Audioseries orisinal dari Noice yang bertajuk Journal of Terror: Kelana kini akan memasuki musim ketiganya. Kisah mistis yang terjadi di kehidupan Prana si anak indigo pun berlanjut setelah di musim sebelumnya berhasil mengungkap misteri tentang sekte pemuja setan. Di musim ketiga ini, Journal of Terror: Kelana akan melibatkan lebih banyak karakter.
Tak hanya itu, produksi audioseries ini juga menjadi kesempatan bagi Noice untuk mencoba hal-hal baru dalam mengembangkan kualitas produk mereka. Salah satunya adalah penggunaan teknologi binaural audio dan juga diadakannya voiceover talent competition.
Simak informasi selanjutnya mengenai Journal fo Terror: Kelana musim ketiga yang sudah Popbela rangkum di sini.
Kisah Prana di musim ketiga
Journal of Terror: Kelana musim ketiga akan lanjut mengisahkan Prana, seorang anak indigo yang kini harus fokus mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cilambayung, Jawa Barat. Dalam musim ketiga ini, Prana akan lebih banyak berpetualang dan berkelana untuk memecahkan misteri bersama teman KKN-nya, Nawang.
Sweta Kartika selaku penulis cerita audioseries ini menjelaskan bahwa kisah Prana dalam Journal of Terror: Kelana ingin membawa pendengar ke dalam nuansa budaya Indonesia yang beragam. Hal ini dibuktikan dengan latar tempat yang berbeda sejak musim pertama dan di musim ketiga ini Bandung menjadi latar tempat yang dipilih.
Cerita yang disampaikan pun tentunya didapatkan Sweta setelah melakukan riset mendalam mengenai budaya hingga karakter keprofesian yang ada. Musim ketiga ini juga ingin meluruskan kembali mengenai budaya Sunda yang kearifannya adalah ditujukan untuk Tuhan.
Tantangan di musim ketiga
Produksi Journal of Terror: Kelana musim ketiga ini juga tak jauh dari tantangan, baik bagi Sweta Kartika selaku penulis cerita maupun Sigi Savero dan Pretisya Rahmani selaku pengisi suara Prana dan Nawang. Bagi Sweta, jumlah karakter yang lebih banyak dalam 30 episode di musim ketiga ini membuatnya kewalahan untuk tidak membiarkan karakter Prana tenggelam.
"Untuk musim ketiga ini ada 30 episode. Saya lebih banyak mengeksplorasi unsur kultural daripada horornya. Kalau di musim pertam, kan, horor banget. Musim kedua genrenya lebih ke iblis. Jadi tentu ini adalah tantangan baru, ditambah dengan banyaknya karakter baru di musim ini," kata Sweta Kartika dalam konferensi pers yang diadakan Selasa (25/7).
Sedangkan karakter Prana yang dideskripsikan sebagai seorang pengecut di musim pertama, kini mulai lebih mandiri dan percaya diri menurut Sigi Savero. Ditambah lagi kemunculan Nawang di musim ketiga ini, yang dideskripsikan Pretisya Rahmani sebagai perempuan tangguh, pemberani, dan mandiri, membuat Prana memiliki teman debat yang asyik.
Percobaan dari Noice
Dengan diluncurkannya musim ketiga Journal of Terror: Kelana, maka menjadi kesempatan Noice untuk bisa mencoba hal-hal baru. Salah satunya adalah penggunaan teknologi binaural audio yang membantu pendengar untuk menginterpretasi suara realistik yang dihasilkan. Noice berusaha untuk membawa pengalaman menonton bioskop menggunakan teknologi yang sama lewat audioseries.
Tak hanya teknologi baru, audioseries juga menjadi produk garapan Noice yang baru berjalan sejak satu setengah tahun lalu. Maka Noice juga masih terus berupaya mengembangkan fitur-fitur menarik untuk memberikan pengalaman mendengarkan audioseries yang lebih menyenangkan. Salah salah satunya adalah tersedianya fitur video pada musim ketiga Journal of Terror: Kelana.
Episode perdana musim ketiga Journal of Terror: Kelana sudah bisa didengarkan lewat aplikasi Noice dengan early access mulai Selasa (25/07) ini. Bagaimana, berani mendengarkan?