Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

5 Pemimpin Negara yang Tewas di Tangan Rakyatnya Sendiri

Siapa saja mereka? Simak daftarnya!

Niken Ari Prayitno

Menjadi seorang pemimpin sebuah negara bukanlah pekerjaan yang mudah bagi siapa pun. Satu hal menghantui sebuah kepemimpinan adalah seorang pemimpin dibenci rakyatnya sendiri. Hal itu tampaknya baru saja dialami, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Selasa (8/6/2021).

Macron menjadi korban "penyerangan" yang dilakukan oleh seorang warga Prancis, seperti yang dilansir dari Reuters. Meskipun serangan yang dialami Macron hanya berupa tamparan, namun kejadian ini menambah daftar panjang para pemimpin dunia yang menjadi korban penyerangan ataupun pembunuhan oleh masyarakatnya.

Serangan yang datang secara tiba-tiba tersebut menjadi kekhawatiran terbesar yang harus diantisipasi pasukan penjaga keamanan pribadi pemimpin-pemimpin negara. Ancaman terburuk bagi seorang pemimpin adalah pembunuhan oleh rakyatnya sendiri.

Berikut adalah beberapa tokoh pemimpin dunia yang harus tewas dibunuh oleh rakyatnya karena berbagai alasan. 

1. Abraham Lincoln

Pixabay.com/ibudiallo

Presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln, merupakan salah satu Presiden AS yang berhasil menyelamatkan masa depan negara itu dari perpecahan besar yang fundamental. Memimpin AS di kala perang saudara antara pihak Union dan Konfederasi pada 1860-an karena perbedaan padangan terhadap perbudakan, Lincoln berusaha menjamin kemenangan Pemerintah Federal (Union) dari amukan Pasukan Konfederasi yang memberontak. 

Ketika Pasukan Union berhasil memenangkan peperangan, popularitas Presiden Lincoln melonjak tinggi diiringi kebencian yang ditunjukkan orang-orang pendukung ide perbudakan di Selatan AS. Dikutip dari Britannica, kebencian terhadap kepemimpinan Lincoln yang berhasil membawa Union menang akhirnya mendorong seorang aktor bernama, John Wilkes Booth, untuk membunuh Abraham Lincoln pada 15 April 1865. 

Booth menembak Presiden Abraham Lincoln di kepala bagian belakang yang menyebabkan pendarahan hebat. Beberapa saat kemudian dokter mengumumkan kematian Lincoln dan Amerika Serikat kehilangan salah satu pemimpin terhebatnya. John Wilkes Booth yang lari dari tempat kejadian berhasil ditangkap beberapa hari kemudian dan dijatuhi hukuman mati. 

2. John F Kennedy

aarp.org

Amerika Serikat pernah hampir terseret dalam perang nuklir melawan Uni Soviet karena Krisis Misil Kuba pada 1962. Kala itu, AS dipimpin oleh seorang presiden yang tidak pernah dilupakan masyarakat AS bahkan dunia hingga hari ini, yaitu John F Kennedy.

Menjadi Presiden ke-35 AS dan merupakan presiden termuda dalam sejarah AS, John F Kennedy, dikenang sebagai pemimpin dunia yang berperan aktif dalam menghalangi ruang gerak penyebaran komunisme Uni Soviet di berbagai daerah di dunia, seperti Asia Tenggara. 

Walaupun aksi tersebut didukung penuh oleh sebagian besar masyarakat AS, terdapat sebagian kecil dari mereka yang sangat menentang kebijakan-kebijakan anti-Soviet yang digalangkan Presiden Kennedy. Salah seorang di antaranya adalah Lee Harvey Oswald.

Dilaporkan JFK Library, ketika sedang dalam kunjungan kerja ke Kota Dallas, Texas, pada tanggal 22 November 1963, Presiden John F. Kennedy yang menumpangi limousine dengan atap terbuka. Hal itu memungkinkan Lee Harvey Oswald untuk membunuhnya dengan menggunakan senapan runduk dari jarak jauh. 

Tertembak sebanyak dua kali, Presiden John F Kennedy yang saat itu sedang ditemani oleh istrinya, Jacqueline Kennedy Onassis, tewas berlumuran darah. Lee Harvey Oswald kemudian berhasil ditangkap oleh FBI, namun tidak pernah mendapat proses pengadilan karena ia ditembak oleh seorang pegawai klub malam ketika sedang dalam pengawalan pihak kepolisian.

Kematian JFK di tangan Oswald sampai saat ini masih sangat ditutupi oleh pemerintah AS. Hal ini membuat banyak teori konspirasi bermunculan, seperti apakah Lee Harvey Oswald memang membelot ke Uni Soviet atau ada orang lain yang terlibat.

