Sekuat apapun kamu, dijamin kamu akan menangis saat menonton film How to Make Millions Before Grandma Dies (Lahn Mah).
Ungkapan tersebut ramai beredar di linimasa Twitter saat film tersebut rilis di bioskop Indonesia. Benar saja, banyak warganet yang membagikan video before-after mereka saat menonton film besutan sutradara Pat Boonnitipat itu.
Penasaran, saya pun ingin membuktikan sendiri bagaimana ‘kekuatan’ film itu yang mampu membuat penontonnya menangis hanya dalam waktu kurang dari 125 menit durasi tayangannya. Hasilnya? Saya menyesal menggunakan full makeup saat menonton How to Make Millions Before Grandma Dies karena semuanya berantakan akibat air mata yang tak berhenti menetes.
Sinopsis: saat kamu menuai apa yang kamu tabur, tapi kenyataan sempat membuatmu hampir kabur
M (Putthipong Assaratanakul) begitu terbuai dengan warisan yang didapat oleh Mui (Tontawan Tantivejakul) pasca Akong (kakeknya) meninggal. Akong meninggalkan warisan yang begitu banyak untuk Mui karena di akhir hayatnya, Mui-lah yang mengurusnya sampai akhirnya Akong meninggal dunia.
Mengetahui hal itu, M akhirnya berinisiatif untuk mengurus Amah (Usha Seamkhum), neneknya yang baru saja divonis mengidap kanker stadium akhir. M berpikir, jika ia bisa mengurus Amah dengan baik dan menjadi kesayangan Amah, ia bisa mendapatkan warisan paling banyak seperti yang Mui dapatkan.
Lantas, apakah M akan berhasil menjadi kesayangan Amah dan mendapat warisan seperti keinginannya?
Premis cerita yang sederhana
Melihat sinopsis dan premis yang ditawarkan, How to Make Millions Before Grandma Dies menawarkan kisah yang sederhana dan mungkin lekat dengan kehidupan keluarga Asia. Sutradara yang juga sekaligus menjadi penulis naskah, Pat Boonnitipat bersama dengan Thodsapon Thiptinnakorn berhasil meramu kisah yang relate dengan kehidupan keluarga yang mungkin masih banyak ditemui saat ini.
Jika kamu menontonnya, kamu tak perlu berpikir terlalu keras untuk melihat bagaimana plot twist atau hidden message yang biasanya diselipkan oleh sang sutradara agar kisahnya semakin menari. How to Make Millions Before Grandma Dies sepertinya tidak butuh hal-hal semacam itu. Kisahnya yang sederhana dan mudah dipahami justru membuat hati terasa begitu hangat saat menontonnya.
Kritik untuk keluarga Asia yang masih menganut patriarki
Selain kisahnya yang cukup nyaman untuk ditonton berulang kali, How to Make Millions Before Grandma Dies juga sedikit menyentil sistem patriarki yang masih banyak ditemui di keluarga Asia. Ini dapat kita saksikan pada scene saat Amah memberikan warisan rumahnya kepada anak laki-laki bungsunya yang terjerat hutang akibat berjudi.
Karena apa yang dilakukan oleh Amah tersebut, Chew (Sarinrat Thomas) anak perempuan satu-satunya Amah sekaligus ibu M, mengatakan jika dunia tak adil. Anak laki-laki bisa mendapat warisan rumah, sementara ia hanya mendapat warisan penyakit genetik dari orang tuanya.
Mendengar dialog tersebut saya juga turut tersentil dan menyadari jika adegan tersebut bukanlah film semata. Melainkan, ada di dunia nyata dan masih banyak terjadi di kehidupan sehari-hari.
Nggak melulu nangis, kok!
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, jika film ini banyak mendapat pujian dari warganet karena berhasil membuat menangis berkat adegan-adegannya yang menghangatkan hati, How to Make Millions Before Grandma Dies juga menyisipkan dialog-dialog lucu sepanjang film. Jadi, salah besar kalau kamu berpikir kamu akan menangis sepanjang film ini diputar.
Pada kenyataannya, saat saya menonton film ini, tangis yang rasakan nggak melulu berasal dari adegan sedih yang divisualisasikan di layar, kok. Justru ada beberapa adegan yang membuat saya tertawa, tapi mata berkaca-kaca karena begitu hangat dan menunjukkan betapa M sebenarnya sangat menyayangi Amah.
Nggak apa-apa nggak nangis, cara menikmati film itu berbeda, bukan?
Satu hal yang patut kamu ingat saat menonton film ini adalah jangan merasa bersalah atau berkecil hati saat kamu tidak menangis setelah filmnya selesai. Tidak apa-apa jika kamu memang tidak menangis saat menyaksikannya. Sebab, tingkat sensitivitas seseorang memang berbeda-beda.
Namun yang jelas, film ini memiliki kisah yang bagus untuk dinikmati. Jika hatimu merasa hangat saat menontonnya dan begitu menikmati jalan ceritanya, itu berarti film ini berhasil menarik perhatianmu dan menjadi salah satu film terbaik yang kamu tonton.
Film Thailand nomor satu di Indonesia
Sejak hari pertama tayang, film Thailand berjudul How To Make Millions Before Grandma Dies terus mendapatkan perhatian positif dari penikmat film di Indonesia. Di hari kedelapan penayangannya, film ini sukses mendapatkan 795.732 penonton.
Menurut akun @cinepoint, yang aktif membagikan data jumlah penonton film-film yang tayang di Indonesia, raihan jumlah penonton film yang memiliki judul asli Lahn Mah ini, menjadi film Thailand nomor 1 di Indonesia.
Sarinrat Thomas yang memerankan tokoh Chew, putri Amah, di film How To Make Millions Before Grandma Dies, mengaku senang dengan respon positif dari penggemar film di Indonesia.
"Hallo Indonesia, saya sangat terkejut, saya senang bahwa kalian menyukai film 'How To Make Millions Before Grandma Dies'. Saya ingin mengatakan, setiap pesan yang dikirimkan kepada saya, saya sudah membaca semuanya tolong terus dukung kami. Terima kasih kepada KlikFilm untuk menghubungi saya, yang beri kesempatan lagi untuk bicara dengan penonton Indonesia. Terima kasih mengirimkan banyak kasih sayang," ucapnya, mengutip dari rilis yang POPBELA terima.
Bagaimana, Bela? Apakah kamu sudah menontonnya juga?