Tutup
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
unfortunately

Bangga Dengan Diri Sendiri? Cari Tahu Fakta dan Mitos Tentang Narsis!

Apa kamu sering melakukannya?

Ajeng Dwi Damarasri

Rasa percaya diri memang dibutuhkan oleh setiap orang. Hal ini menunjukan bahwa ia mencintai dan menerima keadaan diri sendiri. Sesekali mengunggah foto sendiri pada media sosial atau menceritakan keberhasilanmu pada orang lain sebenarnya bukan hal yang buruk. Namun bila terlalu berlebihan, kamu justru dianggap narsis!

Bukan hanya dilakukan oleh generasi millennial, tampaknya sikap ini juga dimiliki oleh banyak orang dari berbagai generasi. Sebelum menganggapnya buruk, yuk cari tahu mengenai fakta dan mitos mengenai sikap ini!

Mitos: Narsis itu nggak sehat dan merupakan gangguan kejiwaan

photo-1499012276815-a80b5512deae-42939f2eea32d07f466739ecc6feacfe.jpgunsplash.com/Gabriel Matula

Fakta: Seperti kebanyakan sikap yang dimiliki oleh orang lain, narsis nggak selamanya buruk. Sikap ini bisa memberi kepercayaan diri pada seseorang untuk yakin terhadap keputusan yang telah dibuatnya. Selain itu, menurut studi yang dilakukan pada tahun 2014, orang yang bersikap narsis cenderung memiliki skor yang lebih tinggi pada nilai ketegasan, kompetensi dan perjuangan yang dapat memudahkan kehidupan.

Meski begitu, narsis tetap dapat berakibat buruk bila orang tersebut terlalu asik dengan dirinya sendiri hingga melupakan perasaan orang lain. Sikap ini akan mengubah rasa percaya diri menjadi sifat egois dan merasa dirinya paling benar.

Mitos: Orang yang bersikap narsis memiliki emosi yang sama dengan orang pada umumnya

photo-1495427513693-3f40da04b3fd-8294df88e24acb73afa7dc5917e169af.jpgunsplash.com/nikko macaspac

Fakta: Nyatanya, semakin tinggi kenarsisan seseorang nggak berbanding lurus dengan rasa empatinya. Ia cenderung nggak memedulikan perasaan orang lain dibanding dirinya sendiri. Menurut seorang psikiater, Dr. Judith Orloff, orang yang memiliki sikap narsis memiliki masalah dalam besikap empati pada sesama sehingga cenderung lebih memperhatikan dirinya sendiri. Mereka bahkan dianggap nggak bisa memahami perasaan orang lain.

Mitos: Narsis merupakan sifat genetik yang muncul sejak lahir

photo-1484678980398-677e78b8407a-62c57f3c08d292e1099d3df9b7dcd028.jpgpopbela.com/Xavier Sotomayor

Fakta: Menurut penelitian pada tahun 2014, kepribadian dan lingkungan merupakan faktor munculnya sikap narsis pada diri seseorang. Anak yang nggak pernah merasakan kehangatan keluarga cenderung tumbuh tanpa bersikap narsis. Sebaliknya, anak yang dibesarkan oleh keluarga yang hangat dan saling mendukung satu sama lain akan membentuk sikap percaya diri dan cenderung lebih narsis.

Mitos: Orang yang terlalu narsis percaya bahwa dia lebih baik dari siapapun

photo-1501772418-b33899635bca-64a753ca7792c26a734cce2a42781d38.jpgunsplash.com/Abbie Bernet

Fakta: Bila melihat dari luar, tampaknya mereka bersikap terlalu percaya diri. Dibalik semua itu, mereka justru takut untuk ditolak dan diabaikan oleh lingkungan sekitarnya. Biasanya, Sikap yang ditunjukan bisa menjadi cara alami mereka untuk bertahan dan percaya diri karena telah merasa direndahkan secara fisik atau perasaan oleh orang lain. Maka dari itu, mereka cenderung membutuhkan waktu yang lama untuk dekat dengan orang lai

Mitos: Sikap narsis dapat dikurangi dan diperbaiki

photo-1468866576576-de8a9bf61f92-751fa2ac0b31623e57962cb3aa224e1f.jpgunsplash.com/Hailey Kean

Fakta:  Meski nggak gampang, nyatanya sikap narsis seseorang dapat diminimalisir. Menurut Makin, sikap ini bisa berkurang dengan cara belajar mendengarkan orang lain dan banyak mendekatkan diri pada orang lain. Ikut acara-acara sosial dan mengajukan diri sebagai volunteer bahkan bisa efektif mengurangi sikap narsis dan menumbuhkan kepribadian yang lebih empati pada orang lain.

Nah Bela, ternyata nggak selamanya narsis itu buruk kan selama nggak berlebihan?

 

BACA JUGA: Bukan Narsis, Tapi Ini 5 Efek Positif Saat Kamu Percaya Diri dengan Tubuhmu

IDN Channels

Latest from Inspiration