Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Review 'Harbin': Mahalnya Harga Sebuah Kemerdekaan

Soroti pembunuhan Ito Hirobumi yang bersejarah

Zikra Mulia Irawati

Film Korea Harbin (하얼빈, Haeolbin) bersiap menemani kamu menyambut tahun baru. Karya sutradara Woo Min Ho ini akan mulai tayang 1 Januari 2025 di bioskop Indonesia. Di negara asalnya, film yang dibintangi Hyun Bin ini berhasil meraih 1 juta penonton hanya dalam waktu dua hari.

Harbin adalah film yang cocok untuk ditonton oleh para pencinta sejarah. Cerita heroiknya didukung oleh akting yang solid dan scoring fantastis yang membuat tiap adegan lebih dramatis. Simak review lebih lengkap Popbela di bawah ini.

Sinopsis Harbin

Pada tahun 1908, pejuang kemerdekaan Korea yang dipimpin oleh Ahn Jung Geun, meraih kemenangan penting dalam pertempuran melawan tentara Jepang di Gunung Sina, dekat perbatasan utara Korea. Akan tetapi, ia yang sangat mematuhi hukum perang membebaskan pemimpin pasukan lawan yang menjadi tawanan. Hal tersebut membuatnya sempat dicurigai sebagai mata-mata.

Sejarah mencatat Ahn Jung Geun sebagai sosok aktivis pemberani dari Korea yang membunuh Ito Hirobumi, Mantan Perdana Menteri Jepang. Lewat film Harbin, penonton akan diajak menelusuri kembali jejak perjuangannya untuk melakukan eksekusi bersejarah yang berlangsung pada 26 Oktober 1909 tersebut.

Akting jempolan, alur kurang greget

Dok. CBI Pictures

Kualitas akting bukan hal yang perlu dikhawatirkan dari Harbin. Film ini melibatkan ensemble cast yang solid, yaitu Hyun Bin sebagai Ahn Jung Geun, Jeon Yeo Been sebagai Ms. Gong, Park Jeong Min sebagai Woo Deok Sun, Jo Woo Jin sebagai Kim Sang Hyun, Yoo Chea Myung sebagai Choi Jae Hyung, Lee Dong Wook sebagai Lee Chang Seop, dan Park Hoon sebagai Tatsuo Mori.

Sayangnya, film ini kurang greget dari segi alur. Ahn Jung Geun sendiri merupakan sosok yang benar-benar ada dan memiliki kisah hidup yang menarik. Sebagai orang yang terlahir di keluarga terpandang, ia rela mempertaruhkan hidup demi kemerdekaan negaranya yang dirampas oleh Jepang lewat Perjanjian Eulsa 1905.

Akan tetapi, Harbin yang menjadikan Ahn Jung Geun sebagai tokoh utama malah kurang mengeksplorasi poin tersebut. Ia hanya digambarkan sebagai pemimpin pasukan karismatik yang disegani oleh rekan-rekannya. Alhasil, film ini menjadi tontonan spy-thriller tanpa kedalaman emosi yang dramatis. Woo Min Ho sebagai penulis naskah terlihat menargetkannya bagi para history geek yang memang sudah mengetahui seluk-beluk sejarah Korea di periode tersebut.

Totalitas pengaturan set lokasi

Dok. CBI Pictures

Namun, Harbin memang patut diacungi jempol jika sudah membicarakan tentang set lokasi. Sebagian besar adegan diambil di set lokasi bersalju. Detail area berlumpur di awal-awal film membuat adegan pertempuran terasa lebih mencekam. Namun, terdapat pula adegan yang menggunakan set gurun pasir tandus Mongolia.

Selain itu, Harbin juga cukup detail saat menggambarkan situasi pasca-pertempuran. Penonton akan dibuat bergidik ngeri karena terdapat beberapa adegan berdarah-darah yang menampilkan penggalan kepala yang sudah terpisah dari tubuhnya. Tak heran film ini berakhir mendapatkan rating 17+.

Scoring fantastis jadi bintang utama

Dok. CBI Pictures

Satu lagi aspek yang membuat Harbin tetap menarik untuk ditonton adalah scoring yang fantastis. Saya sampai rela keluar belakangan dari studio untuk menyimak kredit film demi mencari tahu siapa sosok sound designer tersebut. Di momen kuncinya, jantung saya sampai berdebar-debar gara-gara tensi adegan yang lebih intens berkat penataan musik yang brilian ini.

Ternyata, orang tersebut adalah Choi Tae Young. Ia adalah sosok di balik film dan serial populer lain, seperti Squid Game, Moving, Parasite, Exhuma, Train To Busan, A Taxi Driver, dan masih banyak lagi. CEO Live Tone Studios, studio sound sinematik terbesar di Korea Selatan ini, memang kerap bekerja sama dengan beberapa sutradara ternama seperti Bong Joon Ho dan Kim Jee Woon.

Menariknya, scoring spektakuler tersebut melibatkan London Symphony Orchestra yang reputasinya sudah mendunia. Menonton Harbin yang kental dengan intrik dan heroisme pun terasa lebih dramatis berkat hal ini.

Akhir kata, Harbin adalah tontonan wajib jika kamu tertarik mendalami sejarah Korea lewat sinema. Kalau kamu penggemar Mr. Sunshine (2018) yang kerap disebut sebagai drama rasa film, rasanya akan sangat sayang jika melewatkan penayangan Harbin di layar lebar awal tahun nanti.

IDN Channels

Latest from Inspiration