Sejak rilis pada tanggal 18 September 2021 lalu, Squid Game langsung menjadi trending topic di dunia. Bagaimana tidak, tak ada yang pernah menyangka jika permainan anak-anak dapat menjadi arena kompetisi bertahan hidup dengan nyawa sebagai taruhannya.
Kesuksesan Squid Game ternyata diiringi dengan kabar tak sedap, nih, Bela. Serial ini dituduh memplagiat film asal Jepang yang berjudul Kami-sama no Iu Tori atau judul internasionalnya As The Gods Will. Sebab, baik Squid Game maupun As The Gods Will sama-sama memiliki premis permainan anak-anak yang dimainkan oleh orang dewasa untuk bertahan hidup.
Sebenarnya serial Squid Game benar-benar plagiat dari As The Gods Will atau hanya terinspirasi? Simak penjelasannya berikut ini.
As The Gods Will rilis di tahun 2014, tapi naskah Squid Game sudah ada sejak 2009
Jika dilihat dari waktu rilisnya, As The Gods Will memang telah tayang jauh sebelum Squid Game. Yakni, tepatnya pada tahun 2014 lalu. Karena masalah waktu rilis ini dan kemiripan premis yang ditawarkan, banyak pencinta serial thriller yang beranggapan bahwa Squid Game memplagiat As The Gods Will.
Namun, menurut pengakuan sutradara Squid Game, Hwang Dong Hyuk mengatakan bahwa naskah asli dari Squid Game sudah ia kerjakan sejak tahun 2009. Munculnya ide untuk membuat kisah permainan bertahan hidup ini setelah ia banyak membaca manga (komik Jepang) dan manhwa (komik Korea).
"Setelah saya memfilmkan karya debut saya pada tahun 2008, saya pergi ke banyak toko buku manga dan manhwa. Saya melihat banyak kisah bertahan hidup jadi saya pikir akan menarik jika genre ini diciptakan kembali dengan cara Korea. Saya menyelesaikan skrip ini pada tahun 2009, tetapi saya diberitahu bahwa itu tidak akan berhasil karena ceritanya kejam dan genrenya tidak dikenal oleh publik pada saat itu. Saya tidak bisa mendapatkan investasi atau memulai casting karena proyeknya sulit untuk diselesaikan. Jadi saya berhenti mempersiapkannya," jelas Hwang Dong Hyuk, seperti dikutip dari Allkpop.com.
Sementara itu, As The Gods Will merupakan film live action yang diangkat dari manga berjudul Kami-sama no Iu Tori yang rilis di tahun 2011-2014 di majalah Bessatsu Shonen Magazine.
Kisah dibuka dengan jenis permainan anak-anak yang sama
Jika melihat persamaannya, Squid Game dan As The Gods Will sama-sama mengangkat tema permainan tradisional anak-anak yang dimainkan untuk bertahan hidup. Dalam kedua film, ada lima dan enam game yang harus diselesaikan, tidak boleh mundur dari permainan (karena akan dianggap mati), serta mereka yang berhasil hidup sampai permainan terakhir selesai adalah yang menang.
Persamaan selanjutnya dari kedua film ini adalah dibuka dengan permainan yang sama. 'Mugunghwa Flower has Bloomed' (Squid Game) dan 'The Daruma Doll' (As The Gods Will) secara teknis memiliki peraturan yang sama. Yakni, satu orang berjaga dan lainnya maju mendekat ke arah si penjaga. Jika di penjaga memutar kepalanya, yang lain harus diam, atau mati.
Dari game pembuka ini, banyak warganet yang langsung menyimpulkan bahwa Squid Game memplagiat As The Gods Will. Padahal, sejak proses syuting berjalan, Hwang Dong Hyuk sudah mengetahui bahwa serialnya memiliki kesamaan dengan film Jepang tersebut.
