AstraZeneca kini menjadi salah satu vaksin COVID-19 yang banyak digunakan di beberapa negara sebagai salah satu usaha untuk menaklukan virus tersebut. Vaksin ini diteliti di bawah pimpinan Profesor Sarah Gilbert di Jenner Institute. Atas dedikasi dan jasanya ini, Sarah mendapat tepuk tangan meriah di pertandingan Wimbledon, 28 Juni 2021 lalu.
Ternyata, di balik vaksin AstraZeneca ini, ada kontribusi anak bangsa, lho. Yaitu Indra Rudiansyah yang ikut menjadi tim peneliti bersama Sarah. Indra diketahui sedang menempuh pendidikan di Oxford program Clinical Medicine.
Siapa sebenarnya Indra Rudiansyah, satu-satunya orang Indonesia yang ikut meneliti vaksin AstraZeneca? Simak rangkumannya berikut ini.
Alumni ITB yang kini sedang melanjutkan kuliah di Oxford
Merangkum dari laman LinkedIn, Indra Rudiansyah merupakan lulusan sarjana dan pasca-sarjana Institut Teknologi Bandung. Indra berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya di bidang mikrobiologi pada tahun 2013.
Setahun setelahnya, yakni pada 2014, Indra berhasil meraih gelar S-2 di bidang bioteknologi. Sejak tahun 2018, Indra diterima di Universitas Oxford dengan beasiswa LPDP untuk mempelajari lebih lanjut tentang clinical medicine.
Sempat bekerja di Indonesia sebelum akhirnya hijrah ke Inggris
Masih melansir dalam laman LinkedIn-nya, sebelum akhirnya pindah ke Inggris untuk melanjutkan studinya di Universitas Oxford, Indra sempat bekerja selama empat tahun di Indonesia. Ia memegang jabatan sebagai product development specialist di PT Bio Farma Bandung.
Terlibat menjadi tim riset vaksin AstraZeneca
Indra mulai bergabung dengan tim riset vaksin AstraZeneca pada Mei 2020. Ia berperan dalam menganalisis data respon tubuh para relawan yang menjadi objek uji coba vaksin. Tak disangka, berkat kerja keras tim Profesor Sarah Gilbert inilah, vaksin yang biasanya siap dalam waktu 5 tahun, dapat dipangkas hanya menjadi 6 bulan saja.
Awalnya, Indra tengah meneliti vaksin untuk malaria. Namun, pandemi yang terjadi pada awal 2020 lalu membuatnya tergerak untuk ikut serta dalam penelitian tersebut. Indra merupakan mahasiswa ketiga yang bergabung dalam Jenner Institute yang melakukan riset untuk pembuatan vaksin COVID-19. Ratusan peneliti lainnya turut bergabung untuk mempercepat kesiapan vaksin AstraZeneca.
Dalam riset ini, Indra menghabiskan waktu sepuluh jam setiap harinya selama enam bulan. Usahanya dan tim tak sia-sia karena kini AstraZeneca menjadi salah satu vaksin yang banyak digunakan untuk melawan COVID-19.
Itulah tadi profil singkat mengenai Indra Rudiansyah yang turut serta dalam riset vaksin AstraZeneca. Popbela salut dengan kerja keras Indra dan tim karena kontribusinya ini memberikan harapan besar bagi dunia untuk terbebas dari pandemi.