Keberadaan fakta dan mitos selalu berdampingan di kehidupan, kendati keduanya berlawanan satu sama lain. Sebagaimana artinya, fakta mengungkapkan kebenaran yang disertai bukti mutlak. Sementara mitos terlahir dari kepercayaan leluhur berupa rangkaian cerita (biasanya bernuansa misteri dan gaib), yang diturunkan kepada generasi berikutnya.
Meski manusia sudah hidup di zaman modern yang serba canggih, nyatanya masih banyak orang yang mempercayai mitos. Salah satunya yang terkenal adalah mitos mengenai angka 13 sebagai angka pembawa kesialan.
Tak hanya satu, nyatanya hampir seluruh negara di dunia —seperti Tiongkok dan AS — meyakini mitos ini. Mereka yakin bahwa munculnya angka 13 menjadi pertanda hal buruk dan jahat akan datang.
Lantas dari sana, bagaimana sejarah angka 13 diyakini sebagai angka kesialan? Yuk, simak fakta-faktanya beserta penjelasannya di bawah ini!
1. Sejarah angka 13
Laman History menandaskan bahwa ketidaksukaan terhadap angka 13 muncul pertama kali di zaman Sumeria Kuno. Masa kuno ini sudah ada sejak sejak 3 ribu tahun SM.
Kala itu, Matematikawan di Sumeria Kuno menganggap angka 12 adalah angka yang sempurna. Penelitian modern mengungkapkan bahwa bangsa itu telah mengembangkan sistem bilangan berdasarkan penggunaan 12 angka.
Atas alasan itulah, angka 13 yang merupakan bilangan sesudah angka 12, telah memunculkan ketidaksukaan secara psikologis di kalangan masyarakat Sumeria Kuno.
Ketidaksukaan ini justru berkembang menjadi takhayul dan mitos di masyarakat serta diceritakan secara turun-temurun hingga kini.
2. Angka 13 merupakan simbol pengkhianatan Judas Iskariot kepada Yesus Kristus
Tak hanya dianggap bawa sial, angka 13 juga merupakan simbolisasi pengkhianatan Judas Iskariot kepada Yesus Kristus. Peristiwa ini berkaitan dengan jumlah tamu dalam Perjamuan Makan yang diadakan Yesus bersama dengan para muridnya. Perlu diketahui, Judas Iskariot adalah tamu ke-13 yang hadir di perjamuan tersebut.
Jika mengulik dari Alkitab, peristiwa pengkhianatan oleh Judas ini memang sudah diketahui oleh Yesus Kristus sebelum penyalipannya. Dari kisah inilah, bangsa Eropa meyakini bahwa angka 13 adalah pertanda keburukan akan datang dan berkaitan dengan pengkhianatan, kebohongan, kesedihan, dan bahkan penderitaan.
Sementara di dunia ramalan dan horoskop, angka 13 merupakan representasi dari Kematian atau Death dalam kartu Tarot. Tidak bermakna kematian secara raga, kartu ke-13 dalam major arcana Tarot ini menyiratkan adanya perubahan besar terhadap sesuatu dan menyiratkan untuk meningkatkan rasa kewaspadaan.
3. Mengapa 13 dianggap sebagai angka sial?
Tak hanya takhayul belaka, ternyata ada propaganda dibalik superstisi ini. Mengutip banyak sumber, kepercayaan bahwa 13 merupakan angka sial pertama kali dimaklumatkan saat Raja Philip IV dari Prancis menghabisi seluruh Pasukan Templar dari Yerusalem pada Jumat, 13 Oktober 1307.
Pasukan Templar sendiri merupakan kelompok militer Yerusalem yang bertugas untuk melindungi peziarah di sepanjang jalan dari Eropa ke Yerusalem. Bersengkongkol dengan Paus Clement V, Raja Philip IV menghukum pemimpin ordo Jacques de Molay dengan cara membakarnya hidup-hidup di depan Katedral Notre Dame.
Sebelum dieksekusi, de Molay yang berjulukan Grandmaster para Templar ini mengatakan sebuah sumpah. "Tuhan tahu siapa yang salah dan berdosa. Sebentar lagi, malapetaka akan terjadi pada mereka yang telah mengutuk kami sampai mati."
