Review 'Sijjin': Cinta Ditolak, Santet Bertindak

Renungan untuk tidak terobsesi berlebihan dengan seseorang

Review 'Sijjin': Cinta Ditolak, Santet Bertindak

Mungkin kita setuju bahwa siapa saja yang melakukan santet dan sihir untuk balas dendam, hanyalah menerima kemenangan semu belaka. Tak ada menang dan kalah saat terlibat dalam ilmu hitam, dengan tujuan untuk menyingkirkan orang lain. Jin jahat yang awalnya menjanjikan kepuasan batin, ternyata hanyalah tipu muslihat untuk mengarahkan manusia jatuh ke lubang kesesatan.

Pesan inilah yang ingin disampaikan film horor Indonesia terbaru November ini, Sijjin, kepada para penonton. Hasil adaptasi film Turki berjudul Siccin tersebut, diproduksi oleh Rapi Films. Mengggandeng Anggika Bölsterli, Ibrahim Risyad, Messi Gusti, hingga Niken Anjani sebagai pemeran utama.

Sinopsis 'Sijjin'

Review 'Sijjin': Cinta Ditolak, Santet Bertindak

Irma (Anggika Bölsterli) sangat mencintai Galang (Ibrahim Risyad), sepupunya. Rasa cinta yang dipupuknya selama lebih dari satu dekade, justru membuat Irma menjadi terobsesi untuk memikat Galang. Sayangnya, Galang sudah berkeluarga dan sudah hidup bahagia bersama istrinya, Nisa (Niken Anjani) dan putrinya, Sofia (Messi Gusti).

Galang pun sebenarnya tak ada perasaan sama sekali pada Irma dan hanya menganggapnya sebagai sepupu. Tapi bukannya menyuruh Irma mengikhlaskannya, Galang justru malah bersedia menjalin hubungan gelap dengannya di belakang Nisa. Buah dari perselingkuhannya itu membuat Irma hamil.

Sakitnya, Galang enggan mempertanggungjawabkan kehamilan Irma dan menyuruhnya untuk menjauhi keluarganya. Mendengar itu, Irma pun semakin terobsesi ingin jadi perempuan satu-satunya di hidup Galang, bahkan ingin dinikahinya.

Hal ini mengakibatkan Ia menghalalkan cara untuk mendapatkan kembali cinta Galang sepenuhnya, dengan meminta bantuan seorang dukun untuk melenyapkan Nisa dan keturunan darahnya. Sang dukun mengabulkan permintaan Irma dan mengirim teror santet kepada istri Galang selama 5 malam.

Gangguan yang dialami istri Galang tergolong cukup ekstrem. Mulai dari kesurupan, halusinasi, teror mistis, percobaan bunuh diri, bahkan melukai keluarganya. Tak disangka, teror tersebut tak hanya menghantui keluarga Galang, tapi juga berbalik kepada Irma dan keluarganya.

Saat cinta berbuah obsesi

Pandangan saya akan obsesi berubah setelah menonton Sijjin. Bahwasanya, rasa cinta yang dipupuk terlalu berlebihan, bisa berubah menjadi obsesi gila yang dapat mematahkan akal sehat.

Bagi Irma, mencintai Galang adalah cita-cita dari asmara hidupnya. Walau cintanya terhalang hubungan darah, hal itu tak menutup hatinya untuk mencintai Galang selama 12 tahun. Ia menjadi terobsesi untuk memiliki Galang seutuhnya. Cinta yang awalnya manis, berubah menjadi patah hati terbesar bagi Irma, setelah mengetahui Galang menikah dengan Nisa.

Semakin menyesakkan, Irma yang mengandung anak dari Galang, mengalami keguguran setelah tak sengaja didorong oleh sepupunya itu. Galang yang tak mau ambil risiko, meminta Irma untuk menjauhi keluarganya dan menyudahi kisah cinta terlarang mereka.

Cinta ditolak, santet bertindak

Jangan pernah menyakiti hati seseorang, karena kita tidak tahu seberapa dalam isi hati mereka. Saya setuju dengan pepatah tersebut. Wejangan ini bukan untuk Galang saja, tetapi juga diperuntukkan kepada banyak orang untuk jangan sekali-kali mempermainkan perasaan.

Rasa Cinta Irma kepada Galang yang begitu besar, membuat ia mau membuang segalanya, bahkan martabat dan harga dirinya sebagai perempuan. Ia rela menjadi simpanan gelap Galang, hanya demi bersatu sang pujangga hatinya.

Sebagai seorang perempuan, saya ikut merasakan sakit hati yang dialami Irma, saat Galang tega menghempasnya begitu saja, seolah hubungan gelap mereka tak pernah ada. Mendengar penolakan mentah Galang untuk bertanggung jawab atas kehamilannya, saya jadi mengerti mengapa Irma menjadi gelap mata untuk menyingkirkan Nisa.

