Setelah banyak beredar video live action yang dibuat oleh fandom Dora The Explorer, akhirnya film Dora and The Lost City of Gold yang menjadi film resmi pertama Dora rilis dan tayang di Indonesia. Bekerja sama dengan Paramount Pictures, Nickelodeon Movie menghadirkan sosok Dora dalam versi nyata lengkap dengan tokoh pendukung lainnya seperti Diego, Boots, dan Swiper.
Belum lama ini Popbela berkesempatan untuk menonton Dora and The Lost City of Gold untuk pertama kalinya. Sebelum menonton, simak review Popbela berikut ini. Tapi hati-hati, untuk kamu yang belum menonton, artikel ini mengandung spoiler.
Sinopsis: Saat Dora Harus Pindah dan Adaptasi di Kota
Dora and The Lost City of Gold berkisah tentang kehidupan Dora (Isabela Moner) yang bahagia tinggal di hutan. Sebab, ia bisa mengeksplorasi kekayaan hutan dan menemukan beragam tempat tersembunyi bersama dengan Boots (Danny Trejo), hewan peliharaannya.
Suatu hari, ayah (Michael Peña) dan ibu (Eva Longoria) Dora ingin mengeksplorasi sebuah hutan demi menemukan Kota Emas Parapata yang hilang. Sayangnya, Dora tidak diajak karena orangtuanya menganggap Dora harus masuk sekolah dan bergaul dengan anak seusianya di kota.
Saat di kota, Dora satu sekolah dengan Diego (Jeff Wahlberg), sepupu masa kecilnya. Namun, Diego berubah nggak seceria seperti yang Dora kenal. Sampai akhirnya mereka terjebak di sebuah petualangan mendebarkan yang membuat Dora dan Diego dekat kembali.
Live Action yang Nggak Menghilangkan Ciri Khas Film Aslinya
Kalau kamu pernah menonton serial animasi interaktif Dora The Explorer, pasti kamu akan ingat dengan beberapa hal berikut ini, misalnya soundtrack pembukanya, gaya Dora bicara, serta kalimat pertanyaan yang sering Dora ajukan. Karena sudah sangat melekat pada image Dora, sang sutradara, James Bobin nggak menghilangkan hal tersebut.
Dari awal film mulai, kita akan disuguhkan dengan hal interaktif layaknya menonton serial animasi Dora. Soundtrack dan lagu yang dinyanyikan Dora pun sama persis dengan yang ada di serial animasinya. Secara keseluruhan, jika kamu ingin bernostalgia dengan tontonan masa kecil film ini layak kamu tonton.
Durasi yang Terlalu Panjang dan Membosankan
Secara teknis, menurut Popbela, CGI yang digunakan untuk penggambaran lokasi dan tokoh sudah sangat rapi. Sayangnya, film yang bisa disaksikan oleh semua usia ini terlalu panjang dan cukup membosankan.
Untuk film anak-anak durasi 172 menit terhitung cukup lama. Sebab, di salah satu adegan menuju akhir film, ada bagian yang terkesan dipanjangkan. Padahal menurut Popbela, jika bagian akhir tantangannya dibuat lebih ringkas, tidak akan berpengaruh juga ke jalan cerita. Namun, meski terkesan dipanjangkan, bagi yang suka dengan aksi dan kepintaran Dora, adegan satu ini bisa memuaskanmu.
Pesan Moral: Selalu Positif Meski Berada di Situasi Tersulit
Karena film ini ditujukan untuk anak-anak, maka pesan moral yang ingin disampaikan terasa sangat menonjol sehingga para penonton bisa menangkapnya secara mudah. Tokoh Dora yang selalu ceria dan positif diharapkan dapat menularkan semangat tersebut bagi penonton.
Hal ini terlihat dari tokoh Dora yang meskipun berada di situasi tersulit, ia tetap bisa positif dan yakin bahwa masalah yang mereka hadapi bisa diselesaikan.
Menurutmu sendiri bagaimana Bela? Apakah film ini sesuai dengan ekspektasimu? Jika sudah tulis pendapat kamu di kolom komentar ya!