Hewan dibekali dengan pertahanan tubuh yang mumpuni untuk melindungi dirinya dari berbagai hal, baik ancaman predator maupun perubahan cuaca yang ekstrem. Salah satunya adalah memiliki kulit tubuh yang tebal dan keras.
Hewan berkulit tebal ini mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri lingkungan tempat tinggalnya. Dengan tampilan fisik tersebut, manusia juga dapat mengenali habitat hingga predator apa yang akan mengancam hewan tersebut.
Lalu apa saja hewan dengan kulit paling tebal di dunia? Sekuat apa, sih, kulit mereka? Simak, yuk, daftarnya di bawah ini, Bela!
1. Paus sperma
Salah satu mamalia laut terbesar di dunia ini menggunakan kulitnya yang tebal untuk melindungi dirinya dari gigitan predator laut. Kulit tebal ini berlokasi hampir di seluruh tubuhnya, mulai dari punggung, kepala dan ekornya dengan ketebalan hingga 35cm. Menariknya, hewan satu ini tak memiliki kulit di perutnya. Sehingga ia harus membalikkan punggungnya yang berkulit tebal ketika berhadapan dengan predator.
2. Buaya
Giginya yang tajam dengan tampilan gahar seolah siap menerkam siapa saja, menjadi alasan mengapa buaya ditakuti banyak orang. Lucunya, berbanding terbalik dengan kulitnya yang super tebal dan kuat, buaya adalah salah satu hewan dengan kulit yang sensitif.
Buaya memiliki sembilan bintik atau benjolan pada tubuhnya dan tersebar di seluruh tubuh. Mulai dari kepala, rahang, mulut, dan di antara gigi mereka. Menurut penelitian, benjolan ini berperan sebagai organ sensorik yang dapat mempengaruhi indra peraba.
Selain itu, kulit buaya adalah salah satu komoditas bahan fesyen berkualitas baik. Maka tak heran, sepatu atau tas berbahan kulit buaya memiliki harga selangit.
3. Bison
Sekilas, bison memiliki tampilan mirip dengan banteng. Hanya saja, bison mempunyai kulit yang tebal dan berlapiskan bulu panjang. Pada saat musim dingin, kulit bison akan mengeras dan berfungsi sebagai insulasi atau penghangat tubuh.
Saat musim panas, kulit bison dapat berperan sebagai pelindung dari gigitan lalat kuda, kutu, dan hama lain yang berkeliaran.
4. Badak
Sudah rahasia publik bahwa badak memiliki kulit yang tebal dan keras. Dengan ketebalan hingga 5 cm, kulit badak dilapisi dengan kolagen yang dapat melindunginya dari serangan mangsa.
Namun, kulit badak rentan terhadap sinar matahari dan menghabiskan waktunya berendam di kubangan lumpur hingga mengering. Hal ini dilalukan agar tubuhnya terus lembab, sebagai proteksi dari sinar matahari dan melindungi dari gigitan parasit, seperti kutu dan serangga.
5. Gajah
Kulit gajah tak hanya berfungsi sebagai bentuk pertahanan dari serangan predator. Tetapi juga menyimpan air di dalam kerutan kulitannya.
Air yang tersimpan di dalam kantong kulitnya yang keriput membantu dirinya agar tetap lembap dan sejuk di tengah panasnya padang rumput atau savana. Gajah memiliki kulit setebal 2,5 cm hampir di seluruh tubuhnya dengan lapisan kulit yang lebih tipis di sekitar telinganya yang lebar.
6. Kuda nil
Hewan satu ini berhabitat di padang rumput atau savana dan kerap ditemukan di Afrika. Dengan ketebalan sebesar 5 cm, kulit kuda nil memiliki banyak fungsi. Termasuk melindungi dirinya dari teriknya sinar matahari serta melindunginya dari predator.
Kulit kuda nil juga mengeluarkan cairan merah muda yang berfungsi sebagai pelumas sekaligus mencegah mamalia ini terbakar sinar matahari.
7. Armadillo
Meskipun namanya masih asing di telinga, armadillo merupakan mamalia bercangkang yang masih satu kerabat dengan trenggiling atau sloth.
Armadillo menggunakan cangkangnya sebagai "tameng" untuk menutupi kepala dan punggungnya. Tempurung armadillo terdiri dari lempengan tulang yang membentengi dirinya ketika diserang oleh predator. Demi bertahan hidup di alam liar, armadillo akan "menyulap" dirinya menjadi bola ketika berhadapan dengan predator atau merasa terancam.
8. Hiu paus
Walaupun bertubuh besar dan bergigi runcing, hiu paus tidaklah menakutkan karena cenderung pasif ketika bertemu manusia. Tak hanya itu, hiu paus juga memiliki kulit berwarna abu-abu dengan tebal hingga 10 cm serta berhiaskan bintik-bintik putih kecil.
Berkat kulit tebal dan lapisan dentikel pada punggungnya, hiu paus mampu melindungi dirinya dengan efektif dari serangan predator berdarah dingin. Sebagai tambahan, dentikel adalah sekumpulan gigi kecil yang menyerupai sisik.
Sayangnya, populasi hewan di atas semakin menipis akibat perburuan liar yang semakin merajalela. Hewan-hewan tersebut diincar untuk diambil kulitnya demi memenuhi kebutuhan industri fesyen yang semakin menggebu-gebu. Karena itu, mari kita bersama-sama menjaga kelestariannya, ya, Bela!