Apakah kamu pernah merasa khawatir, takut, atau cemas saat terlewat informasi yang sedang santer beredar di media sosial? Atau ketika melihat teman-temanmu berada di keriuhan pesta, tapi kamu tidak turut serta? Kalau iya, maka kamu harus hati-hati, nih, Bela. Kondisi ketika kamu takut dikatakan tidak update atau tidak gaul saat ketinggalan informasi tersebut, menjadi salah satu indikasi kalau kamu mengalami FOMO atau Fear of Missing Out.
Definisi FOMO sendiri menurut Department of Psychology, School of Social Sciences, Nottingham Trent University, adalah suatu kondisi yang bisa menyebabkan orang berlaku di luar batas kewajaran di media sosial. Nggak hanya terbatas di definisi tersebut, banyak para pengidap FOMO yang terkadang juga mengunggah sesuatu hal bohong tentang dirinya hanya demi terlihat kekinian, lho. Tindakan berbohongnya tersebut dilakukan karena mampu membawa kebahagiaan bagi mereka.
Dari sedikit penjelasan di atas, tentu kondisi FOMO tidak boleh dibiarkan. Hal ini dikarenakan FOMO mampu mendatangkan efek buruk, baik secara fisik maupun psikologis. Lalu apa saja efek buruk atau dampak dari FOMO ini?
1. Memengaruhi kondisi mental dan fisik
Mudahnya mengakses media sosial membuat meningginya potensi gangguan kecemasan dan ketakutan yang dirasakan oleh masyarakat. Hal ini membuat orang yang mengalami FOMO akan merasa cepat lelah karena menurunya daya konsentrasi. Selain itu, kecemasan juga menjadi awal bagi munculnya kondisi stres berat atau depresi,.
Tidak berhenti pada kondisi mental, efek dari FOMO juga berpengaruh pada kondisi fisik. Kecemasan yang muncul dari FOMO tersebut nyatanya dapat menganggu produksi hormon penting di dalam tubuh, seperti serotonin dan adrenalin. Dengan terganggunya hormon tersebut, makan akan muncul berbagai macam gangguan pada kondisi fisik seperti ssakit kepala, susah tidur, hilangnya nafsu makan, hingga membuat mood menjadi kacau.
2. Menurunya kualitas hubungan sosial
Media sosial memang menjadi medium terbuka yang mampu mempermudah arus komunikasi. Namun, sayangnya, kemudahan ini justru banyak disalahgunakan. Hal ini disebabkan dari ketiadaan batasan dalam penggunaan media sosial yang membuat potensi damage (kerusakan) yang ditimbulkan dari gangguan FOMO semakin besar.
Beberapa aksi yang bisa mengakibatkan kerusakan dari gangguan FOMO ini ialah adanya aksi memberikan kata-kata umpatan, memberikan komentar yang tidak sopan, hingga bertindak di luar norma-norma yang dilakukan di media sosial.
3. Memunculkan perilaku konsumtif
Ya, keterhubungan atau konektivitas yang ada pada media sosial membuat semua orang menjadi tahu tentang tren yang sedang berkembang di belahan dunia manapun. Hal ini berdampak pula pada meningginya tingkat konsumtif para penggunanya, khususnya mereka para generasi millennial atau generasi Y. Mereka melihat tren tersebut menjadi sesuatu yang harus ditiru. Alhasil, mereka mengikuti tren tersebut tanpa melihat kondisi kesehatan finansial mereka.
Nah, setelah mengetahui efek buruk tersebut, maka kamu tidak mau, kan, jika terkena FOMO. Oleh karena itu, mulai dari sekarang, batasi penggunaan media sosialmu, nikmati aktivitasmu dan syukuri hidupmu tanpa membandingkan hidup dengan orang lain.