Fenomena boyband sepertinya sudah masuk ke dalam berbagai hal di dunia ini. Apapun yang berbau boyband pasti akan langsung menyita perhatian. Termasuk menjadi ide cerita besar dari sebuah novel.
Belum lama ini saya mendapat kiriman novel The Wanker dari Gramedia Pustaka Utama. Bak biografi, novel The Wanker mengisahkan perjalanan cinta salah satu member boyband yang menjadi tokoh utama dalam novel ini (itu artinya ada novel lain yang mengisahkan member lainnya pula).
Bagaimana kisah novel The Wanker yang ditulis oleh Alia Azalea ini? Simak review saya berikut ini ya.
Sinopsis: Ketika Member Boyband Jatuh Cinta dengan Tetangganya Sendiri
Nico, salah satu anggota Pentagon, tak pernah menyangka akan jatuh cinta dengan tetangga depan apartemennya yang di awal perkenalan mereka sangat mencurigakan. Bagaimana tidak mencurigakan, Lu, tetangga Nico sering berangkat kerja di malam hari, pulang dini hari dan diantar dengan laki-laki yang berbeda setiap harinya.
Lu tak peduli anggapan Nico. Menurutnya pekerjaan yang ia lakukan halal, bisa memenuhi kebutuhannya dan membuatnya menjadi salah satu perempuan sukses di kota tempatnya tinggal.
Suatu hari keduanya bertemu secara tak sengaja di sebuah club malam dan itu mengubah pandangan Lu dan Nico tentang diri mereka masing-masing. Tanpa sadar, keduanya jatuh cinta. Namun, keduanya tak bisa langsung mengungkapkan perasaan mereka begitu saja karena baik Lu maupun Nico sama-sama masih terbebani masa lalu.
Penggambaran Jujur Soal Kehidupan Nyata Member Boyband yang Nggak Diketahui Banyak Orang
Membaca novel ini saya jadi belajar banyak hal. Tak cuma menikmati kisah cinta super aneh, vulgar dan bebas khas masyarakat urban yang digambarkan melalui Lu dan Nico, tapi juga memberikan pandangan baru soal kehidupan member boyband yang tak diketahui banyak orang.
Dari sosok Nico, saya belajar banyak hal kalau kehidupan pribadi sangat bisa mempengaruhi seseorang, terutama public figure di depan layar. Bagaimana mereka sangat tak bisa berkonsentrasi karena masalah yang mereka alami atau betapa tertekannya para member boyband saat harus tetap tersenyum walaupun suasana hati sedang gundah.
Gaya Penulisan Dua Sudut Pandang yang Tak Membosankan
Satu hal yang saya suka dari novel ini adalah gaya penulisannya yang menggunakan dua sudut pandang si tokoh utama. Satu cerita dikisahkan dari sudut pandang Lu dan kisah lain dari kacamata Nico. Hal ini membuat kita paham dan nggak bosan membaca cerita Lu dan Nico dari awal sampai halaman terakhir.
Selain itu, novel The Wanker ini juga sedikit menyisipkan adegan dewasa di beberapa bagiannya. Meski tak dikisahkan secara gamblang, namun kita bisa ikut merasa degdegan saat adegan dewasa itu terjadi dalam kisah mereka.
Semakin penasaran bukan dengan kisah Lu dan Nico yang penuh kecurigaan namun happy ending ini?