Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Bukan Pemalas, Ini Stereotip Generasi Z Sebetulnya

Jadi yang bener pemalas atau justru rajin?

Rara Peni Asih

Hidup serba praktis katanya membuat generasi Z malas mengejar karier. Maunya, serba cepat? Pernah kan mendengar pernyataan itu? Padahal, nggak semua stereotip yang menempel pada Gen-Z itu selalu negatif lho. Sebab, kesimpulan tersebut tidak bisa digeneralisasikan.

Sebab, Gen-Z yang dikenal ingin serba cepat ini punya banyak stereotip negatif yang disalah artikan. Buktikan deh lewat daftar lima stereotip Gen-Z di bawah ini beserta penjelasannya.

1. Berani Ambil Risiko

pexels.com/Rawpixel.com

Gen-Z sebetulnya mempunyai pandangan yang sangat realistis khususnya di dunia kerja. Mereka juga berani mengambil risiko, mengejar karier dan keuangan yang stabil. Gen-Z juga lebih suka menciptakan suasana kerja yang fun.

2. Pemalas dan Tidak Acuh

pexels.com/energepic.com

Pemalas dan cuek memang stereotip paling lengket pada Gen-Z. Tetapi banyak yang menyangkal kalau perspektif ini nggak kuat dan tidak bisa digeneralisasikan. Justru, banyak pula Gen-Z yang terbukti mempunyai kepedulian tinggi dan pekerja keras.

3. Digital Savy

pexels.com/Pixabay

Lahir di zaman modern membuat Gen-Z lebih mudah beradaptasi dengan dunia digital. Hidup di zaman selfie dan media sosial rata-rata memberi pengaruh besar bagi Gen-Z, misalnya saja pemilihan role model, mereka lebih memilih real people untuk dijadikan panutan mereka, bukannya menyukai selebritas ternama. Buktinya, menurut infografik Dana Communications, sebanyak 67 persen, gen-Z lebih menyukai konten yang menampilkan real people.  

4. Sering Berpindah Kerja

pexels.com/Kaboompics.com

Julukan si kutu loncat juga stereotip yang sering kita dengar kalau bicara soal generasi Z. Tapi, sebetulnya meski kutu loncat, bukan berarti mereka malas atau tidak menyukai pekerjaannya, melainkan Gen-Z memang tipe yang sangat optimis mengejar karier sesuai passion, singkatnya Gen-Z miliki orientasi sukses yang tinggi.

5. Nggak suka jam kerja “9-6”

pexels.com/Christina Morillo

Lahir di zaman teknologi telah berkembang, memang membuat Gen-Z terbiasa melakukan sesuatu dengan praktis menggunakan gadget. Hal ini mempengaruhi dalam kegiatan sehari-hari, karena terbiasa selalu online, aturan jam kerja selama 8-9 jam itu sudah nggak berlaku. Sebab gen-Z itu selalu aktif alias online terus, jadi para Gen-Z nggak khawatir jika mereka bekerja lebih dari 9 jam pun.

Sekarang, sudah paham kan, Bela kenapa Gen-Z dikenal sering pindah kerja? Sebab bukan karena mereka tak menyukai pekerjaan mereka, melainkan mereka benar-benar ingin meniti karier dan mengejar kesuksesan dari pekerjaan sesuai passion.

IDN Channels

Latest from Inspiration