Salah satu perbuatan buruk bagi seorang muslim yang perlu dihindari adalah zalim. Zalim adalah perbuatan yang tidak adil dan sewenang-wenang kepada orang lain.
Bukan hanya tindakan fisik saja, tetapi juga perlakuan secara sosial maupun emosional. Supaya kita tidak terjebak dengan perilaku ini, maka ketahui pengertian zalim, jenis, dan contohnya berikut ini.
1. Pengertian zalim
Menurut bahasa, arti zalim adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Sedangkan menurut istilah, zalim ialah melakukan sesuatu yang keluar dari koridor kebenaran.
Perbuatan zalim bisa dilakukan oleh siapa saja, misalnya kepada teman, karyawan, majikan, dan orang lainnya. Bahkan, perbuatan ini juga bisa dilakukan seorang pemimpin kepada rakyatnya.
Akhlak pelaku zalim itu sangat buruk dan tercela. Bukan hanya dibenci oleh manusia saja, tetapi juga dibenci Allah SWT. Mereka lupa bahwa kelak perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
2. Larangan berbuat zalim
Allah SWT telah melarang umatnya untuk berbuat zalim dalam beberapa ayat Al Qur'an. Salah satunya adalah Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 192 dan surat Hud ayat 18.
رَبَّنَآ إِنَّكَ مَن تُدْخِلِ ٱلنَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُۥ ۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Rabbanā innaka man tudkhilin-nāra fa qad akhzaitah, wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār
Artinya: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun." (QS. Ali-Imran: 192)
مَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمْ وَيَقُولُ ٱلْأَشْهَٰدُ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُوا۟ عَلَىٰ رَبِّهِمْ ۚ أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ
Wa man aẓlamu mim maniftarā 'alallāhi każibā, ulā`ika yu'raḍụna 'alā rabbihim wa yaqụlul-asy-hādu hā`ulā`illażīna każabụ 'alā rabbihim, alā la'natullāhi 'alaẓ-ẓālimīn
Artinya: "Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim." (QS Hud: 18)
Selain itu, Rasulullah SAW juga melarang umatnya untuk berbuat zalim kepada makhluk ciptaan Allah SWT. Rasul SAW. bersabda:
“Barangsiapa berbuat zalim kepada saudaranya, baik terhadap kehormatannya maupun sesuatu yang lainnya, maka mintalah kehalalannya darinya hari ini juga sebelum dinar dan dirham tidak lagi ada. Jika ia punya amal saleh, maka amalannya itu akan diambil sesuai dengan kadar kezaliman yang dilakukannya. Dan jika ia tidak punya kebaikan, maka keburukan orang yang ia zalimi itu dibebankan kepadanya.” (HR Bukhari)
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk menjauhi perilaku ini sejak masa hidupnya. Pada masa perbudakan terjadi, ia bahkan melarang berbuat zalim kepada para budak. Rasulullah SAW memerintahkan untuk memperlakukan budak dengan layak, memberinya pakaian, dan tidak membebaninya dengan pekerjaan yang tidak bisa dipikul.
3. Jenis perbuatan zalim
Adapun jenis perbuatan zalim adalah terbagi menjadi beberapa macam, di antaranya kezaliman terhadap Allah SWT dan kezaliman kepada hamba-Nya.
1. Kezaliman kepada Allah SWT
Kezaliman yang terbesar adalah zalim kepada Allah SWT. Bentuk dari perilaku zalim kepada Allah SWT adalah kesyirikan. Allah Ta'ala berfirman dalam Al Qur'an surat Luqman ayat 13 berikut.
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"
Mengapa syirik menjadi kezaliman terbesar adalah karena seseorang menyetarakan makhluk dengan Sang Pemilik semua makhluk.
2. Kezaliman kepada hamba
Kemudian kezaliman terkait dengan hambanya berpusat pada tiga hal, yakni darah, harta, dan kehormatan. Seperti khutbah Rasulullah SAW saat haji wada berikut ini.
"Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, kehormatan kalian, semuanya haram atas sesama kalian. Sebagaimana haramnya hari ini, bulan ini, di tanah kalian ini’ (HR. Bukhari no. 67, Muslim no. 1679)."
3. Kezaliman terhadap jiwa
Kezaliman terhadap jiwa adalah seseorang yang berbuat melebihi batas kemampuan seorang muslim dengan menumpahkan darah, melukai, dan semacamnya.
4. Kezaliman terhadap harta
Banyak yang belum mengetahui ada jenis kezaliman kepada harta. Kezaliman ini dilakukan seseorang yang berbuat melebihi batas kepada sesama muslim lainnya. Selain itu, zalim terhadap harta juga bisa ditunjukkan dengan melakukan hal yang haram terhadap harta tersebut.
5. Kezaliman terhadap kehormatan
Terakhir, zalim terhadap kehormatan seperti zina, liwath, qodzaf, dan semacamnya.
Dan barangsiapa melakukan kezaliman di atas baik zalim kepada Allah SWT maupun hambanya, maka ia telah melakukan kezaliman pada dirinya sendiri.
4. Akibat berbuat zalim
Larangan berbuat zalim telah tegas disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis. Maka dari itu, akibat perbuatan ini sangat berat. Ia akan mendapatkan keburukan di dunia dan juga di akhirat.
1. Mendapatkan azab yang besar
Akibat yang pertama ini telah ditegaskan Allah dalam Al-Quran surat Al Furqan ayat 19 yang artinya sebagai berikut.
"Sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan. Maka, kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu). Siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami menimpakan kepadanya azab yang besar." (QS. Al-Furqan: 19)
2. Dijauhkan dari kenikmatan dan rahmat Allah SWT
Kezaliman itu akan mendapatkan laknat dan tempat tinggal yang buruk bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Seperti yang diriwayatkan dalam Al Qur'an surat Al-Ghafir ayat 52 yang artinya bisa kamu baca di bawah ini.
"(Yaitu) hari ketika permintaan maaf tidak berguna bagi orang-orang zalim dan mereka mendapat laknat dan tempat tinggal yang buruk." (QS Al-Ghafir: 52)
3. Mendapatkan ancaman doa dari orang yang dizalimi
Doa orang yang terzalimi akan dikabulkan oleh Allah SWT, sekalipun itu adalah doa yang buruk. Rasulullah SAW pernah bersabda:
”Dan berhati-hatilah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Mengalami kebangkrutan di hari kiamat
Bila tidak bertaubat kepada Allah SWT dan memohon maaf kepada orang yang dizalimi, maka ia akan mengalami kebangkrutan itu. Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang pernah berbuat aniaya (zhalim) terhadap kehormatan saudaranya atau sesuatu apapun hendaklah dia meminta kehalalannya (maaf) pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari yang ketika itu tidak bermanfaat dinar dan dirham” (HR. Al-Bukhari).
5. Akan mendatangkan bencana dan malapetaka
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an surat Al-Hajj ayat 45 yang artinya:
“Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan zalim, sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (tidak ada penghuninya).” (QS Al-Hajj: 45)
Dari ulasan di atas, bisa diketahui bahwa zalim adalah perbuatan tidak adil yang dilarang dalam Islam. Kita sebagai muslim perlu menjauhkan diri dari perbuatan tersebut.