AP/Joshua Paul via ctvnews.ca
Sejarah Imlek memiliki asal usul yang panjang, yakni berawal sekitar 3.500 tahun yang lalu pada masa Dinasti Shang (1600-1046 SM). Pada masa itu, masyarakat menggelar upacara pengorbanan sebagai bentuk penghormatan kepada dewa dan leluhur. Tradisi ini pun dilakukan di awal dan akhir tahun, sekaligus sebagai momen untuk mempersembahkan hasil panen mereka sebagai rasa syukur dan memohon berkah.
Perayaan Imlek juga diwarnai oleh legenda monster bernama Nian. Makhluk ini diyakini sering menyerang penduduk setiap pergantian tahun. Namun, seorang lelaki tua menemukan cara untuk mengusir Nian dengan menggunakan suara keras, cahaya terang, dan warna merah. Sejak itu, masyarakat mulai memasang lentera merah serta gulungan kertas merah di pintu dan jendela rumah mereka. Hal tersebut diyakini berhasil mengusir Nian, dan akhirnya monster tersebut tidak pernah muncul lagi. Inilah yang membuat perayaan Imlek identik dengan warna merah, petasan, kembang api, serta pertunjukan barongsai.
Tuu Sitthikorn's Images via Canva
Berdasarkan sejarah, Imlek merujuk pada kalender lunar Tiongkok yang menggunakan siklus bulan. Oleh karena itu, tanggal perayaannya dapat berubah setiap tahun. Pada tahun 2024, Imlek dirayakan pada 10 Februari, yang menjadi Tahun Naga Kayu. Shio Naga melambangkan kekuatan, kemakmuran, keberuntungan, kehormatan, dan kesuksesan.
Secara etimologis, kata Imlek berasal dari gabungan kata "Im" yang berarti bulan, dan "Lek" yang berarti penanggalan. Maka dari itu, Imlek dapat diartikan sebagai perayaan datangnya musim semi dan dimulainya tahun baru pada awal bulan pertama, menurut kalender lunar.