Suara, mungkin itulah harta paling berharga bagi Radhini. Para penggemar mengenal suaranya dari sapa dan candanya di radio, tapi ada pula yang menyukai suaranya melalui lagu-lagu yang ia nyanyikan. Menjadi penyanyi dan penyiar seolah menjadi bagian dari hidupnya. Meski namanya sudah nggak asing di belantika musik Tanah Air, namun dara kelahiran Jakarta, 19 April 1988 ini baru sempat meluncurkan album perdananya di awal tahun 2017.
Bertajuk Awal, album perdana Radhini ini merupakan langkah awal yang dibuat dengan penuh kerja keras dan hati ini diharapkan bisa mewakili perasaan dan cerita cinta para pendengarnya. Nggak main-main, Radhini bekerja sama dengan banyak produser seperti Yovie Widianto, Abenk Alter dan Ifa Fachir. Menjadikan lagu Pujaan Hati sebagai lagu andalan, Radhini berharap bahwa album perdananya bisa menjadi pembuka jalan untuk kariernya di dunia musik.
Lalu, bagaimana ya pandangan Radhini tentang perempuan dan karier? Kita simak, yuk!
“Yang biasa aku lakukan ketika down adalah bersyukur sebanyak-banyaknya. Menurutku, bersyukur atas apa yang sudah kita punya dan yang sudah diberikan oleh Tuhan adalah satu-satunya obat kalau lagi down.”
“Makna kesuksesan adalah bisa membagi kebahagiaan dengan orang lain. Kita sukses, kita bahagia, tapi orang lain juga harus bisa merasakan kebahagiaan dari apa yang aku lakukan.”
“Ada banyak hal yang aku pelajari dalam hidup. Tapi main point-nya adalah nggak ada hal yang nggak mungkin. Itu yang aku pelajari banget selama. Semua hal mungkin terjadi dan bersyukur adalah satu-satunya cara untuk tetap menjalani hidup.”
“Harapanku untuk perempuan Indonesia adalah lebih jago lagi dalam multitasking, bisa mengangkat potensi yang ada dalam diri. Bring up the best in us. Semoga perempuan Indonesia itu nggak lagi mudah merasa lemah dan gampang galau. Sebagai perempuan, kita sudah diberikan karunia untuk bisa melakukan banyak hal. Ayo, let’s make the best out of it.”
“Aku sempat berpikir kayaknya aku lama mengerjakan album ini (album Awal -red) sampai 3 tahun. Aku berpikir ‘Aduh gue wasting time banget’ saat itu. Tapi sekarang aku berpikir kalau aku nggak mengerjakannya selama 3 tahun, kalau nggak mendapat halangan dan rintangan, nggak akan bisa membentuk diriku yang sekarang yang memutuskan segala sesuatunya jauh lebih bijak, jauh lebih matang. Nggak mudah nangis lagi karena sudah melalui proses itu semua. Jadi menurutku nggak ada yang salah sih dengan hal itu, karena itu semua diberikan kepada aku yang terbaik dalam waktu yang terbaik. Aku percaya itu.”
“Cek handphone dan buka social media. Dulu suka olahraga dan tahun 2017 ini maunya sih bisa kembali berolahraga.”
“Fun, bubbly, loving.”
“Yang bisa aku banggakan sebagai perempuan adalah bisa multitasking. Perempuan itu harus menjadi yang terbaik di bidangnya. Dia harus menjadi yang terbaik sebagai istri jika sudah berkeluarga, menjadi pacar, tapi dalam kariernya juga harus baik. Jadi, perempuan menurutku itu banyak seninya. Seni di mana kita memajukan diri kita sendiri, tapi di satu sisi kita juga mengurus orang lain. Menjadi perempuan adalah hal yang luar biasa dan punya kebanggaan sendiri dan aku salut untuk perempuan-perempuan di luar sana.”
“Kebetulan karierku dalam bidang kesenian dan seni itu pakai hati. Jadi misalnya seninya terlalu pakai strategi, aku juga agak ragu. Di sini kan aku bermusik dan maunya juga dari hati, jadi tantangannya mungkin lebih produktif. Kontinuitas itu penting. Takutnya nanti kegiatan makin banyak, manggung lebih banyak tapi lupa nulis lagu. Di samping itu juga harus bisa jaga mood.”
BACA JUGA: Stella Rissa: "Wanita Harus Pintar Menempatkan Diri." #BanggaJadiPerempuan