Sudah mulai resah dengan kehidupan di perkotaan yang selalu bikin stres? Pindah ke Bali saja yuk! Pendatang yang kini tinggal di Bali rata-rata sangat bahagia tinggal di pulau ini dan sudah males untuk kembali lagi ke kampung halamannya.
Keputusan untuk pindah ke Bali memang perlu kamu pikirkan baik-baik, namun berikut adalah pertimbangan yang perlu kamu ketahui sebelum mengambil langkah untuk tinggal di Bali.
Biaya hidup tergantung lifestyle
Berapa rata-rata biaya hidup tinggal di Bali? Jawabannya tergantung gaya hidup kamu. Kalau kamu terbiasa hidup mewah, uang 10 juta juga pastinya tidak akan cukup untuk kamu per bulannya.
Sama seperti sebagian besar kota besar di Indonesia, kamu juga bisa menyewa kos-kosan bulanan di Bali dan makan di warung atau belanja di pasar. Tidak ada yang bisa mematok berapa biaya hidup minimal ketika tinggal di Bali karena pulau ini menawarkan banyak pilihan hidup.
Orang Bali hampir punya nama yang sama
Karena mayoritas warga Bali menganut agama Hindu, mereka terbiasa dengan sistem kasta yang kebanyakan adalah kasta yang bekerja sebagai petani. Orang dari kasta tertentu biasanya akan diberikan nama sesuai dengan posisinya dalam sebuah keluarga.
Wayan, Putu, Gede dan Iluh biasanya digunakan untuk nama anak pertama, Made, Kadek, atau Nengah untuk anak kedua, Nyoman atau Komang untuk anak ketiga dan Ketut untuk anak keempat.
Harga bisa berbeda tergantung tempat
Meski makanan yang disajikan sama, membeli makanan di Kuta bisa jadi lebih mahal dibandingkan di kota Denpasar. Tidak hanya itu, minimarket yang berada di daerah wisata biasanya juga akan lebih mahal daripada di pusat kota lho.
Namun, makanan enak di Bali tidak hanya terpusat di restoran atau bar di daerah wisata, ya. Banyak kok tempat makan antimainstream di Bali yang sesuai dengan kantong dan pastinya sesuai dengan selera.
Bali tidak semacet Jakarta
Tidak seperti di kota besar, jalan kaki pun terasa sangat nyaman di Bali. Banyak orang Bali yang mengeluh orang yang tinggal di kota besar seperti di Jakarta sangat manja karena harus menggunakan kendaraan meskipun jarak yang ditempuh lumayan dekat.
Polusi udara di Bali juga tidak separah di Jakarta dan jalanan hanya akan macet di jam-jam tertentu yang pastinya tidak separah Jakarta.
Warga Bali punya toleransi tinggi
Terlepas dari mayoritas penduduk yang beragama Hindu, warga Bali percaya kalau keyakinan itu sifatnya pribadi yang tidak perlu digembar-gemborkan.
Lihat saja restoran babi guling tetap buka saat bulan puasa dan adzan bergemuruh lima kali sehari dan tidak ada yang protes. Pokoknya akur banget deh orang-orang di Bali.
Minim tindakan kriminal
Berbeda dari banyak kota besar lainnya, di Bali tingkat kriminalitas sangat rendah. Seringkali berita di televisi menyebutkan turis mancanegara lah yang melakukan kejahatan di Bali.
Warga Bali paham benar kalau karma itu ada makanya kalau mereka berbuat jahat ke orang, pada akhirnya mereka akan dapat balasan juga makanya tingkat kesadaran penduduknya lah yang merupakan alasan mengapa tingkat kriminalitas di pulau ini itu rendah banget.
Suasana alam yang masih bersih
Ini nih salah satu alasan mengapa banyak orang kota besar akhirnya pindah ke Bali. Di pulau dewata ini kamu bisa melihat gunung, pantai dan terasering secara bersamaan.
Penduduk di Bali tahu kalau pemandangan alam adalah salah satu aset mereka yang perlu dijaga dan dilestarikan. Ditambah lagi pemandangan hijau adalah sumber kebahagiaan lho.
Warga Bali tidak terlalu memandang status sosial
Ini nih alasan kenapa orang Bali dipandang sebagai penduduk yang paling bahagia. Dari kecil mereka sudah diajarkan untuk bertemu dengan berbagai macam manusia mulai dari turis mancanegara, wisatawan lokal dan penduduk daerah yang berasal dari status sosial yang berbeda.
Mereka yang berdagang asongan di Kuta bisa saja memiliki villa di Ubud dan hal ini lumrah terjadi di Bali. Orang kaya dan miskin semuanya bisa menikmati Bali.