Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

7 Tradisi Unik Khas Indonesia Menyambut Bulan Ramadan

Menarik dan keren lho, Bela

Shintya Maharani

Terkenal kaya akan tradisi dan budayanya, Indonesia merupakan negara yang selalu mempunyai informasi yang menarik untuk diulas. Sebagai negara yang didominasi muslim, bulan Ramadan menjadi momen yang paling dinanti oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, demi menyambut bulan yang suci ini beberapa daerah di Indonesia mengadakan tradisi adat yang unik.

Berikut tujuh tradisi di Indonesia yang digelar beberapa daerah dalam rangka menyambut dan menjalani bulan ramadan.

1. Megibun, Bali

puasaa-497ed79d56697ef197f39365405859e6.jpg
dok. internet

Didominasi oleh masyarakatnya yang beragama Hindu, Bali ternyata juga mempunyai tradisi unik dalam rangka menyambut bulan ramadan yang bernama Megibung. Tradisi ini diperkenalkan oleh I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar abad ke-17.

Megibung digelar pada hari ke 10, 20 dan hari terakhir bulan ramadan. Tradisi ini biasanya diadakan di Kampung Islam Kepaon, Karangasem, Pulau Dewata. Diambil dari kata gibung, Megibung mempunyai arti kegiatan saling berbagi dan makan bersama dengan suguhan nasi dan lauk pauk.

2. Balimau dan Malamang, Sumatera Barat

puasa-4d99fe8fd500ff6ac9b82853f0a57e25.jpg
dok. internet

Dari tanah minang yang kental dengan adat dan keislamannya. Terdapat dua tradisi unik yang telah dijalankan oleh masyarakatnya selama bertahun-tahun oleh masyarakatnya, yakni Balimau dan Malamang. Balimau merupakan tradisi membersihkan diri dengan memakai jeruk nipis di aliran sungai atau tempat pemandian umum. Penggunaan jeruk nipis merupakan kebiasaan lama yang dipakai sebelum munculnya sabun untuk membersihkan diri.

Berbeda dengan tradisi balimau, malamang adalah tradisi khas Sumatera Barat untuk menyambut hari-hari besar Islam. Malamang berarti membuat lemang, beras ketan yang dimasukkan ke dalam bambu dan dipanggang menggunakan kayu bakar dan disajikan tapai dan santan.

3. Meugang, Aceh

puasaaaa-bb8f99ab4287920afa140f128e7fb547.jpg
dok. internet

Tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam di masa Kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Meugang digelar sebanyak tiga kali dalam setahun, yakni ketika saat memasuki bulan Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam tradisi meugang, masyarakat memasak daging kambing, sapi, bebek dan ayam lalu membaginya kepada kerabat dan yatim piatu. Kegiatan ini secara simbolis menandakan perasaan syukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa.

4. Nyorog, Betawi

puasaaaaaaaaa-499223693dc1e2a449916c282775c2fa.jpg
dok. internet

Nyorog adalah tradisi membagikan bingkisan berupa makanan kepada keluarga, terutama keluarga yang sudah tua. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dengan keluarga, khusus orang tua. Tradisi nyorog masih berlangsung hingga kini. Jika dahulu bingkisan berisi sayur dan lauk pauk sehari-hari, kini mengikuti perkembangan zaman berisi makanan berupa cemilan seperti biskuit, snack, kopi dan sirup.

5. Megengan, Surabaya

puasaaaaa-b659c212a896d0907298b42f98ab3338.jpg
dok. internet

Berasal dari kata megeng yang berari menahan, bagi masyarakat Surabaya dan Jawa Timur, tradisi ini merupakan tanda bahwa bulan ramadhan semakin mendekat. Ada beberapa kegiatan dalam tradisi seperti ziarah ke makam, masak besar dan makan bersama tetangga dan kerabat dekat.

6. Dugderan, Semarang

puasaaaaaa-5eda596fad78725eb5a2d67c582f03e8.jpg
dok. internet

Layaknya pesta rakyat, tradisi ini diselenggarakan dengan meriah oleh masyarakat Semarang. Tradisi ini diselenggarakan secara karnaval yang diisi oleh tari-tarian dan tabuh bedug. Dugderan juga mempunyai maskot yang bernama Warak Ngendog. Ini adalah maskot berupa kambing dengan kepala naga dan dilengkapi dengan telur rebus.

7. Perlon Unggahan, Banyumas

puasaaaaaaa-15df2b7c2eb468a73e129097ab599769.jpg
dok. internet

Tradisi unik khas Banyumas ini digelar seminggu sebelum bulan ramadhan. Dalam tradisi ini, banyak ritual yang dilakukan seperti ziarah kubur ke makam Bonokeling dengan berjalan kaki sejauh 30 kilometer tanpa menggunakan alas kaki dan membawa nasi ambeng. Di makam Bonokeling terdapat enam kasepuhan yang berdoa, yakni Kasepuhan Kyai Padawirja, Kyai Mejasari, Kyai Wiryatpada, Kyai Wangsapada dan Kyai Naya Leksana.

Setelah berziarah, masyarakat pun makan makanan tradisional seperti nasi bungkus, serundeng sapi dan sayur dan mendapatkan makanan tersebut secara rebutan dengan keyakinan makanan-makanan tersebut akan membawa keberkahan dalam menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan.

Bela, menarik ya tradisi-tradisi sambut ramadan di Indonesia? Dari beberapa tradisi di atas tradisi mana saja yang pernah kamu lihat atau bahkan ikuti?

BACA JUGA : Bulan Ramadan Tiba, Yuk Lakukan Amalan Unggulan Ini!

IDN Channels

Latest from Inspiration