"Ketika kami sedang syuting, saya mendengar bahwa itu mirip dengan 'As the Gods Will'. Itu satu-satunya kesamaan yang kebetulan dan tidak ada hubungannya dengan film itu. Saya tidak menyalin siapa pun. Saya sebenarnya akan menjadi yang pertama sejak saya menulis itu dulu andaikan saya nekat untuk tetap melakukannya pada waktu itu," ungkap Hwang Dong Hyuk.
Sinopsis Squid Game dan As The Gods Will, sama-sama mengangkat kisah permainan anak-anak
Supaya semakin memahami perbedaan dua cerita tersebut, simak masing-masing sinopsisnya berikut ini.
Squid Game
Squid Game bercerita tentang 456 orang yang terlilit utang dan membutuhkan uang. Secara sukarela mereka mengikuti sebuah permainan untuk memperebutkan uang senilai 45,6 miliar won. Persyaratan untuk mendapatkan uang tersebut hanya satu: mereka harus berhasil memenangkan permainan anak-anak yang dulu pernah mereka mainkan saat kecil.
Syaratnya terdengar mudah memang. Namun, semua berubah kacau saat mereka mengetahui bahwa untuk memenangkan permainan, mereka harus bertahan hidup. Karena, jika kalah sedikit saja saat sedang bermain, maka nyawa adalah taruhannya.
As The Gods Will
Dalam budaya Jepang, Daruma Doll merupakan boneka pembawa keberuntungan dan harapan yang belum tercapai. Tapi, apa jadinya kalau boneka tersebut adalah mesin pembunuh yang kejam dan menjebakmu untuk ikut dalam permainan hidup atau mati?
Hal inilah yang terjadi pada seorang siswa SMA bernama Takahata Shun (Sota Fukushi). Takahata yang sangat malas ke sekolah, tiba-tiba saja dipaksa untuk mengikuti permainan anak-anak di kelasnya. Awalnya, ia menganggap remeh permainan itu sampai akhirnya ia melihat satu per satu temannya mati karena kalah.
Sadar bahwa ia harus keluar dari situasi ini, Takahata pun mencari cara agar ia menang dan melalui setiap permainan masa kecilnya itu agar dapat pulang hidup-hidup.
Bagaimana, Bela? Apakah ada kemiripan dari dua kisah di atas?
Perbedaan lainnya Squid Game dan As The Gods Will
Seperti yang telah disebutkan oleh Hwang Dong Hyuk, kemiripan Squid Game dan As The Gods Will hanya pada permainan pertamanya saja. Selain itu, kedua kisah tersebut sama-sama mengangkat permainan tradisional anak-anak yang berkembang di negara masing-masing. Selebihnya, kedua cerita ini sangat berbeda satu dan lainnya.
Pertama, perbedaan dua cerita ini terlihat dari para peserta yang mengikuti permainan. Di Squid Game, para peserta yang ikut adalah mereka yang terlilit utang dan dengan sukarela mengikuti permainan ini. Sementara, di As The Gods Will, peserta yang ikut adalah anak-anak SMA di Jepang yang terpaksa dan mau tak mau mengikuti permainan itu.
Kedua, perbedaan yang tampak nyata menurut Popbela adalah tujuan dari mengikuti permainan tersebut. Dalam Squid Game tujuan mereka mengikuti game itu adalah untuk mendapatkan uang tunai. Maka dari itu, mereka berusaha mati-matian untuk mengikutinya. Sementara dalam As The Gods Will, tujuan mereka mengikuti permainan adalah karena mereka tak punya pilihan dan terjebak di dalamnya.
Ketiga, peserta di Squid Game melakukan permainan di satu lokasi yang sama. Mereka diawasi secara ketat dan benar-benar tak bisa ke mana-mana, kecuali ke arena permainan. Kalau di As The Gods Will, arena permainan berada di lokasi yang berbeda-beda dan para peserta tidak ada yang mengawasi seperti halnya Squid Game.
Setelah melihat perbedaan dan persamaan kedua film di atas, menurutmu apakah Squid Game bisa dikategorikan plagiat dari As The Gods Will? Tulis di kolom komentar, ya!