Pilot adalah sebuah profesi yang sangat erat kaitannya dengan kaum laki-laki. Bekerja sebagai seorang pilot perempuan selama delapan tahun, mengajarkan Tania Artawidjaya tentang kesadaran akan seksisme dan feminisme di Indonesia.
"Jadi dulu di awal karier aku memulai sebagai pilot, aku tuh belum bisa mendefinisikan dan mengerti situasi apa yang aku hadapi di male dominated work space," ucap Tania dalam sesi talkshow Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2022 pada panggung Future is Female, Jumat (30/9/2022).
Setelah mempelajari definisi tentang seksisme, Tania barulah sadar jika selama ini dia banyak mengalami hal tersebut di lingkungan pekerjaannya. Perempuan kelahiran 1994 itu pun membagikan pengalamannya menghadapi seksisme sebagai pilot. Penasaran? Yuk, simak ulasannya di bawah ini.
Perempuan dianggap tidak lebih baik dari laki-laki
Sebagai seorang perempuan yang bekerja di lingkungan yang didominasi oleh laki-laki, maka hal seksis bukan lagi sesuatu yang baru bagi Tania. Adapun hal seksis yang kerap dihadapi oleh Tania adalah anggapan bahwa perempuan tidak lebih baik dalam hal pekerjaan dibanding laki-laki.
"Karena aku sebagai pilot, (dianggapnya) perempuan itu nggak lebih jago nyetirnya ketimbang laki-laki. 'Oh karena kamu perempuan, biar aku aja deh yang nyetir atau yang angkat barangnya', hal seperti itu yang simpel tapi sebenernya seksism," ucap Senior First Officer Garuda Indonesia ini.
Dituntut memiliki standar lebih dari laki-laki
Meskipun terkadang dianggap tidak lebih baik dari laki-laki, tetapi tak jarang Tania juga dituntut agar memiliki standar yang lebih tinggi dari laki-laki. Hal itu pula yang menjadi motivasi CEO PT. Kreativitas Karya Indonesia untuk selalu menjadi lebih baik dalam setiap langkahnya.
Dia juga ingin menunjukkan bahwa pekerjaannya saat ini adalah sesuatu yang genderless atau bisa dikerjakan oleh dua gender. Pemilik lebih dari 2 ribu jam terbang ini juga berusaha membuktikan jika standar yang diterapkan oleh suatu industri dapat dilakukan oleh dua gender.
"Tapi ya itu, dengan aku membuktikan dan memberikan standard yang lebih, ya, aku selalu mencoba untuk memberikan standard lebih not as medioker," ucap perempuan berusia 28 tahun.