Karena sumpah De Molay itulah, orang-orang menganggap kalau Jumat tanggal 13 adalah sebuah tanggal sial. Anggapan ini seolah nyata adanya setelah kebetulan Raja Philip IV dan Paus Clement V dinyatakan meninggal sebelum akhir tahun.
4. Mengapa Raja Philip IV membantai Pasukan Templar?
Sejarah pembantaian ini didasari atas rasa iri hati dan kekesalan Raja Philip IV kepada Pasukan Templar. Ordo militer yang berdiri pada 1118 ini tak hanya berkontribusi pada keamanan saja, tapi juga sukses menciptakan sistem perbankan yang melindungi keuangan para peziarah. Keberhasilan ini meluas sampai ke Eropa.
Melihat kesuksesan Pasukan Templar dalam meraup untung besar dari sistem perbankan tersebut, Raja Philip IV menjadi iri hati. Panas hatinya semakin membara saat kelompok yang identik dengan simbol salib ini menolak memberikan bantuan finansial untuknya.
Dengan dukungan Paus Clement V, Raja Philip IV menuduh para Ksatria melakukan penistaan agama lantaran tidak mau memberi bantuan finansial kepadanya. Kelompok ini didakwa telah meludahi salib, menyelewengkan ajaran Kristen, melakukan tindakan homoseksualitas, serta menyebarkan ajaran sesat dan sihir hitam.
Untuk memuluskan rencana pembantaian itu, Raja Philip IV dan Paus Clement V menangkap para Ksatria Templar dan merampas harta benda mereka. Setidaknya, lebih dari 600 tentara Templar telah ditangkap, termasuk Grand Master Jacques de Molay.
Keduanya juga menyiksa para tentara Templar dengan alat siksa khas abad pertengahan agar mereka mau mengakui tuduhan tersebut. Siapa pun yang tidak mau mengakui akan dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup di tiang pancang.
Seram dan kejam sekali, bukan?
5. Fobia angka 13
Mitos angka 13 sebagai pembawa kesialan telah menciptakan ketakutan bagi banyak orang. Saking mengerikannya, ketakutan ini bisa berkembang menjadi fobia terhadap angka 13 atau triskaidekaphobia. Melansir National Geographic, penderita triskaidekaphobia bisa mewariskan ketakutannya itu kepada anak atau cucu-cucunya.
Bukan sebagai takhayul, penderita triskaidekaphobia menganggap mitos angka 13 sebagai kenyataan yang valid. Akan hal tersebut, fobia ini membuat seseorang menghindari segala hal yang berkaitan dengan angka 13, seperti kalender, gedung bertingkat, nomor rumah, dan lain sebagainya.
6. Peristiwa tragis yang berkaitan dengan angka 13
Meski masih diperdebatkan, mitos terhadap angka 13 telah membuktikan bahwa ada banyak insiden tragis dan menyedihkan yang berkaitan dengan angka ganjil itu. Berangkat dari sinilah, banyak orang semakin percaya terhadap kesialan dari angka 13.
Misalnya adalah peristiwa Apollo 13 yang merupakan gagalnya misi pendaratan di bulan oleh Amerika Serikat akibat meledaknya tangki oksigen pada 13 April 1970. Musibah inilah yang membuat kru yang ada di darat dan penerbangan harus melewati evakuasi yang intens dan sulit.
Di sisi lain, budaya Barat mengenal Friday the 13th atau Jumat tanggal 13 yang dikaitkan dengan hal mistis serta hari sial yang mendatangkan malapetaka. Salah satu peristiwa Friday The 13th yang terkenal adalah tragedi kecelakaan pesawat terbang di Pegunungan Andes, Uruguay pada 13 Oktober 1972. Tercatat 12 orang tewas seketika dan 17 orang meninggal akibat cuaca dingin dalam peristiwa tersebut.
Kalau kamu sendiri bagaimana, Bela? Apakah kamu juga memercayai mitos tentang angka 13 sebagai pertanda buruk?