Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Fakta Homo Floresiensis yang Konon Masih Hidup Berkeliaran

Keberadaan makhluk berumur 50 ribu tahun lalu

Nindi Widya Wati

Sekitar 20 tahun silam atau tepatnya pada 2002, publik pernah digemparkan dengan kemunculan para arkeolog yang mencari bukti migrasi manusia modern dari Asia ke Australia. Hasilnya, mereka menemukan kerangka kecil cukup lengkap dari spesies manusia yang sudah lama punah di pulau Flores, Indonesia.

Kerangka kecil itu kemudian diteliti dengan sebutan sebagai Homo floresiensis. Bahkan, sampai disebut sebagai hobbit merujuk kepada makhluk kreasi J.R.R. Tolkien dalam kisah fiksi The Lord of the Rings dan adaptasi filmnya yang populer. Spesies yang awalnya dianggap berumur 12.000 tahun ini, ternyata proses analisis menunjukkan kalau umur kerangka tersebut sekitar 50.000 tahun.

Ungkap bukti kelangsungan hidup

Dok. Cassetrop.com

Namun siapa sangka, kalau baru-baru ini ada seorang pensiunan profesor antropologi di University of Alberta yang mengungkapkan bahwa bukti kelangsungan hidup spesies itu telah tertepiskan. Bahkan, ia juga berpendapat mengenai manusia flores yang mungkin masih hidup sampai sekarang. 

Lewat sebuah buku bertajuk Between Ape and Human, Gregory Forth berpendapat bahwa ahli paleontologi dan ilmuwan lain sedari lama telah mengesampingkan informasi tentang pribumi dan kisah manusia kera yang hidup di hutan Flores.

"Tujuan saya dalam menulis buku ini adalah untuk menemukan penjelasan terbaik, yaitu paling rasional dan paling didukung secara empiris tentang kisah dari suku Lio," tulis Forth mengutip dari Ifl Science, pada Senin (9/01/2023).

"Ini termasuk laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata yang semuanya saya ajak bicara secara langsung. Saya menyimpulkan, bahwa cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka katakan mengenai hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini," imbuhnya. 

Ada zoologi dari warga lokal

Dok. Iepoint.fr

Ia pun menulis zoologi (cabang keilmuan biologi yang mempelajari tentang hewan) dari warga lokal suku Lio yang mendiami pulau tersebut. Di antaranya, berisi cerita tentang manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka bergerak dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Ada persamaan makhkluk itu dengan sejenis Lamarckisme yaitu mengenai pewarisan karakteristik fisik.

"Seperti yang diungkapkan oleh penelitian lapangan saya, perubahan yang dikemukakan seperti itu mencerminkan pengamatan lokal tentang kesamaan dan perbedaan antara spesies nenek moyang dan keturunannya yang berbeda," jelasnya.

Munculnya beberapa identifikasi

Dok. Bone Clones

Tak berhenti di sana, ia juga mengidentifikasi makhluk ini sebagai hewan, tidak memiliki bahasa, atau teknologi rumit seperti manusia. Namun, keberadaan mereka disebut sangat mirip dengan manusia. Bagi suku Lio, penampilan manusia–kera sebagai sesuatu yang tidak sepenuhnya manusia, membuat makhluk itu menjadi anomali dan menimbulkan masalah – mengganggu.

Sejauh ini, waktu terdekat hidup makhluk ini sekitar 50.000 tahun yang lalu. Tetapi, Forth mengusahakan agar pengetahuan dari para penduduk lokal dimasukkan guna menyelidiki evolusi hominin. Ditambah dengan beberapa bukti lain, agar sepenuhnya konsisten dengan spesies hominin yang masih hidup ataupun yang punah dalam hitungan 100 tahun terakhir. 

Cukup mengejutkan ya, kalau memang Homo floresiensis terbilang masih hidup sampai sekarang. Gimana kalau menurutmu, Bela?

IDN Channels

Latest from Inspiration