Mudik ke kampung halaman ibu yang seharusnya menyenangkan, justru jadi petaka. Nate (Idris Elba), Mare (Iyana Halley), dan Norah (Leah Jeffries) terjebak di cagar alam dan jadi sasaran singa buas. Setelah menonton Beast, saya rasa orang-orang harus mulai memaklumi mengapa kaum rebahan saat liburan itu ada.
Selama 1 jam 33 menit, penonton akan diajak bertualang di alam bebas melalui film garapan Baltasar Kormákur ini. Menegangkan, kesal, dan gemas akan bercampur menjadi satu. Lebih dari itu, Beast juga akan menyuguhkan sejumlah pelajaran hidup berharga yang bisa kita terapkan di kehidupan sehari-hari.
Pentingnya komunikasi dalam keluarga
Nate adalah ayah Mare dan Norah. Sejak film dimulai, tampak bahwa hubungan ayah dan anak ini tak begitu baik, terutama pada Nate dan Mare. Tak jarang mereka beradu mulut.
Karakter-karakter ini sebenarnya biasa kita temui di kehidupan sehari-hari. Seorang ayah yang tak dapat mengutarakan cinta dengan baik dan akhirnya hanya bisa mengumbar janji. Juga seorang anak perempuan yang tak dapat maksud sang ayah, dan akhirnya kecewa karenanya.
Dengan genre film survival-thriller ini, Jaime Primak Sullivan, sang penulis, telah menciptakan sebuah alur yang menarik. Tiga tokoh yang mulanya minim komunikasi ini mau tak mau harus saling melindungi agar selamat. Seiring berjalannya film, akan ada sebuah perkembangan karakter yang menghangatkan hati dalam hubungan ayah dan anak ini.
Stop perburuan liar
Isu penting lain yang diangkat oleh Beast adalah perburuan liar. Mengingat betapa brutalnya keserakahan manusia di sini, saya jadi kesal sekali. Hewan-hewan tak bersalah itu harus mati untuk keuntungan sekelompok orang.
Oleh karena itu, saat salah satu singa buruan itu berhasil lolos, saya bisa memaklumi betapa marahnya ia. Sebagaimana hukum rimba, pilihannya adalah membunuh atau dibunuh. Tak hanya menyasar para pemburu, Nate dan dua putrinya juga ikut jadi target karena muncul di wilayah kekuasaannya.
Meski gerakan anti-perburuan liar telah vokal disuarakan oleh sejumlah aktivis, film ini dapat jadi salah satu media pengingat. Membunuh hewan-hewan tak bersalah hanya akan merusak ekosistem. Dalam jangka panjang, keberlangsungan hidup generasi-generasi selanjutnya yang jadi taruhannya.
Kita butuh skill bertahan hidup
Satu hal yang cukup membuat saya tertarik selama film berlangsung, Nate memiliki sejumlah keahlian pertolongan pertama yang baik. Mungkin itu karena dirinya yang berprofesi sebagai dokter. Keterampilan itu sungguh membantu, terutama saat Martin (Sharlto Copley), kawannya yang mengajak ke cagar alam, terluka. Ya, meskipun ia sesekali melakukan hal konyol dan terlalu nekat.
Saya rasa, pemerintah harus menyertakan keterampilan bertahan hidup ke dalam kurikulum pelajaran sekolah. Dengan kondisi Indonesia yang rawan bencana, pengetahuan sepenting ini seharusnya tak jadi milik sekelompok orang saja.
Beast sudah dapat kamu saksikan di bioskop Indonesia mulai 24 Agustus, lho, Bela! Don't miss it!