya yang dianggap tidak berfaedah diiringi dengan penampilannya yang nyentrik.
'Jamet' juga identik dengan orang dengan gaya rambut berjambul tinggi, gondrong, memakai kaus yang sedikit oversized, celana jeans, dan sering menyebarkan kegalauan di media sosial.
Lalu, apa sih, arti sebenarnya dari kata 'jamet' sendiri? Dalam artikel ini, Popbela akan membahas lebih dalam mengenai istilah 'jamet' yang populer. Penasaran? Keep scrolling, ya!
Bukan istilah baru
TikTok sendiri menjadi raksasa media sosiala yang pun mempunyai peran kuat dalam menghidupkan sesuatu dan viral di internet, termasuk kata jamet. Hal ini tentu tidak lepas dari perkembangan zaman yang memengaruhi pergaulan sehari-hari.
Apalagi ini semakin diperkokoh dengan keberadaan anak muda yang aktif dan dinamis dalam berkomunikasi. Mereka dengan bebas menentukan istilah dan pilihan bahasa yang menggambarkan fenomena kehidupan sehari-hari.
Istilah 'jamet' sudah tak asing bagi generasi Millennial dan generasi Z lantaran 'jamet' lahir sejak tahun 2000-an. Dulunya, jamet merupakan bahasa sandi untuk menyembunyikan suatu obrolan dalam lingkaran pergaulan tertentu. Lama kelamaan, sandi ini menjadi rahasia publik dan digunakan banyak orant serta menjadi bahasa sehari-hari.
Arti kata jamet
Sebenarnya, kata 'jamet' sendiri memiliki arti yang luas. 'Jamet' sendiri merupakan singkatan dari “jajal metal”. Namun, ada pula yang mengartikannya sebagai singkatan dari “Jawa metal”.
Istilah 'jamet' mulai eksis lagi setelah challenge goyang badinding menuai perhatian publik pada tahun 2021. Dalam waktu singkat, goyang badinding menjadi viral dan menjadi tren tersendiri di masyarakat.
Goyang badinding sendiri adalah sebuah video yang memperlihatkan seorang pemuda bernama Yusuf Shikuyus dengan atribut bergaya metal, lengkap dengan rambut gondrongnya sambil menari goyang badinding. Semakin absurd, latar lagu dalam video tersebut menggunakan lagu daerah "Dindin Badindin" yang di-remix.
Karakteristik orang yang disebut 'Jamet'
Berkat goyangan itu pula, warganet melabeli penampilan Yusuf sebagai 'jamet' lantaran gayanya yang beda. Adapun karakteristik dari seseorang disebut 'jamet' adalah rambut gondrong dengan penataan seperti emo-punk, serta berpakaian dan mengenakan aksesori yang tidak matching.
Dari istilah 'jamet', lahirlah predikat kuproy di belakangnya, sehingga secara lengkap istilah ini berubah menjadi jamet kuproy. Kata kuproy merupakan kependekan dari kuli proyek. Ini karena mereka yang disebut dengan jamet biasanya memiliki latar belakang pekerjaan sebagai kuli proyek.
Penggunaan kata 'jamet' harus dibatasi
Sebagai masyarakat yang berintegritas dalam beretika, sudah seharusnya kita bijak dalam berkata-tutur, baik dunia maya maupun dunia nyata. Bagi sebagian orang, 'jamet' memiliki arti negatif yang dapat mengolok-olok orang lain dan dapat menyinggung suatu ras serta pekerjaan. Adanya kata 'jamet' dapat membatasi seseorang dalam berekspresi dan menampilkan konten kreatifnya, selama tidak merugikan orang banyak.
Apalagi kebebasan dalam berkarya dan berekspresi merupakan hak dari semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang dan suku. Kata jamet juga kerap diketikkan warganet di keterangan foto dan video, dijadikan hashtag (tagar) serta kerap menjadi bahan bercandaan.
TikTok bahkan memblokir kata jamet dari kolom pencarian lantaran dinilai sebagai kata sarat SARA, bullying, dan perilaku kebencian. Kata 'jamet' pun mengandung makna negatif sebagai bentuk penyudutan terhadap orang bersuku Jawa, orang bergaya bak anak metal, dan pekerja bangunan atau dikenal kuli proyek.
Demikian penjelasan singkat kata 'jamet' yang cukup populer di media sosial. Jangan lupa untuk bijak dalam menggunakan kata ini dan tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan tempat umum ya, Bela.