Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Review ‘JESEDEF’: Karena Cinta Bisa Datang Kapan Saja Tanpa Kadaluarsa

Kisah romantis dengan penceritaan yang unik

Niken Ari Prayitno

Memang, sih, jatuh cinta saat remaja itu berjuta rasanya. Manis, seru, dan rasa deg-degannya begitu terasa. Terlebih lagi, ini adalah pengalaman pertama yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Tapi, bagaimana dengan kisah cinta orang dewasa yang usianya menginjak kepala empat dan bukan kali pertama mereka merasakannya?

Apakah kisah itu membosankan? Apakah rasa deg-degannya hilang? Atau apakah sudah tak pantas lagi merasakan atmosfir berbunga-bunga seperti saat pertama kali bertemu?

Sinopsis: Cinta akan datang di waktu yang tepat

Dok. Imajinari

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film sepertinya menjawab semua pertanyaan yang saya ajukan di prolog. Melalui proses penceritaannya yang unik, kita akan dibawa menelusuri kisah cinta dua orang dewasa dengan segala lika-likunya. Sebelum membahas soal alur dan penceritaannya, kita simak dulu sinopsis Jatuh Cinta Seperti di Film-Film ini.

Jatuh Cinta Seperti di Film-Film (JESEDEF) bercerita tentang Bagus (Ringgo Agus Rahman), seorang penulis film dengan tekad bulat untuk menyampaikan perasaannya kepada temannya sejak SMA, Hana (Nirina Zubir), saat mengetahui ia baru saja menjanda pasca meninggalnya sang suami. Namun, Bagus tidak melakukan itu dengan cara biasa; ia memilih untuk merangkai cinta dalam bentuk skenario film. 

Di sisi lain, film ini juga menggambarkan sisi dunia Hana yang kehilangan warna saat ia harus kehilangan pasangan hidup yang sangat ia cintai. Kembalinya Bagus dalam kehidupan Hana yang tengah berduka, menjadi sebuah kesempatan untuk memulai lembaran baru bersama.

Akankah keduanya bisa bersama? Apakah Bagus bisa menyelesaikan skenario filmnya?

Penceritaan yang brilian dan membawa kita hanyut ke dalam suasana

Dok. Imajinari

Apakah kamu bisa menyebutkan berapa jumlah film baru yang menggunakan konsep hitam putih saat ini? Jawabannya mungkin sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. JESEDEF menggunakan konsep tersebut dalam menceritakan kisah cinta Bagus dan Hana. Namun, Yandy Laurens–sutradara dan penulis skenario–menggunakan konsep itu bukan tanpa alasan.

Alasan Yandy menggunakan hitam-putih sebagai konsep film ini adalah menggambarkan suasana hati Hana yang tengah berduka. Pasca meninggalnya sang suami, Hana berpikir bahwa hidupnya tak akan pernah bahagia lagi dan tak akan pernah berwarna lagi. Hitam-putih pada layar seolah mengajak penonton untuk merasakan hal itu juga. 

Konsep penceritaan ini tentu brilian dan menjadi pembeda di antara film-film lainnya yang tengah tayang di bioskop saat ini. Film yang sederhana dengan penggambaran yang terkesan monoton karena hitam putih, justru membuat penonton hanyut dalam kisahnya.

Punchline di setiap dialog yang membuat penonton tertawa

Dok. Imajinari

Hal lainnya yang membuat JESEDEF menjadi salah satu film terbaik tahun ini adalah naskahnya yang dibuat dengan hati. Ini terlihat dari dialognya yang ringan dan mengalir, serta penuh dengan punchline yang bisa membuat penonton tergelak.

Bukan cuma ngomongin soal cinta, Yandy juga menggunakan film ini sebagai kritik sosial untuk industri perfilman Tanah Air. Mulai dari membuat film remake berulang kali, hingga gimmick saat gala premiere untuk diunggah di media sosial dengan tujuan menarik lebih banyak penonton. 

Tiga SKS belajar bikin naskah film

Dok. Imajinari

Bagi saya, hal menarik lainnya yang membuat film ini juara adalah adanya proses pembuatan naskah film. Dalam film ini, Bagus bukan cuma membuat skenario untuk kisah cintanya. Tapi, ia juga menjelaskan secara terperinci bagaimana sebuah naskah film itu dibuat.

Ibarat kuliah, menonton film JESEDEF ini seperti tiga SKS belajar bikin naskah film. Sebab, penonton akan disajikan pula bagaimana sebuah naskah itu dibuat. Mulai dari ada berapa bagian dalam satu naskah, nama-nama bagian dari skenario itu sendiri, hingga proses syuting dari naskah ke dalam bentuk visual yang terkadang masih mendapat revisi.

Secara keseluruhan, meski film ini berisi lebih banyak dialognya, tapi dijamin nggak akan bikin bosan. Kamu juga akan hanyut dalam kisah cinta tak biasa dengan penyampaian yang anti-mainstream juga. Sudah nonton film ini?

IDN Channels

Latest from Inspiration