Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Alasan Logis Kenapa Kamu Belum Perlu Nyicil Rumah di Usia 20-an

Kerja lebih dari sekedar mikirin cicilan

Ria Theresia Situmorang

Banyak orang yang berpikir kalau memiliki rumah adalah investasi selagi di usia muda. Harga tanah dan bangunan yang semakin meningkat hingga kediaman yang akan ditinggali ketika menikah kelak menjadi alasan utama mengapa anak muda yang kurang dari tujuh tahun bekerja sudah membeli rumah meskipun dengan status menyicil.

Kesan kalau rumah adalah investasi yang bagus karena harganya terus meningkat pada dasarnya datang dari orang terdekat misalnya kakek atau orangtua kita yang membeli rumah puluhan tahun lalu dan kini harganya sudah menjulang. Nah, di sini kita akan mengulas fakta logis mengapa sebenarnya menyicil rumah di usia 20-an seperti kamu sekarang ternyata tidak worth-it, Bela.

1-9aef3c8df02c38e5ff157c694406f00c.jpg

Coba hitung-hitung lagi berapa persen dari gaji yang kamu sisihkan untuk cicilan rumah? Kalau sudah lebih dari 40 persen, coba pikir-pikir lagi deh apa keputusan kamu benar? Beberapa orang memilih untuk bertahan di pekerjaannya saat ini karena takut menganggur dan mengambil kesempatan untuk menapaki karier di tempat lain hanya karena memikirkan cicilan yang menumpuk.

Usia 20-an adalah masa-masa di mana kamu masih ingin mencoba hal-hal yang baru. Memang sih semua seperti tidak pasti awalnya, tapi coba pikir deh mau menyiakan masa muda hanya untuk bayar cicilan rumah yang pada akhirnya tidak akan kamu tempati karena kamu dipindah tugaskan ke luar kota?

Jangan gengsi hanya karena kamu masih mengontrak, ngekos atau tinggal di rumah orangtua saat ini. Kamu masih muda dan bisa jadi apa saja yang kamu suka tanpa harus dipusingkan dengan cicilan.

2-c886aa30de5e81cefc54ed20621ba8e0.jpg

Hanya karena banyak orang mengatakan kalau harga rumah selalu naik, kamu mengabaikan fakta kalau rata-rata nilai rumah setara atau sedikit lebih besar ketimbang inflasi. Bicara angka dan data, selama lebih dari 100 tahun, rata-rata nilai rumah sebenarnya hanya kurang dari 1 persen jika disesuaikan dengan inflasi.

Asumsinya jika tahun 1970 harga rumah kakek kamu bernilai 100 juta dan kini dihargai 625 juta saat ini, maka peningkatannya hanya 525 persen selama 48 tahun. Ini tidak bisa dikatakan investasi karena hanya mengikuti inflasi. 

Banyak penasihat finansial yang sebenarnya tidak menyarankan kamu berinvestasi properti di usia 20-an, karena coba lihat di sekitar kamu ada berapa banyak apartemen dan perumahan yang ternyata pembangunannya tersendat? Pada dasarnya investasi tidak hanya sekedar prospek peningkatan harga nilai jual dari harga pembelian dahulunya, Bela.

3-93990db1f9da01e3862f7ea04159111a.jpg

Kalau ditanya apa sanggup bayar cicilan dengan bunganya, kebanyakan anak muda sekarang dengan mantap menjawab sanggup. Tapi coba deh pikir ulang soal masa depan kamu. Apa yakin pekerjaan kamu akan baik-baik saja, pemasukan akan tetap lancar dan tidak akan ada hal-hal mendadak yang akan terjadi pada kamu atau keluarga, nantinya?

Jika bisa dikalkulasikan, uang yang kamu keluarkan untuk membayar cicilan dan bunga per bulannya sebenarnya sama dengan harga rumah tersebut di masa yang akan datang sehingga sebenarnya kamu tidak mendapatkan keuntungan saat membeli rumah dengan cara cicilan dengan jangka waktu panjang seperti 20 atau 25 tahun.

Cobalah bersabar sedikit lagi menunggu umur kamu sedikit matang untuk merencanakan dana finansial kamu demi membeli hunian. Jangan sia-siakan masa muda kamu untuk mengeluh tentang bunga cicilan per bulannya sampai kamu tidak bisa menikmati makan enak dan liburan keluar kota minimal setahun sekali.

4-236dc44dcfd80089651af0ea687cb3bd.jpg

Hal paling umum mengapa investasi disebut tabungan yang menguntungkan adalah kemampuannya untuk mengontrol jenis kepemilikan. Artinya kalau kamu sudah membeli, kamu bisa menjualnya kapan saja untuk memaksimalkan nilai kembali investasi. Karena rumah yang kamu cicil, hanya akan kamu tempati maka sebenarnya kamu memiliki kontrol yang sangat kecil untuk membeli dan menjualnya dalam sudut pandang investasi.

Dalam kasus terburuknya. kebanyakan orang akan membeli rumah di pasar harga yang paling tinggi disaat mereka membutuhkan rumah untuk keluarganya, namun ketika finansial memburuk, hunian akan dijual atau dalam istilah perbankan take over di harga yang tidak sesuai ekspektasi untuk menghindari sitaan bank.

Kurangnya kontrol terhadap waktu pembelian rumah dan menjualnya menjadi efek negatif mengapa rumah tidak bisa disebut investasi yang menguntungkan oleh pakar finansial.

5-af1d3470905e0a6f631aaff88fbf24c6.jpg

Biasanya, selain membeli rumah kamu juga disibukkan dengan berbagai dokumen seperti pajak dan sertifikat misalnya yang sebenarnya harganya pun tidak murah. Kadang setelah pembelian rumah, kamu juga perlu mengisinya dengan perabotan dan berbagai keperluan bulanan seperti air, listrik dan gas yang juga sama pentingnya dengan keberadaan rumah itu sendiri.

Coba deh hitung lagi selain kamu harus siap dengan cicilan rumah per bulannya, kamu juga harus siap kalau saja genteng rumah bocor, kaca jendela pecah atau pipa air yang bocor sewaktu-waktu. Memiliki rumah tidak segampang membayar cicilan dan tidur tenang di dalamnya. Semua ada hitung-hitungan keadaan daruratnya, Bela! Yuk, siap-siap membeli rumah di usia dan pemikiran yang lebih matang lagi.

 

BACA JUGA: Ini Alasan Mengapa Tinggal di Rumah Minimalis Lebih Membahagiakan!

IDN Channels

Latest from Inspiration