Tidak bermoral. Itulah penilaian masyarakat terhadap Aliya Shagieva, anak bungsu Presiden dari negara Kyrgyzstan setelah ia mengunggah foto dirinya yang tengah menyusui.
Sayangnya, cemoohan para netizen terhadap Aliya pun ternyata selaras dengan ayahnya sendiri, Bela. Presiden Almazbek Atambayev dan istrinya, Raisa juga tidak setuju dengan unggahan foto anaknya yang tengah menyusui buah hatinya.
“Mereka benar-benar tidak menyukai fotoku. Dan mereka tidak bisa memahami ini karena anak muda zaman sekarang tidak sekonservatif orangtua mereka. Ibuku juga menerima pesan dari teman-temanya mengenaiku,” jelas Aliya seperti dilansir Independent.
Setelah mendapat berbagai hinaan, Aliya akhirnya memutuskan untuk menghapus foto yang dinilai sangat kontroversial oleh netizen. Padahal dari foto tersebut, Aliya tak hanya ingin sekedar memberi tahu bahwa ia seorang Ibu yang memberi ASI kepada anaknya, tetapi ia juga hendak mendukung para ibu muda yang berada di parlemen untuk tetap menyusui buah hati mereka.
"Tubuh yang diberikan kepada saya tidak vulgar. Ini fungsional, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bayi saya, bukan untuk seksualitas," ujarnya kepada BBC.\
Namun, masyarakat yang dulunya bagian dari negara Soviet ini hanya fokus pada tubuh Aliya yang terbuka, menurut mereka, Aliya tak bermoral karena ia terlalu berani memperlihatkan tubuhnya kepada khalayak umum yang didominasi pemeluk agama Islam. Tapi Aliya tidak peduli, ia tetap menelan celaan yang terus menyerangnya.
"Ketika aku menyusui, aku merasa harus memberikannya yang terbaik. Merawat bayi dan memenuhi kebutuhannya lebih penting bagiku daripada mendengar apa yang orang katakan tentangku," ujarnya.
Memang, di negaranya Aliya dikenal sebagai perempuan yang berani dan berbeda di antara anak muda lainnya. Mirisnya, foto yang mencuat inipun menutupi sisi positif seorang Aliya yang ingin menjadi ibu terbaik bagi buah hatinya. Mereka lupa kalau Aliya juga aktif mendukung kepedulian anak-anak berkebutuhan khusus dan hak-hak hewan.
Tapi tetap saja, statusnya sebagai anak presiden, membuat masyarakat menilainya sebagai perempuan yang tidak memiliki ambisi politik yang jelas. Bagaimana pun, Aliya berhak mengeluarkan pendapat dan memilih keputusan sesuai hati nuraninya, Bela.