Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Tak Hanya untuk Politisi, Mata Najwa Suarakan ‘Jeritan’ Kaum Marjinal

Fungsi jurnalisme yang harus diutamakan

Rara Peni Asih

Hari kedua Playfest digelar (25/8) di Parkir Selatan Gelora Bung Karno, Najwa Shihab berbagi perjalanan satu dekade program Mata Najwa di area Talks. Najwa memang nggak hanya memukau di balik layar kaca yang sering kita tonton, tapi juga di atas panggung secara langsung. Saat itu Najwa menjelaskan mengenai impact dan fungsi jurnalisme lewat program Mata Najwa. “Tugas jurnalisme bukan hanya wawancara elit (politik) tetapi memberi panggung bagi suara-suara yang terpinggirkan,” tegasnya di atas panggung.

Narasi

Dihadiri oleh berbagai audience lintas generasi, ia bercerita bagaimana Mata Najwa hadir dan bisa dinikmati masyarakat luas. Terkesan tegas, lugas dan kritis, bukan berarti rasa khawatir tidak mampir di pikiran Najwa ketika ia ditawari untuk bertanggung jawab dalam program baru yang membawa namanya. 

“Awalnya saat diminta membuat program sendiri, ada rasa kikuk, karena atribusi pakai nama sendiri. Apakah artinya kalau Mata Najwa gagal, yang gagal itu Najwa? Kalau tidak ada sponsor, apakah programnya tidak menarik?” kenang Najwa di atas panggung Talks, GBK. 

Setelah 10 tahun berjalan dan kini ditayangkan di Trans7, Najwa bisa mengenali tiga isu krusial yang selalu dibahas di Mata Najwa. “Anti korupsi, toleransi, dan partisipasi. Tiga isu itu jadi tantangan terbesar, karena diikat dan terikat oleh politik,” beber Najwa. 

Walau pada Mata Najwa sering menjadi ‘panggung diskusi’ politisi, tetapi sebetulnya Mata Najwa tak hanya memberi ruang dan waktu untuk para pesohor atau tokoh penting negeri ini. Buktinya, Mata Najwa juga kerap mengundang narasumber yang suaranya tak didengar alias terpinggirkan. 

Narasi

Najwa pun memberi contoh episode “Kasta Hukuman” yang tayang tanggal 14 Agustus 2019 lalu. Salah satu kasus yang dibahas adalah empat pengamen yang menjadi korban salah tangkap dengan tuduhan pembunuhan tahun 2013 lalu. Upaya mereka menuntut ganti rugi pun kandas di pengadilan. Sementara Setya Novanto yang tersangkut korupsi e-KTP bisa lolos dari proses hukum karena drama “tabrak tiang”, mendiami sel penjara mewah, bahkan bisa jalan-jalan makan nasi Padang di sebuah rumah sakit bilangan Jakarta Pusat, meski masih berstatus tahanan. 

Itu sebabnya Mata Najwa akhirnya tidak berhenti di program talkshow, terwujudnya Playfest juga merupakan bagian dari perjalanan Mata Najwa untuk menyuarakan permasalahan global dan membuat aksi nyata. Roh Playfest merupakan roh yang sama yang diterapkan di Mata Najwa. 

“Mengajak anak-anak muda untuk bikin serdadu sendiri. Kita meng-upgrade diri, belajar dengan cara bersenang-senang, tidak hanya jadi penikmat konten tapi juga pembuat konten. Tidak apa-apa sekali-sekali kontennya receh tapi harus tetap menarik. Kita sama-sama punya kegelisahan dan mimpi tentang negeri ini. Insya Allah mimpi itu bisa digerakkan lewat usaha dan tangan-tangan kita semua. Terima kasih telah menjadi bagian dari 10 tahun Mata Najwa,” tutup Najwa.

IDN Channels

Latest from Inspiration