Setelah sukses memerankan sosok Suzzanna dalam film Suzzanna: Bernapas Dalam Kubur (2018), Luna Maya kembali dipercaya untuk memerankan tokoh Suzzanna dalam film barunya, Suzzanna: Malam Jumat Kliwon. Masih mengangkat tema horor tahun 80-an, Luna mengatakan kalau film ini akan lebih megah, gelap, dan menakutkan dari film sebelumnya.
Berbicara soal perannya yang kembali sebagai Suzzanna, Luna menceritakan proses detail syuting, bagaimana ia menaikkan berat badannya, hingga perbandingan dengan film berjudul sama yang pernah rilis di tahun 1986. Menurut Luna Maya, selama proses syutingnya, ia malah lebih kesulitan memerankan tokoh manusia dibandingkan sosok hantu Suzzanna.
Dalam wawancara eksklusif bersama POPBELA yang bertempat di Kota Lama, Semarang, berikut penjelasan Luna Maya soal perannya dalam Suzzanna: Malam Jumat Kliwon.
Menaikkan berat badan untuk hidupkan tokoh Suzzanna
Peran Luna Maya sebagai tokoh Suzzanna memang tak perlu diragukan lagi. Ia terbukti berhasil membawakan kembali tokoh Suzzanna dan hantu Sundel Bolong lewat film franchise Suzzanna pertamanya di tahun 2018. Lantas, apa perbedaan Suzzanna di film sebelumnya dengan yang saat ini?
“Aku harus menaikkan berat badan untuk tokoh Suzzanna di film ini. Secara timeline, film ini bersetting di masa remaja Suzzanna, jadi dia masih punya baby fat di wajahnya. Sementara aku nggak tahu kenapa, saat pandemi kemarin berat badanku turun. Jadi pipiku tirus dan make up prostetiknya jadi kebesaran di wajahku,” ungkap Luna.
Setelah berkonsultasi dengan sutradara, Guntur Soeharjanto, Luna diminta untuk menjaga berat tubuhnya agar tetap stabil. Sehingga, make up prostetik yang dibuat langsung di Rusia itu tetap muat di wajahnya.
Selalu perankan dua karakter di setiap film franchise Suzzanna
Bela, sadar nggak, sih, kalau Luna Maya akan selalu memerankan dua karakter secara bersamaan jika di setiap film franchise Suzzanna.
“Iya aku akan selalu memerankan sosok Suzzanna sebagai manusia dan sebagai hantu. Tapi, dari karakter itu, aku merasa lebih susah memerankan sosok manusianya dibandingkan saat Suzzanna menjadi hantu,” jelas Luna.
Lho? Kok, bisa lebih sulit memerankan manusia? Menurutmu kenapa, Bela?
Alasan Luna Maya merasa lebih sulit memerankan tokoh manusia dibandingkan hantu
Seperti yang sudah disebutkan pada poin sebelumnya jika Luna Maya merasa memerankan tokoh Sundel Bolong lebih mudah dibandingkan dengan sosok Suzzanna manusia. Alasannya, tokoh Sundel Bolong sudah memiliki pakemnya sendiri, sehingga di setiap film, karakternya dipastikan hampir mirip. Sementara sosok Suzzanna manusia, memiliki perbedaan di setiap filmnya yang membuat Luna Maya harus mempelajari kembali gerak-gerik dan cara bicara Suzzanna.
“Sebenarnya kalau sudah jadi Sundel Bolong, sudah jadi karakter hantu, itu pakemnya sudah jelas. Karena di setiap film Suzzanna yang sebelum-sebelumnya, aku cuma tinggal lihat saja karena pasti mirip,” kata Luna.
Sementara itu, untuk karakter Suzzanna manusia, Luna mengaku agak kesulitan karena dalam filmnya, Suzzanna memiliki beberapa karakter yang pernah dimainkan. Sehingga, Luna harus pintar-pintar memilih karakter mana yang ingin ditampilkan.
“Di fase hidup, aku coba untuk menelaah yang mana yang akan aku ikutin. Aku coba sesuaiin skrip dan sebisa mungkin aku coba dengerin bagaimana Bunda Suzzanna waktu itu dulu berdialog dan berinteraksi. Aku juga coba cari tengahnya dimana, nih, yang paling pas sesuai dengan karakternya. Jadi, ya memang lebih sulit, sih, buat aku.”
Adegan paling menantang sepanjang film
Jika melihat trailer-nya, Suzzanna: Malam Jumat Kliwon terlihat lebih megah, sekaligus lebih menakutkan. Sisi menakutkannya bukan hanya dari kemunculan hantu Sundel Bolong, tapi juga karena faktor lainnya, seperti adegan kepala yang pecah, hingga munculnya belasan ular.
Soal ular ini, Luna memiliki kisah tersendiri, Bela. Ia mengaku memiliki fobia ular, namun harus mengalihkan ketakutannya itu demi syuting dan mendalami peran di film ini.
“Awalnya di skrip, adegan itu akan menggunakan kecoa. Buatku kecoa nggak menakutkan. Memang jijik, sih, tapi lebih baik daripada menggunakan ular, kan? Kalau ular itu kan mengancam jiwa, kita kepatuk ular bisa mati dan segala macam. Makanya selama dua hari syuting adegan ular itu benar-benar jadi hari paling stres untuk aku,” cerita Luna.
Karena masalah ular ini juga, Luna sudah membuat statement ke produser, Sunil Soraya untuk mengundurkan diri jika suatu saat akan membuat ulang film Suzzanna: Nyi Blorong.
“Aku selalu bilang, pak kalau bapak mau remake filmnya Susana yang Nyi Blorong, yang ular-ular maaf, saya mundur nggak mau,” kata Luna Maya lagi.
Bukan film remake dari yang sebelumnya
Film dengan judul Suzzanna: Malam Jumat Kliwon pernah juga dirilis pada tahun 1986. Dengan judul yang sama persis, mau tak mau penonton mungkin akan membandingkan film ini dengan film yang rilis di tahun 1986 itu. Menyadari akan hal ini, Luna Maya kemudian menjelaskan bahwa ini adalah film franchise dan bukan remake. Sehingga, ceritanya akan sangat berbeda dari film yang sebelumnya.
“Film ini sebenarnya udah franchise cerita baru yang tidak ada hubungannya dengan film-film yang lama. Makanya, ini bukan film autobiografi ya, jadi ini adalah film Suzzanna jika main film lagi di era sekarang. Suzzanna sebagai Sundel Bolong tuh aku analogikan begini, seperti Batman. Tokoh itu kan ada yang diperankan oleh Michael Keaton, ada yang diperankan oleh Christian Bale, ada yang diperankan oleh Ben Affleck. Tapi, dia tetap jadi Batman dan orang ngeliatnya ya Batman, walaupun diperankan oleh orang berbeda-beda. Harapan saya terhadap Suzzanna, sih, seperti itu,” jelas Luna Maya.
Mendengar penjelasan Luna Maya ini, jadi jangan berpikir lagi jika film ini adalah remake, ya, Bela. Seperti apa kisahnya? Tunggu filmnya rilis di tanggal 3 Agustus 2023 mendatang, ya!