Menengok dari posternya, saya kira Operation Fortune: Ruse de Guerre akan jadi film aksi yang serius. Lihat saja, ekspresi wajah semua pemerannya sudah kaku dan penuh keyakinan. Belum lagi embel-embel Guy Ritchie sang sutradara yang juga pernah menggarap Sherlock Holmes dan The Gentlemen.
Namun, saya salah. Film ini ternyata bodor abis! Operation Fortune: Ruse de Guerre lebih seperti film komedi yang dibumbui aksi laga menegangkan. Mungkin akhir pekan atau malam sepulang kerja jadi waktu terbaik untuk menontonnya sebagai saranan melepas penat.
Kekompakan tim dadakan
Operation Fortune: Ruse de Guerre mengisahkan seorang mata-mata bernama Orson Fortune (Jason Statham). Di tengah liburannya, ia mendapatkan misi penting untuk melacak transaksi misterius yang diduga melibatkan teknologi bernama The Handle yang bisa menghancurkan dunia. Bagaimanapun, ia tidak bisa menolak permintaan Nathan Jasmine (Cary Elwes) yang selama ini memberinya pekerjaan.
Meski andal, Orson dianggap punya kemauan yang merepotkan karena gangguan psikologis yang dideritanya. Tugas sulit ini juga mengharuskannya bekerja dengan orang baru, yaitu Sarah Fidel (Aubrey Plaza) dan JJ Davis (Bugzy Malone). Cekcok kecil tak terhindarkan saat misi baru dimulai.
Cerita kian menarik saat mereka memutuskan untuk mengajak seorang aktor terkenal bernama Danny Francesco (Josh Hartnett) terlibat. Langkah ini mau tak mau mereka tempuh karena target mereka, Greg Simmonds (Hugh Grant) mengidolakannya. Asli, wajah pias Danny tiap beraksi jadi salah satu hal terlucu di film ini. Walau Orson dan Sarah terus mengingatkannya bahwa ini sama seperti saat berakting, ketakutannya tak bisa disembunyikan begitu saja.
Dukungan aspek teknis yang juara
Membahas adegan komedi, tentu kepiawaian para pemeran jadi aspek penentu yang paling penting. Tapi rasanya pengaruh kedekatan hubungan Jason dan Guy sejak film Snatch di tahun 2000, meluweskan lawakan mereka yang terasa natural dan saling melengkapi.
Jika diperhatikan lebih jauh, mereka lucu dengan cara masing-masing, mulai dari si jago berekspresi, si cuek yang pandai bicara, si polos, si takut tetapi tetap maju, hingga si pengawas yang kerap dikerjai.
Selain itu, skenario garapan Guy Ritchie, Ivan Atkinson, dan Mars Davies juga layak mendapat applaus. Satu studio bukan hanya sekali dua kali tertawa geli karena permainan kata yang digunakan. Harus diakui, kerja sama tiga pihak ini cukup berhasil karena adegan lucunya nggak kebanting dengan adegan aksi yang spektakuler.
Satu lagi yang paling membuat saya terkesan sejak awal adalah tata musik. Bahkan untuk trailer resminya, aspek teknis satu ini membuat lagu "Sway" milik Michael Bublé lebih mendramatisasi adegan. Namun, itu baru sebagian, Bela. Kamu akan menyaksikan lebih banyak jika menonton filmnya.
Ending yang di luar dugaan
Tidak semua film bisa memiliki akhir yang berkesan. Saya pikir Operation Fortune: Ruse de Guerre juga akan seperti itu. Sebelum kredit film ditayangkan, cerita kelompok mata-mata ini berakhir seperti film lainnya: misi selesai dan para agennya bersiap untuk pekerjaan selanjutnya.
Namun, ternyata ada satu adegan lagi yang ditayangkan selama tulisan nama-nama kru ditampilkan. Salah satu adegan penting diparodikan oleh Danny sang aktor. Seisi studio langsung tergelak, tak menyangka akan ending yang di luar dugaan seperti ini.
Kalau kamu ingin menyaksikan juga keseruannya, Operation Fortune: Ruse de Guerre sudah tayang di bioskop mulai 25 Januari. Tontonan yang tepat untuk quality time bareng orang tersayang, nih, Bela!