Bela, dalam satu hari berapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk melihat-lihat lini masa media sosialmu seperti Instagram, Path, Snapchat, LINE, dan Facebook? Di situ kamu mendapat kesempatan untuk menyaksikan cuplikan dari hidup teman-temanmu. Tanpa sadar, kamu jadi membuat kesimpulan tentang hidup dan keseharian teman-temanmu berdasarkan kepingan-kepingan kecil hidup mereka yang mereka bagikan di media sosial.
moviecitynews.com
Ketika kamu sudah terlalu sering bermain media sosial, kamu akan mulai membandingkan dirimu sendiri dengan mereka. Kamu pun mulai menyesali hal-hal yang tidak kamu miliki dalam hidupmu. Tak punya pacar tampan dan kaya yang membawakanmu bunga setiap hari, tak punya koleksi baju segudang yang bisa kamu pamerkan setiap hari, tak bisa selalu ngopi di tempat yang happening, dan tak bisa sering pergi berlibur. Pokoknya semua orang tampak lebih bahagia dan sukses darimu.
lasvegasweekly.com
Kebiasaan ini ternyata tidak baik, lho. Kesimpulan yang kamu buat tidaklah nyata, karena yang kamu saksikan setiap hari di akun media sosial orang lain hanya merupakan bagian kecil dari keseluruhan hidup mereka. Itu pun hanya yang baik-baiknya saja. Meskipun ada beberapa yang mengunggah kisah patah hati mereka dalam bentuk kutipan, cerita, atau status, itu semua bertujuan untuk memproyeksikan citra diri yang dewasa dan tegar. Padahal, kamu tak tahu benar apa yang ia rasakan dalam hatinya.
thesundaytimes.co.uk
Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan justru membuatmu tambah galau dan sengsara, lho. Maka perlu kamu ingat bahwa profil media sosial teman-temanmu tidak bisa menggambarkan diri dan hidup mereka sesungguhnya. Tak ada hidup orang yang sempurna dan serba mudah. Maka kamu tak perlu iri pada orang-orang yang kamu follow di media sosialmu. Kamu hanya membandingkan dirimu sendiri dengan 99% kebohongan dan pencitraan. Hidup itu keras dan selalu menyajikan tantangan-tantangan yang berbeda untuk tiap orang.
fanpop.com
Jadi daripada menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial, cobalah untuk mengobrol secara langsung dengan teman-temanmu. Dengan bertemu langsung, kalian cenderung lebih terbuka dan jujur dalam menceritakan diri masing-masing. Misalnya, setiap hari dia mengunggah foto di kantornya, sebuah perusahaan asing bergengsi yang dari dulu kamu impikan. Kamu tak akan tahu bahwa sebenarnya setiap hari dia benci sekali bekerja di kantor tersebut karena lingkungan kerja yang tidak mendukung jika kamu tak mengobrol dari hati ke hati dengannya.