Senada dengan Feby Rastanti yang berada di panggung Talent Trifecta #IMGS2022 membicarakan persoalan ”Sandwich Generation”, maka dalam pertemuan tersebut kiranya juga turut mengundang Rahne Putri, seorang influencer yang namanya sering wira-wiri di beranda Twitter.
Rahne Putri sebagai sosok perempuan yang hangat, lantaran kerap membagikan pengalaman hidupnya yang diharapkan bisa jadi pembelajaran bagi orang lain. Tak hanya mengisahkan pengalaman hidup semanis gula, namun ia juga tak segan bercerita tentang pahit getir yang dilaluinya.
Apalagi, perempuan asal Surabaya ini ternyata juga pernah secara langsung mengalami sandwich generation, lho, Bela! Penasaran? Simak dalam artikel berikut, yuk, Bela!
Menyalahkan diri sendiri hingga keadaan
”Mengerti akan hal baru.”
Sepertinya, kalimat itu yang dapat mewakili pemikiran seorang Rahne Putri, lantaran saat di tahun 2017 ia baru sadar kalau sesuatu yang dijalani selama ini disebut sebagai ”Sandwich Generation”. Masa di mana, seseorang menanggung hidup orang tua sekaligus menghidupi dan merencanakan masa depan anak.
”Waktu aku masih menjalani hidup sebagai anak gadis, di mana aku cuma menanggung hidup orang tua, jujur masih sanggup ngejalaninnya. Tapi, waktu aku jadi ibu dan sekaligus punya anak, mulai terasa hidup makin pontang-panting,” pungkas Rahne Putri di panggung Talent Trifecta #IMGS2022, pada Jumat (30/09/2022).
Masa di mana Rahne sempat menyalahkan dirinya sendiri, karena di waktu silam tak sempat untuk menabung, investasi, ataupun menjajal hal baru untuk menambah skill dalam dirinya. Hingga berbuntut pada timbulnya perasaan tidak pernah merasa cukup dan jadi salah mendefinisikan perasaan cukup dan bahagia yang sebenarnya.
Merasa sebagai korban sandwich generation
Terlebih, di masa-masa usai menyelesaikan bangku pendidikan, perempuan kelahiran 1986 ini hanya berfokus ingin sekali membahagiakan orang tuanya. Namun, pemikiran itu yang membuat Rahne akhirnya tak pernah menikmati waktu di mana ia sebenarnya berada dan hal apa yang sebenarnya ia lakukan.
"Jadi, kalau ingat waktu beberapa tahun lalu, aku lebih kayak orang bingung sih, sering ngerasa 'aku di mana', 'pencapaian aku udah sejauh mana', bahkan sampai aku berpikir 'gimana lagi cara buat bahagiain orang tua aku?', perasaan-perasaan itu sih, yang sering jadi pertanyaan aku,” ujarnya.
Rahne di masa lalu, melihat apapun yang dilakukannya menjadi sebuah keharusan hingga berujung membuatnya merasa jadi seorang korban situasi. Jadi satu hal yang terbilang sangat negatif, bahkan ia menjadi sangat sensitif jika membahas perkara uang. Pembahasan finansial yang membuat Rahne jadi seseorang yang gampang tersulut emosinya.
Coba berdamai dengan segala hal
Jika menilik rasa kesensitifan Rahne terhadap uang, nyatanya hal itu merembet pada kurang harmonisnya hubungan antara ia dengan orang tua dan suami.
”Hubungan aku sama orang terdekat, seperti orang tua dan suami jadi nggak sehat. Bahkan orang tua ngeliat aku lebih kayak rentenir daripada anak, takut banget kalau ngomongin soal uang,” ujarnya.
Selama mengalami sandwich generation, penulis buku Sadgenic Menjadi #Parentspiration ini kerap berpikir kalau cukup bersyukur bisa mencukupi kebutuhan kedua orang tuanya. Namun di sisi lain, ia juga kerap merasa lelah hingga berpikir kapan bisa menikmati jerih payah untuk dirinya sendiri.
Lambat laun, waktu membawa Rahne pada pemikiran kalau ia ingin membangun hubungan lebih baik tentang keluarganya dan uang. Mengalami masa-masa sulit yang cukup panjang hingga membuat Rahne akhirnya berdamai dengan dirinya sendiri dan keadaan. Bahkan, membuat ia sekarang berani mendukung istilah sandwich generation.
Pola pikir menjadi lebih luas dan mendalam
Berdamai dengan diri sendiri dan merasa cukup, tak dipungkiri Rahne itu jadi hal yang terbilang susah. Namun, jika ingin benar-benar berusaha berubah dan keluar dari pemikiran buruk, maka diperlukan adanya perubahan pola pikir.
Jika pola pikir dan cara melihat orang lain diubah, ada kemungkinan membuat seseorang berpikir tidak secara sempit dan bisa melihat suatu permasalahan secara lebih jelas. Hal penting yang patut dilatih, antara lain adalah berusaha memposisikan diri sebagai orang tua dan coba melihat dari sudut pandang mereka.
Hal tersebut seperti terdengar kiasan, namun ibu dua anak ini percaya jika memang dilakukan secara benar dan konsisten maka pola pikir baru yang lebih luas dan mendalam mampu tertata dalam diri, Bela.
Itulah, pengalaman sandwich generation yang berhasil dibagikan Rahne Putri di panggung Talent Trifecta #IMGS2022, semoga bermanfaat, ya.
Apakah kamu pernah mengalami hal serupa? Bisa ceritakan lewat kolom komentar, ya, Bela!