Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Review 'Road To Boston': Rekam Jejak Legenda Maraton asal Korea

Disajikan dengan sinematografi yang memanjakan mata

Zikra Mulia Irawati

Maraton bukan sekadar olahraga, tetapi juga manifestasi kegigihan seseorang. Film Korea berjudul Road to Boston (1947 보스톤, 1947 Boseuton) bakal jadi tontonan menarik apabila kamu sedang tertarik dengan jenis olahraga yang satu ini. 

Road to Boston merupakan biopik dari tokoh legenda maraton asal Korea, yaitu Sohn Kee Chung, Suh Yun Bok, dan Nam Sung Yong. Yim Si Wan, Ha Jung Woo, dan Bae Sung Woo menampilkan chemistry yang apik dalam karya garapan sutradara Kang Je Gyu ini. Berikut review Popbela untuk film yang tayang di bioskop mulai 4 Oktober ini.

Sinopsis Road to Boston

Seorang juara tak diciptakan dalam semalam. Suh Yun Bok (Yim Si Wan) merupakan salah satu pelari maraton pencetak rekor asal Korea, dengan catatan waktu 2 jam 2 menit 39 detik di Maraton Boston 1947. Namun, ada banyak perjuangan agar dirinya sampai di sana.

Dalam Road To Boston, Suh Yun Bok diceritakan tak langsung mau menjadi pelari maraton karena harus membiayai pengobatan sang ibu. Sohn Kee Chung (Ha Jung Woo) dan Nam Sung Yong (Bae Sung Woo) lah yang gigih mendorongnya karena negara butuh Sohn Kee Chung lain yang sebelumnya juga mencetak rekor dunia. Ia menang dalam gelaran Olimpiade Berlin 1936 dengan catatan waktu 2 jam 29 menit 19,2 detik. Sayangnya, prestasi itu tercatat di bawah nama Jepang yang kala itu menjajah Korea. 

Solidaritas dan nasionalisme

Lotte Entertainment

Pernah dengar cerita bahwa Korea bisa bangkit dari penjajahan karena solidaritas warganya? Film ini memberikan beberapa gambaran yang sukses membuat hati terenyuh. Suh Yun Bok mulanya hampir gagal batal ke Boston karena masalah biaya. Namun, warga yang tidak terima memutuskan untuk urunan dana agar ia bersama Sohn Kee Chung dan Nam Sung Yong bisa berangkat sesuai rencana.

Permasalahan lain adalah ketika bendera Amerika Serikat justru terpasang di seragam Suh Yun Bok, alih-alih bendera Korea. Hal ini diakibatkan Korea yang baru merdeka selama dua tahun sehingga masih dianggap negara pengungsi. Adegan demi adegan untuk meraih bendera tersebut mengandung dialog-dialog yang bikin merinding!

Sinematografi ciamik

Lotte Entertainment

Sebelum dimulai, pihak CGV memberi tahu bahwa tim produser menyarankan agar Road to Boston ditonton dari bangku barisan atas demi pengalaman menonton terbaik. Popbela yang kebagian di bangku nomor D-5 mengamini hal tersebut. Angle mata burung berkali-kali digunakan dan mungkin akan kurang terasa sensasinya jika disaksikan dari bangku bawah.

Selain itu, adegan maraton pun dibuat dramatis dengan penggunaan teknik slow motion untuk merekam detail emosi yang dicurahkan Yim Si Wan ke dalam karakter yang diperankannya. Sesaat saya merasa bukan sedang menonton film, melainkan ajang maraton sungguhan karena totalitas para pemerannya. Belum lagi seisi studio yang ikut bersorak menyemangatinya juga menambah euforia tersebut.

Lotte Entertainment

Road to Boston ditutup dengan ditampilkannya biografi singkat dari Sohn Kee Chung, Suh Yun Bok, dan Nam Sung Yong serta kontribusi mereka untuk maraton Korea setelah pertandingan Boston. Salah satu capaian paling signifikan adalah diakuinya Korea sebagai anggota International Olympic Committee (IOC) sehingga bisa berpartisipasi di Olimpiade Musim Panas 1948 di London, Inggris.

Popbela sedikit salah fokus kepada betapa panjang umurnya tiga tokoh ini karena wafat di usia lebih dari 90 tahun. Agaknya bisa jadi penyemangat para pelari maraton agar tetap bersungguh-sungguh menggeluti olahraga ini, nih! Kalau ingin menyaksikan sendiri perjuangan penuh haru mereka, jangan lewatkan penayangan Road to Boston di bioskop mulai 4 Oktober, ya, Bela! 

IDN Channels

Latest from Inspiration