Banyak jumpscare

Kalau kamu punya jantung lemah, ada baiknya simpan keinginanmu untuk menonton Sijjin, ya. Pasalnya, Sijjin menampilkan banyak adegan jumpscare dadakan yang tak bisa ditebak timing-nya, dan lumayan cukup bikin jantungan. Salah satunya adalah adegan saat Nisa yang tiba-tiba saja menghadap ke kamera dalam keadaan kesurupan dengan tatapan mengerikan, disertai mata memutih.

Permainan ekspresi, visual makeup yang mumpuni, serta akting kerasukan yang mencekam, menyumbang kengerian Sijjin tampak nyata.

Ada perbedaan sedikit dari versi orisinalnya

Dalam bahasa Arab, Sijjin artinya orang durhaka. Sesuai dari judulnya, film ini menceritakan orang-orang durhaka yang bersekutu dengan sihir dan jin untuk memenuhi keinginannya. Jika melihat dari proses produksi dan jalan cerita, adaptasi Siccin ini 70% mirip dari versi orisinalnya. Baik dari segi cerita, prosesi kerasukan, plot twist, bahkan jumpscare ikoniknya yang bikin penonton parno tak karuan.

Namun, terdapat perbedaan tipis Siccin versi Indonesia daripada versi Turki-nya. Ada sedikit perubahan cerita dengan menyelaraskan kearifan kultur dan budaya muslim di Indonesia. Ini dilakukan supaya  penonton terasa lebih relate saat menyaksikan Sijjin. Sedangkan untuk mantra santetnya sendiri menggunakan campuran bahasa Indonesia-bahasa Sunda, bukan bahasa Arab seperti film orisinalnya.

Walau demikian, modifikasi ini tak menghilangkan esensi utama dari karya orisinalnya, kok.

Dialog yang emosional

Angkat topi juga kepada Lele Laila selaku penulis naskah, yang sangat brilian dalam meramu formula penulisan dialog dengan pemilihan kata sederhana, namun tetap emosional dan berhasil menguatkan semua karakter di dalamnya.

Meski awalnya saya sempat merasakan ada ironi dari dialog sang dukun yang memohon ampun kepada Tuhan saat sedang melancarkan praktik ilmu hitam. Tapi, hal itu tidak menjadi masalah. Hal ini malah menjadi bumbu tambahan yang membuat saya sebagai penonton merenung. Bahwa setiap manusia berhak meminta ampun kepada-Nya, terlepas dari seberapa banyak dosa dan kesalahan yang mereka perbuat.

Alur berjalan lambat, namun jadi terburu-buru saat menuju akhir

Sijjin memiliki alur cerita yang cukup lambat. Dalam durasi film 100 menit, kita akan menyaksikan bagaimana santet yang dilayangkan Irma kepada keluarga Galang akan memakan korban jiwa dalam kurun waktu 5 hari.

Perlahan namun pasti, teror bergerak saat karakter minor seperti Bu Teti yang merupakan ibu dari Galang, korban pertama dari setiran jin jahat yang merasuki jiwa. Sedangkan teror yang dialami tokoh utama seperti Sofia, Irma, Nisa, dan Galang, justru baru merasakan finalnya saat hari terakhir atau malam kelima.

Saat menuju akhir film, semua klimaks terasa begitu cepat, termasuk eksekusi rukyah Nisa yang terlalu tergesa-gesa. Kurangnya penyelesaian yang signifikan kepada nasib para korban terakhir keganasan santet tersebut, malah bikin penonton cukup gregetan dan mengernyitkan dahi.

Penuh pesan moral

Dari kisah Galang dan Irma, saya belajar bahwa apapun yang berlebihan tidak akan pernah membuahkan kebahagiaan, termasuk cinta dan obsesi. Film ini juga menyiratkan pesan kepada penonton, untuk menjaga lisan dan sikap kepada orang lain, karena setiap manusia memiliki tingkat kerapuhan hati yang berbeda.

Saat menonton trailer Sijjin, saya awalnya dibuat kesal dengan Irma yang terobsesi memiliki Galang. Namun setelah menonton filmnya secara penuh, saya justru lebih menyayangkan sikap Galang yang terlalu egois kepada Irma, dan malah menjadi penyebab utama tragedi santet sekeluarga tersebut.

Kalau kamu menyukai film horor religi yang kental akan ilmu hitam, maka Sijjin adalah sajian sempurna untuk mengenyangkan nyalimu. Film ini disutradai oleh Hadrah Daeng Ratu yang berpengalaman dalam mengepalai banyak film horor lokal, seperti Makmum dan Aku Tahu Kamu Kapan Mati. Sedangkan naskahnya sendiri ditulis oleh Lele Laila dan diproduseri oleh Gope T. Samtani.

Sijjin akan tayang pada 9 November 2023 mendatang, tunggu kehadirannya di bioskop kesayangan kamu. Selamat menonton.

  • Share Artikel

TOPIC

trending

Trending

This week's horoscope

horoscopes

... read more

See more horoscopes here

























© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved

Follow Us :

© 2024 Popbela.com by IDN | All Rights Reserved