Pandemi COVID-19 ini memang memengaruhi hampir semua manusia di muka bumi. Baik dan buruknya pengaruh tersebut, mampu mengubah sudut pandang kehidupan, prioritas seseorang, membangunkan 'sinyal' survival mode diri, hingga menajamkan rasa empati terhadap makhluk lain.
Rinni Wulandari adalah salah satu contoh sosok manusia yang merasakan hampir semua perubahan tersebut. Baik dari sudut pandang, prioritas keluarga dan kesehatan, hingga ternyata, mampu 'membangunkan' gairah yang dulu memikat telinga penggemarnya kembali gempita tahun ini.
Merilis single baru berturut-turut
Setelah sebelumnya merilis single di tahun 2018 dan 2019, penyanyi kelahiran 28 April 1990 ini sempat menyapa penikmat musik dan Team Rinni dengan single "Born Ready" yang dirilisnya awal tahun 2020. Sejak saat itu hingga sekarang, Rinni telah merilis setidaknya delapan lagu untuk memberikan gambaran era terbarunya kepada para pendengar.
Hingga pada kesempatan di pertengahan tahun, ia dan timnya memberanikan diri meluncurkan empat single bergenre pop R&B setiap minggunya. Mulai dari "Snake on Apple Trees" featuring Yarra Rai, "Jealousy" bersama Kara Chenoa, "Underrated" berkolaborasi dengan Willy Winarko, serta yang paling anyar, lagu berbahasa Indonesia, "Bertahan" yang hanya diiringi oleh dentingan piano.
Jika mendengar keempat lagu terbaru yang rilis sejak bulan Juli tersebut, sangat terasa sekali komitmen Rinni untuk melepaskan energi secara konstan, namun tetap mengalir dengan lentur. Hingga akhirnya, album SKINS lahir dan resmi rilis pada Jumat (20/08/2021) ini.
Kolaboratornya pun tak main-main. Dalam penggarapan album ini, ia dibantu oleh kurang lebih 14 kolaborator. Secara berurutan, mereka adalah suaminya sendiri, Jevin Julian, lalu Gamaliel, Neonomora, Ayoe Purnamasari, Sheryl Sheinafia, Petra Sihombing, Kara Chenoa, Willy Winarko, NSG, Yarra Rai, Yarrasha, Lestey, Rafael Yefta, hinggal Iqbal MSSVKNTRL.
Sebagai produser untuk album Skins, Jevin merasa puas dengan hasilnya. "Gue seneng banget Rinni punya album 'SKINS' ini. Gue merasa Rinni bisa menjadi apa adanya, numpahin semua yang ada di dalam hati dan kepalanya ke dalam sebuah karya album. Gue merasa judul album ini juga sangat mendeskripsikan cerita di balik album itu sendiri, seakan Rinni memperlihatkan diri yang seutuhnya, by showing her imperfections it makes her become a really strong woman," tukasnya.
Fase kehidupan Rinni dalam album Skins
“Walau album ini mengalami penundaan selama 1 tahun dan tidak bisa maksimal dalam mempromosikannya, aku tetap bersyukur karena album ini akhirnya dirilis dengan hasil yang diluar ekspektasiku,” ungkapnya melalui rilisan pers yang Popbela terima. “Di album ini, aku benar-benar menceritakan layer kehidupan yang kujalani, apa adanya, jujur. Tanpa ada yang ditutupi sedikitpun,” lanjut ibu satu anak ini.
Saya setuju. Bahkan sebelum rilis sampai ke tangan saya, apa yang Rinni gelontorkan terasa seperti dirinya berkawan dengan masalah hidup selama pandemi, yang berbuah menjadi karya seni. Coba saja simak dua dari empat lagu yang ia keluarkan ini.
Jika sedikit bernostalgia, rilisan Rinni kembali mengingatkan saya akan kekaguman saya sendiri ketika melihat foto Rinni dengan rambut panjangnya, dalam balutan cropped top bergaris, sebagai sampul single "Oh Baby" pada tahun 2014 silam. Terasa ringan dan mulus, "Oh Baby" membuat saat itu saya yakin kalau Rinni bisa menyajikan karya yang progresif dan 'mahal' terhadap genre R&B yang ia usung.
Perbedaan antara era Rinni Indonesian Idol dengan Rinni Wulandari yang sekarang, menunjukkan sisi content dalam diri yang menjadi bagian dari pendewasaannya dalam hidup dan bermusik.
In conclusion, she nailed this album.