Sosok perempuan bernama dr. Cellica Nurrachadiana ini menjadi orang nomor satu di Karawang! Menjabat sebagai Bupati Karawang, justru membuat Cellica tertantang untuk menjawab keraguan dari kaum pria yang memandang sebelah mata ketika seorang perempuan memimpin. Tampil sporty dengan celana dan outer hoody yang dijadikan sebagai hijab saat menghadiri acara Perempuan Penggerak Pembangunan, Cellica dengan lantang mengatakan akan terus mempertahankan lahan pertanian seluas 92 ribu hektar untuk tidak diubah menjadi properti komersil.
Well, Bela, terbukti kan dengan gaya kepemimpinannya yang tegas, membuktikan kalau perempuan nggak hanya memiliki empati yang tinggi saja, tetapi perempuan juga bisa berpikir secara logis ketika membuat pilihan atau keputusan. So, inilah jawaban seorang Bupati Karawang yang telah memiliki kiprah cemerlang di dunia Politik.
Semangat saya akan bangkit, ketika saya berkunjung ke lapangan, bertemu banyak orang, melihat harapan, mengukur diri serta hati saya dan apa yang bisa saya rasakan, apakah mereka benar-benar menaruh harapan sama saya atau tidak? dan mencintai saya atau tidak? dan disitulah tumbuh semangat yang luar biasa. Politik kan berbeda, kultur sama sistem politik, kadang-kadang perpolitikan ini hanya terjadi di perkotaan bukan di desa. Mereka tidak tahu politik, kalau ada isu dan menjelek-jelekan, saya datang ke masyarakat, bertemu dengan mereka yang tidak mempunyai kepentingan dan hanya ingin ketemu sama saya, disitulah kekuatan saya.
Kalau kita bisa memberikan kebaikan bagi orang banyak dan tentunya mereka merasakan kebaikan yang kita lakukan. Kesuksesan yang kita raih sekarang akan kita rasakan manfaatnya di tahun yang depan atau kesuksesan yang sebenanrnya itu apa yang orangtua berikan kepada diri kita. Jadi suksesnya saya hari ini adalah suksesnya bukan diri saya, tapi suksesnya orangtua saya dan guru saya.
Pengendalian diri, emosi, belajar bersabar dan belajar berkomitmen di tengah pengaruh-pengaruh yang luar biasa, jadi banyak pembelajaran saya ini proses pendewasaan diri yang tidak kita dapati dari ilmu sekolah atau apapun itu, kita belajar untuk melakukan sesuatu, mengambil keputusan langkah-langkah itu murni dari pengalaman kehidupan yang sesungguhnya.
Berkaryalah melakukan yang terbaik, sebaik-baiknya semampu kita. Kalau pilihan kita hanya menjadi ibu rumah tangga, jadilah Ibu rumah tangga dan istri yang baik. Kalau kita berpikir untuk menentukan pilihan kita untuk berkarier yang lebih tinggi, kita harus menyeimbangkan kehidupan keluarga kita dan karier kita yang terbaik. Apapun yang kita lakukan harus yang terbaik. Dan jangan pernah sia-siakan itu, karena kebaikan yang kita lakukan, belum tentu akan terulang lagi. Dan orang tidak akan bisa merasakan itu kembali ketika kita sudah tidak ada.
Alhamdulillah belum ada. Karena saya tahu saya sendiri. Sebenanrnya yang mengenali diri kita itu ya kita sendiri dan hanya tampak oleh Tuhan. Selama ini yang saya jalani alhamdulillah, belum pernah ada kesalahan dan jangan sampai terjadi. Kesalahan terbesar saya adalah ketika menyadari bahwa seseorang mengeluarkan kebijakan yang tidak pro rakyat dan berkhianat terhadap kepercayaan rakyat.
Berkoordinasi, membuka acara kegiatan, bersilaturahim dengan masyarakat, dan menyiapkan anak sekolah, dan kegiatan lainnya mungkin sama seperti yang dilakukan wanita lain.
Keras, berani, optimis.
Bangga dong, punya rasa, empati, perempuan itu punya kepekaan yang tinggi, punya rasa kasih sayang yang mungkin tidak dimiliki kaum laki-laki, mereka punya tapi nggak sekuat perempuan. Punya insting dan berpikir kompleks dalam satu waktu, lebih sabar, takut bertindak gegabah.
Bagaimana kita tetap bisa dipercaya oleh rakyat. Ada yang bertanya bisa nggak sih perempuan jadi pemimpin? Bisa apa dia jadi pemimpin? Tegar nggak dia? Kemampuan sejauh apa? Itu mungkin jadi tantangan buat kita untuk menjawab semua tantangan itu. Setiap kehidupan punya tantangan, tapi bagaimana caranya tantangan itu menjadi suatu hal passion kita menjawab semua persoalan. Tuhan memberikan cobaan sesuai kemampuan kita, saya yakin menjadi Bupati ada rencana Tuhan dan pasti saya mampu.