"Perlakukanlah orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan," adalah kalimat yang tentu cukup familiar dan bersifat sangat penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat, bukan? Nilai positif tersebut harus disesuikan pula dengan etika sosial yang berlaku.
Setiap negara memiliki etika sosialnya masing-masing. Tepatnya pada hal-hal yang mayoritas dianggap sopan dan tidak sopan oleh masyarakat setempat. Termasuk Korea Selatan yang memiliki etika sosial tertentu.
Melansir dari joelstraveltrip.com, berikut adalah lima etika sosial yang berlaku di Korea Selatan, baik hal-hal yang dianggap sopan maupun hal-hal yang nyatanya tidak dianggap sopan. Nah, apa saja, ya?
1. Perlakuan terhadap orang yang lebih tua
Masyarakat Korea Selatan sangat menjujung tinggi sikap atau perlakuan yang penuh dengan hormat, serta sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Baik orangtua dengan lanjut usia maupun mereka yang usianya lebih tua.
Sopan: Dalam rangka menunjukkan penghargaan yang selayaknya, kaum mudah wajib untuk menggunakan bahasa formal yang menekankan perbedaan tingkat usia maupun tingkatan profesi. Sikap yang ditunjukkan pun harus penuh dengan sopan santun.
Tidak sopan: Sikap yang dianggap penuh dengan sopan santun dan hormat adalah kecenderungan mengalah, untuk lebih dulu memberikan tempat maupun kesempatan bagi orang yang lebih tua. Jika tidak, maka perlakuan tersebut dianggap tidak sopan.
2. Kebersihan di dalam rumah
Setiap negara tentu sangat menuntut gaya hidup masyarakat yang menjaga kebersihan. Tanpa terkecuali Korea Selatan yang tidak sekadar menuntut kebersihan pada area maupun lingkungan publik, tetapi area private di dalam rumah seseorang.
Sopan: Sebagai bentuk upaya untuk menjaga kebersihan rumah sendiri maupun rumah orang lain yang dikunjungi, seseorang harus membuka sepatu yang telah digunakan di luar. Kemudian, menggunakan sandal dalam rumah untuk setiap pergerakan aktivitas.
Tidak sopan: Salah satu cara untuk menjaga kebersihan dalam konteks penggunaan sandal di dalam rumah, pemilik rumah biasanya memberi batas antara penggunaan sepatu luar rumah dengan sandal dalam rumah. Jika dilewati, maka hal itu dianggap tidak sopan.
3. Tata krama saat menikmati hidangan bersama
Berbicara mengenai kehidupan sosial Korea Selatan, rutinitas orang Korea Selatan adalah suka berkumpul dan menikmati hidangan bersama. Namun, ada beberapa aturan atau tata krama yang harus diperhatikan.
Sopan: Makan bersama di Korea Selatan rasanya selalu kurang lengkap tanpa adanya botol-botol soju atau minuman alkohol. Sehingga seseorang yang ikut berkumpul namun tidak mau minum, seringkali dianggap tidak menghargai ajakan orang lain.
Tidak sopan: Ikut serta dalam kegiatan berkumpul, makan dan minum alkohol nyatanya tidak dapat dilakukan semaunya. Salah satunya adalah memastikan bahwa minuman terisi bukan dari tuanganmu sendiri, melainkan orang lain.
4. Prioritas menolong dalam kehidupan masyarakat
Menolong orang yang membutuhkan selalu menjadi nilai yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat sosial. Tentu, meksipun Korea Selatan sering disebut dominan individualis, menolong nyatanya menjadi hal yang harus dilestarikan secara turun-temurun.
Sopan: Menolong harus diawali dengan memprioritaskan kebutuhan orang lain. Hal ini teraplikasikan melalui keharusan bagi orang-orang untuk memberikan atau menyediakan alat makan, makanan, serta kebutuhan lainnya kepada orang terdekat.
Tidak sopan: Salah satu bentuk menolong yang dianut oleh beberapa negara adalah memberikan tip secara personal. Namun, hal ini dianggap tidak sopan karena setiap harga restoran, hotel dan lainnya sudah meliputi pajak atau tip. Sehingga memberikan tip tidak lagi dianjurkan dan dapat memberi indikasi seperti 'mengasihani orang' secara personal.
5. Aturan tangan
Gerak-gerik tubuh atau gesture seseorang dapat dijadikan sebagai indikasi tata krama dalam kehidupan sosial. Hal ini tentunya turut berlaku di kalangan masyarakat Korea Selatan yang memiliki beberapa aturan terkait gerakan tubuh seperti, tangan.
Sopan: Menerima dan memberikan sesuatu tentu saja melibatkan pergerakan tangan. Namun, perlu diketahui bahwa aturan yang berlaku untuk kedua konteks tersebut adalah dengan menggunakan dua tangan. Cara ini dianggap mengambarkan sikap penuh apresiasi, penghargaan dan penghormatan kepada pihak lain.
Tidak sopan: Dalam kehidupan modern, jabat tangan nyatanya berlaku di bidang bisnis atau kegiatan formal. Namun di Korea Selatan, dua pihak yang berjabat tangan tidak boleh melakukannya dengan satu tangan saja karena dianggap tidak sopan. Hal ini terjadi pada founder Miscrosoft Bill Gates ketika menyalami mantan Presiden Park Geun Hye dengan satu tangan. Mayoritas headline berita lokal langsung mengkritik tindakannya.
Sekarang, kamu sudah tahu kan, etika sosial mana yang dianggap sopan dan tidak sopan. Kalau begitu, kamu sudah siap nih, berangkat ke Korea Selatan dan bersosialisasi dengan orang-orang setempat. Siapa tahu, ketemu oppa ganteng. Jadi teman, lalu.... Hehehe.