3. Tsar Nikolai II

Twitter.com/lenin_tweets

Kaisar Kekaisaran Rusia, Tsar Nikolai II, merupakan Tsar terakhir yang memimpin Rusia. Tidak siap menjadi seorang pemimpin di usia yang cukup muda pascakematian ayahnya, Tsar Alexander III, Nikolai terus meragukan kemampuannya. Hal itu membawa Kekaisaran Rusia menuju keruntuhan pada 1917.

Terlibat dalam Perang Dunia Pertama melawan Jerman dan Austria-Hungaria, jutaan pasukan Rusia gugur dalam jumlah terbesar sejauh sejarah kala itu. Kekalahan yang terus menerus dan runtuhnya ekonomi Rusia akibat perang yang berlarut-larut, membuat Tsar Nikolai II menjadi musuh publik nomor satu. 

Atas desakan jenderal-jenderal dan penasehatnya, Tsar Nikolai II turun tahta. Putra Mahkota Kekaisaran Rusia, Alexei, belum cukup umur ditambah sedangkan adik Nikolai menolak tahta. Maka Dinasti Romanov dan Kekaisaran Rusia resmi bubar pada Maret 1917.

Meskipun Kekaisaran Rusia telah bubar, Nikolai beserta keluarganya terus menjadi tahanan rumah oleh Pemerintahan Provisional Rusia yang kemudian digantikan oleh Pemerintahan Soviet Rusia. 

Pemerintah Soviet khawatir ada upaya pembebasan oleh negara Barat dan masyarakat Rusia yang masih bersimpati pada Tsar mereka. Pemerintah Soviet bagian Ural yang memegang kekuasaan di Kota Yekaterinburg pun akhirnya mengeksekusi Nikolai II bersama istri, anak-anak, dan pelayannya pada 17 Juli 1918.

Mereka dieksekusi atas tuduhan pengkhianatan yang tidak pernah terbukti, dilansir dari History. Jenazah Nikolai, istri, dan anak-anaknya baru bisa dikubur dengan hormat 80 tahun kemudian atau sekitar 8 tahun setelah kejatuhan Uni Soviet. 

4. Anwar Sadat

Pixabay.com

Berdamai dengan musuh bebuyutan seringkali menjadi hal tersulit yang harus dilakukan seorang pemimpin sebuah negara. Tetapi, hal inilah yang membawa nama Presiden Mesir, Anwar Sadat, mendunia setelah dirinya membawa Mesir berdamai dengan Israel melalui penandatanganan Perjanjian Camp David.

Sadat yang sebelumnya menggelar operasi militer demi membebaskan Semenanjung Sinai dari tangan Israel pada 1973, akhirnya menyetujui perdamaian signifikan. Hal itu membawa Mesir keluar dari perang abadinya dengan Israel dan kembalinya Semananjung Sinai dengan damai. 

Namun, aksi perdamaian yang dilakukan Anwar Sadat dengan Israel tidak diterima baik oleh sebagian kalangan fundamentalis di Mesir. Penolakan ini akhirnya berubah menjadi petaka untuk Presiden Sadat pada 6 Oktober 1981 ketika dirinya menghadiri sebuah parade militer di Kota Kairo, Mesir.

Dilaporkan BBC, Presiden Anwar Sadat dinyakan terbunuh ketika beberapa perwira dan prajurit Mesir yang berpaham fundamentalis menyerang podium dengan senjata mesin dan granat. Belasan orang terbunuh, termasuk Anwar Sadat.

Setelah kematiannya, kepemimpinan Mesir yang dipegang erat oleh Presiden Husni Mubarak mengekang pergerakan pihak oposisi pemerintah dan membuat Mesir menjadi salah satu negara dengan sistem pemerintahan otoriter.

5. Yitzhak Rabin

twitter.com/_LFI

Upaya perdamaian ternyata tidak selama menjadi jawaban untuk sebagian orang. Begitulah yang ditunjukkan oleh seorang ultranasionalis bernama Yigal Amir dari kelompok ekstremis dan zionis, Eyal, yang membunuh Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin. Rabin dibunuh berupaya untuk berdamai dengan Palestina melalui Perjanjian Oslo 1993. 

Pada 4 November 1995, Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, yang sedang menghadiri orasi perdamaian di Kota Tel Aviv harus menjadi korban kesadisan kelompok zionis Eyal, seperti yang dilansir dari The Guardian. Selesai berpidato di depan para pendukungnya dan Masyarakat Israel properdamaian, Rabin ditembak oleh Yigal Amir yang membuatnya tewas ditempat. 

Kematian Rabin di tangan pihak ekstremis ultranasionlis, Eyal, menjadi penghalang absolut perdamaian penuh yang dipercaya dapat diraih oleh Israel dan Palestina. Banyak yang menyayangkan pembunuhan Yitzhak Rabin, termasuk pemimpin Palestine Liberation Organization (PLO), Yasser Arafat. 

Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "5 Pemimpin Negara yang Tewas di Tangan Rakyatnya Sendiri" ditulis oleh Karl Gading Sayudha

IDN Channels

Latest from Inspiration